Nafsu birahi bagian dari Purusartha (kama). Banyak pendapat awam yang mengatakan, bahwa tidak sehat bila sperma tidak dikeluarkan. Namun, apakah benar pelaku Brahmacari mengalami masalah kesehatan?
Brahmacharya atau yang lebih dikenal juga sebagai Brahmacari, adalah salah satu cara untuk memurnikan pikiran, perkataan dan perbuatan. Namun, dalam arti khusus ini merupakan, perilaku selibat atau pengendalian hasrat seks mulai dari pikiran, perkataan serta perbuatan. Disini Kita akan membahas dampak kesehatan dari sisi spiritualnya, baik dan buruknya menahan sperma tersebut.
Brahmacari Bagian Dari Catur Asrama
Sebagai salah satu cara untuk pembentukkan karakter, atau membentuk sebuah karakter yang baik. Ini sudah menjadi keharusan bagi praktisi dalam kehidupan rohani. Disebutkan bahwa pengetahuan adalah kekuatan, tetapi kekuatan sebenarnya, terletak pada karakter. Sebagai wujud kekuatan, maka karakter akan lebih unggul daripada pengetahuan.
Dalam ajaran Hindu, hidup selibat diperkenalkan dalam Catur Asrama yang berarti, empat (catur), tahapan atau jenjang (asrama). Jadi Catur Asrama memiliki arti, sebagai empat jenjang kehidupan, yang harus dijalani untuk meraih moksa.
Empat jenjang tingkat tersebut adalah:
- Brahmacari Asrama
- Grahasta Asrama
- Wanaprasta Asrama
- Saniasa/Bhiksuka/Sanyasin
Sekarang yang kita bahas adalah mengenai Sukla Brahmacari. Bagaimana cara melakukanya sesuai dengan petunjuk Tantra sehingga, bisa dijalankan dengan sukses dan tanpa memiliki unsur terpaksa.
Brahmacari Sebagai Pondasi Mempelajari Ilmu Spiritual
Brahmachari adalah dasar dari Yoga. Ibarat sebuah rumah, bila dibangun di atas sebuah pondasi yang buruk, pasti akan cepat roboh, demikian juga bila seorang praktisi spiritual, sering merasa gagal dalam bermeditasi, maka bisa diketahui bahwa ia lemah dalam Brahmacari.
Brahmacari merupakan subjek yang paling penting, bagi mereka yang ingin mencapai kesuksesan dalam kehidupan material dan spiritual. Tanpanya seorang anak laki-laki atau perempuan tidak akan bisa sukses dengan mudah, baik dalam studi, olahraga, kegiatan duniawi, atau dalam latihan spiritual.
“Brahmacharya adalah cara berpantang dari kenikmatan seksual selamanya, dalam semua kondisi dan di semua tempat, baik secara fisik, mental atau verbal.”
-Rishi Yajnavalkya
Mengendalikan mental memang jauh lebih sulit dibandingkan menjaga fisik, namun melalui pengerahan tenaga yang tulus, seseorang bisa memantapkan Brahmacarinya dengan sempurna. Selalu berfikir untuk pertahankan cita-cita, maka tujuan akhir bisa segera terwujud. Tidak ada keraguan mengenainya.
Brahmacari juga merupakan teknik melepas semua hubungan dengan lima napas vital, pikiran, pemahaman, panca indra persepsi, dan panca indra tindakan. Karena itu, pelaku spiritual mampu untuk lepas dari semua persepsi yang diberikan oleh indra.
Brahmacari sangat sulit untuk dipraktekkan oleh orang awam. Hanya orang bijak yang telah memilih jalan ini, dengan pikiran yang luas dan tercerahkan, yang akan mampu membakar dosa-dosa dalam pikirannya, yang disebabkan oleh kualitas samsara.
Para Praktisi Sukla Brahmacari
Kata ‘Brahmacari’ digunakan dalam dua pengertian. Pertama, sebagai siswa Brahmachari, yang kemudian akan segera menikah dan menjadi kepala rumah tangga setelah berakhir masa studinya. Dia mulai berada di tahap pertama, dari empat tahap kehidupan yang dijelaskan dalam buku-buku hukum Hindu (Catur Asrama). Sedangkan jenis kedua Brahmacari, adalah perilaku selibat seumur hidup, yang disebut dengan Sukla Brahmacari atau Brahmacari Akhanda (tidak terputus).
