Ini merupakan ritual yang sangat rahasia, yang hanya diturunkan antara Guru dan Murid. Meskipun sadhana yang tergolong menakutkan dan beresiko tinggi, juga memberikan hasil maksimal, tentunya dalam kemajuan spiritual.
Shava Sadhana adalah, latihan spiritual yang berasal dari kitab Tantra Vamachara, dimana Praktisi akan duduk bermeditasi, di atas tubuh orang yang sudah mati. Shava sendiri, memiliki arti Mayat dan Shava Sadhana, bisa dianggap sebagai puncak dari filosofi Tantra, ini merupakan salah satu ritual tantra yang paling penting, sulit dan juga sangat rahasia.
Shava sadhana memiliki aturan-aturan sangat ketat, yang harus ditaati dalam menjalankan ritualnya, mulai dari pemilihan jenazah yang sesuai dan juga kalimat mantra rahasia yang harus digunakan. Meskipun dianggap mampu memberikan hasil yang instan, namun apabila ritual tersebut dilakukan dengan cara tidak benar, maka bisa menyebabkan konsekuensi yang cukup menghancurkan. Bahkan dengan kesalahan kecil saja dalam ritual ini, bisa menyebabkan kematian atau kegilaan bagi praktisinya.
Jaman sekarang, sangat sedikit ahli tantra yang mengetahui dengan benar, tata cara prosedur shava sadhana, yang hanya bisa diturunkan dari guru ke murid ini. Hal ini tentu saja menimbulkan banyak dugaan dan kesalahpahaman, yang berakibat pada prosedur yang salah, dan tidak benar, atau bahkan dalam rekaman video, yang mungkin sama sekali jauh dari ritual aslinya, itulah sebabnya sadhana jenis ini dirahasiakan dan tidak boleh difilmkan.
Selain itu, melalui ritual Shava Sadhana, praktisi akan menjelajahi situasi, yang membuat semua orang tercekam ketakutan, yaitu menghadapi kematian itu sendiri. Sedangkan ritual yang dilakukan, dengan menggunakan mayat manusia, tetap dianggap sebagai simbol sangat tidak murni (kotor), dan tabu bahkan orang yang melakukan, bisa di tuduh sedang melakukan praktek ilmu hitam.
Tujuan Shava Sadhana
Tujuan utama dari ritual ini adalah, untuk mempertemukan dewi Kundalini dengan Dewa Siwa. Ini adalah proses alkimia, yang mengubah energi kasar menjadi energi halus. Dari sudut pandang yoga atau tantra, ini memiliki arti, pelepasan dari dunia fisik dan kemudian menyatu dengan yang mutlak, mengarah pada pembebasan dari Samsara (siklus kelahiran, kematian dan reinkarnasi), dan menghapuskan dualitas maya dalam satu kesatuan kosmik.
Meskipun kesuksesan dalam menjalankan ritual Shava Sadhana, diyakini mampu untuk memberikan jenis siddhi dan kekuatan supranatural tertinggi, kepada praktisi yang menjalankannya dengan cepat, namun tujuan utamanya, telah disalahpahami oleh kebanyakan orang.
Memang benar, bahwa Siddhi yang paling kuat, bisa diperoleh dengan cara mempraktikkan Shava Sadhana, tujuan utamanya adalah, untuk membangkitkan dan membangunkan Kundalini Shakti yang tertidur di Muladhara chakra, atau akar chakra, dan membuatnya untuk menembus Cakra Mahkota, atau Sahasrara, yang terletak di kepala. Dengan menembus Cakra Mahkota, Kundalini Shakti dari praktisi, akan menyatu dengan Energi Kosmik atau Para Brahman.
Penyatuan Jiwa (Atma) dengan Paramatma (Tuhan), adalah tujuan utama Shava Sadhana sendiri, sedangkan pelaksanaannya hanya boleh dilakukan, di bawah bimbingan seorang Guru yang ahli. Bila tidak dilakukan di bawah perlindungan seorang Guru, Shava Sadhana bisa mengambil nyawa praktisi, atau mengubahnya menjadi gila karena ketakutan.
