Menghabiskan waktu bertahun-tahun, demi menyempurnakan pengetahuan saya mengenai Tantra dan disiplin lanjutannya. Menyaring pengalaman dan memahami semua inti dari pelajaran kepribadian yang diterima.
Kepribadian adalah ilmu yang diajarkan oleh Tantra. Sama seperti halnya Ayurveda, yang dimanfaatkan oleh orang bijak kuno, sebagai cara yang benar-benar holistik untuk menjaga tubuh fisik, sedangkan dengan memanfaatkan petunjuk dari ajaran Yoga Ashtanga, mampu untuk mengoptimalkan sifat spiritual seseorang, Tantra adalah mental sains, meta-psikologi, metode untuk mampu memahami, menjelajahi pikiran dan mengembangkan jangkauan persepsi seseorang.
Seperti istilah “Bhinneka Tunggal Ika” Dikatakan bahwa, berbeda-beda namun tetap satu tanpa membedakan, merupakan satu-satunya realitas yang absolut, dan kosmos hanya memiliki realitas relatif karena tidak permanen dan tidak berubah. Alam semesta memiliki semua kualitas serta atribut yang mungkin, sedangkan makhluk hidup memiliki sejumlah kualitas dan atribut yang terbatas.
Kepribadian adalah identifikasi diri, dari wujud ego yang penuh dengan seperangkat atribut. Semua makhluk hidup memiliki ego, dan oleh karena itu semua makhluk memiliki kepribadian. Kosmos sendiri memiliki kepribadian tertinggi, ekspresi tertinggi dari totalitas keberadaan yang terwujud: yaitu Adishakti, atau Adya.
Dengan menyatakan bahwa manusia, hewan, pohon, dan bunga memiliki individualitas dan keistimewaan, akan dirasa kurang tepat dan menimbulkan sejumlah kontroversi, menegaskan bahkan ada makhluk yang tidak berwujud atau yang diwujudkan namun kurang individual, juga memiliki kepribadian.
Masalah timbulnya penyakit adalah contoh yang nyata. Penyakit adalah makhluk dengan tujuan sebagai parasit. Beberapa memiliki tubuh kolektif, seperti cacing, bakteri atau virus, seperti halnya lebah dan semut akan menunjukkan tanda-tanda kesadaran kolektif. Penyakit lain, yang tidak memiliki bentuk tubuhnya sendiri, mereka muncul dalam sistem organ beberapa hewan atau tumbuhan, karena adanya malfungsi metabolisme.
Ketika kepribadian dari makhluk pengganggu, dianggap berbeda secara signifikan oleh kecanggihan organisasi dari inangnya, kemungkinan akan terjadi konflik yang menimbulkan penyakit fisik, yang kemudian diserang oleh ego, sehingga penyakit tersebut tidak akan cukup kuat, untuk berkembang biak mengambil kendali dari semua fungsi fisiologis penting.
Sedangkan hal ini akan berbeda ketika roh manusia yang sudah mati, mencoba memasuki tubuh manusia lain yang masih bernafas, ia akan merasa betah dan roh yang dianggap sebagai penyakit tersebut, akan menampilkan gejala-gejala mental yang dominan, seperti nilai-nilai yang berubah dan pola-pola kebiasaan.
Apapun penyusupnya, obatnya adalah dengan mengusir alien tersebut dan mengembalikan kepribadian normal. Kekebalan individu ada pada tingkat fisik dalam sel darah putih dan kekebalan tubuh, sedangkan pada tingkat mental, disebut sebagai tingkat integrasi kepribadian; penyebab kekebalan mental adalah kekuatan ego untuk mengidentifikasi diri, dengan tubuh dan pikiran.
Ketika Kata “ego” digunakan di sini, maksudnya bukan seperti dalam pengertian Freudian tetapi sebagai indikator dari kekuatan identitas dari individu, sebagai wujud organisme. Semakin kuat identifikasi diri, semakin besar pula kekebalan, untuk mampu menyerang kepribadian lain, berusaha untuk merebut beberapa wilayah yang sudah didominasi oleh ego.
Setiap sel tak henti-hentinya selalu diingatkan oleh ego, bahwa ia adalah bagian dari organismenya. Ketika organisme ini mati, maka sel-sel ini akan bebas tanpa adanya cengkeraman dari ego, dan segera memisahkan diri. Bila sebuah sel mulai memberontak melawan dominasi ego, berusaha berkembang biak untuk menjadi kepribadian baru, hasilnya adalah kanker. Jadilah pemangsa eksternal atau internal, penyakit yang berusaha untuk menyerang kepribadian diri.
Menurut Tantra, setiap orang yang sakit ditakdirkan untuk hidup, dengan kepribadian yang terbatas. Hanya mereka-mereka yang melampaui ruang, waktu dan sebab-akibat untuk mampu menjadi kepribadian abadi, yang bisa dikatakan benar-benar selaras dengan alam semesta, dan karenanya benar-benar dianggap sehat.
Kesehatan itu sendiri bisa diperoleh, baik melalui keseimbangan internal maupun dari keselarasan dengan lingkungan. Oleh karena itu, dalam salah satu bidang penelitian Tantra yang signifikan, selalu menjadi metode untuk memperpanjang hidup seseorang. Di satu sisi, tahun-tahun tambahan untuk bertahan hidup sangat penting, terutama bagi mereka yang sudah menunjukkan tingkat keberhasilan, dalam pencapaian spiritual.
Ayurveda juga ilmu yang berkaitan dengan umur panjang, tetapi pendapatannya adalah dengan memperkuat kepribadian dari bawaan individu sendiri. Yoga sendiri mengakui ketidakkekalan esensial dari kepribadian manusia, berusaha untuk menghapus sepenuhnya, agar memungkinkan seseorang untuk kembali langsung ke Yang Mutlak yang tidak terbatas. Sedangkan Tantra bertujuan untuk menggantikan, dari kepribadian yang terbatas, dengan kepribadian yang tidak terbatas dan berubah menjadi permanen.
Seseorang yang sedang mempelajari Tantra, mungkin bisa gagal untuk menjadi abadi, tetapi tetap mungkin dalam perjalanan praktik Tantranya, mampu mengumpulkan energi yang cukup (Shakti) memberikan kekuatan luar biasa, yang dikenal dengan Siddhi. Bila digunakan dengan bijak, Siddhis akan mampu digunakan untuk mempercepat evolusi spiritual seseorang. Apabila dikomersialkan, Siddhis akan mengikat lebih kuat ke salah satu roda sebab dan akibat (karma).