Sukla atau Akhanda Brahmacari (Selibat), jenis yang terakhir ini sangat jarang orang yang mampu untuk melakukannya. Bermodalkan rambut gimbal, menutupi tubuh dengan abu serta hanya mengenakan cawat, tidak semerta-merta membuat seseorang akan menjadi Brahmacari sejati.
- Akhanda atau Sukla Brahmacari, merupakan orang yang tidak membiarkan setetes air mani, untuk terbuang sia-sia, minimal selama dua belas tahun.
- Orang menjalani laku Brahmacari, mampu memiliki visi mengenai Tuhan tanpa usaha. Dia akan mencapai tujuan hidup dan bersinar dengan kilau (kehidupannya menjadi indah).
Mengapa bisa begitu, karena energi mani yang tersimpan dari Akhanda / sukla Brahmacari, telah diubah menjadi Ojas Shakti atau energi spiritual, melalui proses yang disebut dengan sublimasi seks. Orang seperti itu mampu menghasilkan banyak pekerjaan mental dan sangat cerdas.
Mengenal Fungsi Sperma, Veerya (Energi)
Dewa adalah rasa dan rasa adalah Virya (Veerya), Cairan vital atau sperma. Pria yang mampu akan meraih kebahagiaan dan kedamaian abadi, dengan cara menjaganya. Brahmacari berarti mengendalikan keluarnya air mani, kekuatannya hanya bisa dirasakan, oleh orang yang mapan dalam praktek Brahmacari.
Karena kekuatan vital adalah zat yang paling berharga dalam tubuh fisik, maka harus dijaga dengan hati-hati. Bila dikeluarkan, berarti akan hilangnya energi fisik dan mental.
- Sperma keluar dari sumsum yang tersembunyi di tulang. Itu bisa ditemukan dalam keadaan halus di semua sel tubuh.
- Sperma merupakan esensi terakhir dari makanan, esensi dari esensi.
- Dikatakan bahwa setetes sperma dihasilkan dari empat puluh tetes darah. Sedangkan menurut Ayurveda, berasal dari delapan puluh tetes darah.
- Seperti halnya mentega susu yang diencerkan, setelah mentega diekstraksi, begitu pula sperma, dihasilkan setelah diencerkan dari limbahnya.
Semakin banyak sperma yang terbuang, maka semakin banyak pula kelemahan fisik dan mental dari pemiliknya.
Ojas Shakti atau kekuatan spiritual.
“Mengeluarkan Sperma membawa kematian; Melestarikannya akan memberi kehidupan.”
-Yoga Shastra
Ketika Sperma tidak dikeluarkan, maka ia akan diserap kembali oleh tubuh dan disimpan kembali di dalam otak, sebagai Ojas Shakti atau kekuatan spiritual.
- Energi sperma akan diubah menjadi energi spiritual. Ini disebut sebagai proses sublimasi seks.
- Ojas sakti dimanfaatkan sebagai bentuk Sadhana spiritual oleh para Yogi.
Kekuatan vital ini terkait erat dengan sistem saraf. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu menjaganya dengan hati-hati, bila seseorang ingin memiliki saraf yang kuat. Sperma adalah vitalitas nyata dalam diri manusia, yang merupakan harta terpendam dalam dirinya. Ini akan mampu memberikan cahaya ke wajah, kekuatan untuk kecerdasan dan kesehatan pada seluruh sistem tubuh.
Ini tidak hanya berlaku pada para laki-laki, perempuan juga akan mengalami kerugian besar, karena memiliki pikiran yang tidak suci dan menyerah pada nafsu. Energi dari saraf vital akan menghilang, begitu manusia mulai kehilangan Veerya di dalamnya.
- Hanya dengan melalui pencapaian perilaku yang baik, seseorang bisa hidup sampai usia tua dan selalu bahagia dan damai.