Shava atau mayat di mana Shava Sadhana, akan dijalankan haruslah tubuh orang yang baru saja mati, yang belum mulai membusuk, dalam keadaan utuh, yang berarti bahwa tubuh tidak boleh dirusak atau dimutilasi, bahkan bila sebagian kecil tubuh hilang atau rusak, maka ritual tidak bisa dilakukan dengan menggunakan tubuh itu.
Prosedur Pelaksanaan Shava Sadhana
Dalam berbagai teks tantra (Nilatantra, Kaulavalinirnaya, KulaChudamani dan lainnya), memang dijelaskan aturan dan prosedur untuk mencapainya, namun kembali mengenai jenis mantra, dan banyaknya rangkaian prosedur yang harus dijalankan, tetap membuatnya menjadi rahasia dan hanya guru, yang bisa menyampaikan prosesnya kepada muridnya.
Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum ritual dimulai :
- Waktu, Shava Sadhana dilakukan pada malam hari selama Amavasya (bulan baru)
- Kuburan, hutan, tempat suci atau di tempat terpencil.
- Shava atau mayat, haruslah tubuh orang yang baru mati maksimal 3 hari, yang belum mulai membusuk. Dalam keadaan utuh yang berarti bahwa tubuh tidak boleh dirusak atau dimutilasi, bahkan jika sebagian kecil tubuh hilang atau rusak, maka ritual tidak dapat dilakukan pada tubuh itu.
- Yantra, yang berfungsi untuk melindungi praktisi.
- Benang hitam untuk membuat lingkaran kilana, yang berfungsi untuk melindungi praktisi dari ancaman roh-roh halus yang berusaha mengganggu.
- Daging mentah dan Anggur untuk dipersembahkan.
- Mantra khusus.
- Horoscope, ketepatan tanggal lahir dari praktisi.
Proses Ritualnya:
Sebelum melakukan ritual shava sadhana, guru akan membuat kilana atau lingkaran perlindungan dan memberikan Yantra untuk menjaga praktisi dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sang guru akan duduk sekitar 100 meter dari posisi ritual untuk melindungi praktisi dengan mantra.
Praktisi harus duduk di atas mayat dalam posisis yoga Virasana dengan kondisi telanjang dan kemudian mulai melafalkan Mantra khusus. Praktisi akan mulai mendengar suara Akashwani atau Suara Ilahi dari Langit, yang memintanya untuk membuat keinginan meminta Siddhi atau kekuatan supranatural dari Alam Semesta. Namun, praktisi tidak boleh menghentikan Pengucapan Mantra dan tetap teguh mengingat tujuannya.
Selang beberapa waktu, mayat yang diduduki akan menjadi hidup dan mulai bergerak dan menyerang praktisi, ini adalah ujian terakhir bagi praktisi dan bila dia merasa ketakutan serta menghentikan proses ritual, kemungkinan besar dia akan mati atau berubah menjadi orang gila. Di sini sangat penting bagi praktisi shava sadhana untuk mengingat bahwa dia sudah berhasil dan kekuatan mantra, yang diucapkannya telah membuat mayat tersebut menjadi hidup. Bila dia tetap teguh dan terus melantunkan Mantra khusus, maka dia akan berhasil mendapatkan kekuatan supranatural yang paling kuat.
Akhir Kata Tentang Ritual Shava Sadhana
Prosedur Shava sadhana yang tepat, termasuk Mantra, Yantra Pelindung dan Lingkaran kilana, yang melindungi praktisi tidak bisa dipublikasikan karena alasan yang jelas. Bila praktisi berhasil dalam sadhana, maka jenazah terbangun dan memberkati Praktisi dengan mengatakan bahwa dia telah berhasil, dan sekarang tidak perlu lagi merepotkan mayat dan arwahnya. Saat itu, roh-roh di sekitarnya yang berada di luar lingkaran menjadi takut dan mulai menghormatinya, bahkan ketika dia keluar dari lingkaran perlindungan sekalipun.