- Bahkan bila semua kemampuan yang lain akan kurang, perilaku baik saja akan memastikan umur panjang .
Ada beberapa kasus yang jarang terjadi, di mana ada orang yang mampu untuk mencapai umur panjang dan memiliki kekuatan intelektual yang tinggi, meskipun cara hidupnya bisa dikatakan sembrono dan tidak bermoral. Hal ini jelas karena karma masa lalu mereka, tentunya mereka akan lebih kuat dan cemerlang, dengan melalui latihan Brahmacari.
Delapan Larangan Brahmacari
Ada delapan larangan, yang harus dijalankan ketika dalam proses sukla Brahmacari. Dengan menghindarinya, melalui usaha yang tulus dan perhatian yang seksama. Maka dengan demikian akan berhasil dengan sempurna dalam praktiknya.
- Darshan, memandang lawan jenis dengan nafsu.
- Sparsha, keinginan untuk menyentuh, memeluk atau berada di dekat lawan jenis.
- Keertan, memuji kecantikan/ ketampanan kepada teman-teman Anda.
- Keli, olahraga yang menaikkan libido terhadap lawan jenis.
- Guhya Bhaashan, berbicara secara sembunyi-sembunyi dengan lawan jenis.
- Sankalpa, pikiran nafsu terhadap lawan jenis.
- Adhyavasaaya, keinginan kuat untuk pengetahuan anatomi tubuh.
- Kriya Nivritti, jatuh dalam kenikmatan seksual.
Seorang Brahmacari sejati, yang berusaha mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, dan yang terlibat dalam praktik spiritual, harus menghindari larangan ini dengan serius. Pelanggaran salah satu dari larangan tersebut akan mengakhiri usaha Brahmacari, poin ini harus diingat dengan baik.
Dalam konsep kehidupan material, setiap orang adalah pelayan indra, yang berarti setiap tindakan orang berasal dari dikte indra. Daripada terus menjadi pelayan indra, bukankah seharusnya menjadi penguasa indra, seperti seorang kusir yang dengan leluasa menarik kekang kuda, untuk menentukan arahnya.
Jadi, bagaimana seseorang mampu untuk mengendalikan Indra yang sangat kuat?, metode sederhana yang banyak digunakan oleh kebanyakan orang adalah, dengan melibatkan pikiran dalam bentuk Japa Mantra (pengulangan nama Tuhan) di bawah bimbingan seorang guru, yang sudah mampu untuk mencapai kesadaran penuh. Ketika seseorang mengarahkan indra-indra tersebut dalam melayani Tuhan, maka secara otomatis juga akan terkendali.
Pentingnya Menjalankan Brahmacari
Bila ingin maju, dari kondisi seperti hewan yang berwujud manusia, dimana tujuan hidupnya, hanya untuk makanan dan berkembang biak. Agar bisa mencapai ke tingkat yang lebih tinggi, maka untuk para pria saatnya mengurangi pengeluaran spermanya dan bagi wanita dengan tetap menjaga cairan vaginanya.
Kebutuhan diri, agar mampu melaksanakan selibat, adalah sama pada kedua jenis kelamin ini. Ada banyak alasan bagus untuk melakukan Brahmacari, Tapi kita akan membahas beberapa saja. Selain itu, karena sebagian besar sadhana melibatkan ketertarikan makhluk halus kepada praktisi, maka seks dikontraindikasikan dalam sadhana.
Akhir Kata Mengenai Brahmacari
Meskipun kodrat manusia diciptakan untuk berkembang biak, hidup berpasang-pasangan agar mampu untuk tetap meneruskan generasinya. Tidak menikah dan menjadi seorang Brahmacari, masih menjadi sebuah perdebatan karena berhubungan dengan melestarikan keturunan.
“Untuk mencapai tujuan itu, massa sel yang menyusun manusia hanya memiliki dua solusi. Menjadi abadi, atau bereproduksi. Jika habitatnya tidak cukup mendukung, sel akan memilih keabadian. Di sisi lain, jika habitatnya menguntungkan, mereka akan memilih untuk bereproduksi. “
Professor Norman-Lucy 2014