Seperti yang sudah pernah penulis singgung di tulisan sebelumnya, bahwa Panchamakara merupakan salah satu cara tercepat menuju realisasi diri. Namun tanpa bimbingan guru yang kompeten, hanya akan menimbulkan bahaya bagi praktisinya. Bagaimana bisa begitu?
Panchamakara, juga dikenal sebagai lima M dan didalam ritual sadhana ini, lima elemen tersebut akan dimurnikan dan diberi energi oleh mantra, supaya bersama-sama untuk mengidentifikasi dengan keilahiannya sendiri, dengan begitu maka pelaku spiritual mampu untuk mengembangkan hubungan ilahi dengan kosmik Shakti.
Selain itu, barangsiapa yang mampu memecahkan kerja lima elemen dianggap mampu untuk mengontrol alam melalui kesiddian.
Kelima M tersebut adalah :
Madya (anggur), Mamsa (daging), Matsya (ikan), Mudra (biji-bijian kering), dan Maithuna (persatuan), dijelaskan sebagai berikut:
- Madya atau anggur, ini mewakili nektar ilahi yang disebut Amrita. Mengubah elemen Api.
- Mamsa atau daging, ini mewakili kemampuan mengontrol suara atau Kesunyian. Mengubah elemen Udara.
- Matsya atau ikan, ini mewakili Nadi Ida dan Pingala yang dikendalikan melalui praktik Pranayama. Mengubah elemen Air.
- Mudra atau biji-bijian kering, ini mewakili pendamping spiritual tetapi juga sebagai teknik postur tegak. Mengubah elemen Bumi.
- Maithuna atau penyatuan, adalah proses penyatuan antara Dewi Kundalini dengan Dewa Siwa. Mengubah elemen Eter.
Dalam proses Panchamakara Sadhana, sifat-sifat halus dari setiap elemen, diketahui dan diikuti dengan kebangkitan Kundalini sebagai hasil akhir. Di sini praktisi spiritual akan meraih pengetahuan sempurna, memahami dunia mikrokosmik, dan secara internal juga akan mampu untuk menggunakan serta mengendalikan sifat-sifat dari setiap elemen.
Ketika Kundalini mampu untuk bergerak naik mencapai Visarga Bindu, maka praktisi juga akan diberkati oleh nektar ilahi, berupa keabadian.
Seperti Di Permukaan, Begitu Juga Di Bawah
Dunia makroskopik hanyalah realitas terbatas, tergantung pada tingkat dimana tubuh atau diri berada, pemahaman yang lengkap mengenai tingkat mikrokosmik, memberikan juga pemahaman tentang semua dunia yang ada, pada tingkat yang halus, tingkat yang memiliki representasi yang sama dalam ruang makrokosmos.
Setelah pendakian ke Visarga Bindu, Kundalini akan segera beranjak turun, sekali lagi untuk mengunjungi semua dunia halus ini. Setelah kembali pulang ke tempat tinggal semula Kundalini, yaitu di Chakra Muladhara, praktisi spiritual sekarang mampu, untuk memahami dunia dengan kesadaran barunya, serta mampu untuk mengidentifikasi dengan Tuhan semakin dekat, dan sudah dianggap mendekati kesempurnaan.
Menyatukan Diri Dengan Tuhan
Supaya ritual Panchamakara ini berhasil, pasangan yang berusaha menjalankannya harus terlebih dahulu, untuk menyempurnakan Shiva Lata Mudra, yaitu sebuah praktik di mana semua hasrat seksual harus dihilangkan. Laki-laki harus mulai mengidentifikasi diri sepenuhnya sebagai Dewa Siwa dan perempuan sebagai Dewi Sakti, sikap ini harus dipertahankan selama tiga jam, pada kurun satu waktu untuk memastikan keberhasilannya.
Tantra mengajarkan ide kesuksesan dalam proses ini, dalam kalimat “Shivo bhutva shivam yajet” yang artinya dengan menjadi Dewa Siwa, maka kamu akan mampu untuk memuja Dewa Siwa dengan sempurna.
Ketika proses pengidentifikasian diri dengan para dewa ini selesai, maka mengkonsumsi ikan, daging, biji-bijian, anggur dan perilaku seksual tidak lagi merupakan tindakan indulgensi, melainkan hanya akan menjadi sakramen, karena para Dewa itu sendiri, yang akan mengambil bagian secara langsung.
Bagi mereka yang hanya ingin sekedar tahu, dilarang untuk mencoba-coba praktek Tantra, namun, faktanya beberapa guru yang kurang kompeten, malah mendorong pengikut mereka yang setengah matang untuk menjalankan ritual tersebut. Aktivitas delusi diri semacam itu, memperkuat kristalisasi kepribadian dan hanya akan mencegah kemajuan spiritualnya sendiri.
Tidak Ada Kesuksesan Tanpa Pengorbanan
Wujud ritual dalam ajaran Tantra adalah ritual pengorbanan. Meskipun tumbuh-tumbuhan, mineral, dan hewan banyak digunakan sebagai persembahan, mereka hanyalah sekunder dari persembahan sejati, yaitu pengorbanan individu sendiri ke dalam api pengorbanan.
Dalam proses ritual Panchamakara, perempuan diibaratkan sebagai api, di mana laki-laki akan mempersembahkan sperma mereka, ini sama seperti proses menjernihkan mentega sebagai persembahkan dalam pemujaan api ortodoks.
Hubungan seks yang biasa dilakukan, bukanlah wujud pengorbanan. Ketika dua orang berkumpul untuk bersanggama, mereka biasanya mencari kepuasan untuk diri mereka sendiri, yaitu sebagai pemuas nafsu mereka. Mungkin secara tidak langsung, mereka akan berusaha untuk memuaskan pasangannya. Sedangkan seks dalam ritual Tantra menjadi mungkin, hanya ketika seseorang telah sepenuhnya menghapus kepribadiannya sendiri, dan menawarkan diri untuk kepuasan Dewa, alam semesta yang berinkarnasi.
Kerahasiaan Teknik Panchamakara Bagi Pemula
Inilah salah satu penyebab mengapa ritual Tantra, akan selalu menjadi rahasia yang harus dijaga ketat. Bahayanya adalah pengetahuan yang disalahgunakan atau dipelajari hanya setengah-setengah hanya untuk memuaskan keingintahuan saja, selanjutnya jatuh ke tangan orang yang tidak layak, ini menjadi alasan Tantra untuk membatasi penyebarannya.
Praktisi spiritual, seharusnya tidak pernah berusaha untuk mempraktekkan Tantra klasik, tanpa panduan seorang guru, karena tidak ada catatan Tantra yang memberikan rincian, yang benar-benar akurat dari ritual apapun. Setiap catatan ritual dalam Tantra akan menghilangkan langkah penting, atau menyertakan informasi palsu, dan ini hanya dipahami oleh seorang guru kompeten, yang diturunkan dari guru ke murid dari generasi ke generasi, bukan dari referensi ensiklopedia.
Bahkan bila Tantra murni, berada di luar jangkauan kebanyakan orang, Namun, Tantra memiliki banyak hal lain untuk dicoba. Untuk mempertimbangkan beberapa topik yang sudah dipertimbangkan, seperti mempelajari konsep Tantra mengenai memahami kepribadian dan ego.
Kesimpulan Mengenai Panchamakara
Konsep konstitusi individu tidak hanya dalam pengertian Ayurveda tentang Vata, Pitta, dan Kapha, tetapi juga konstitusi mental Sattva (Divya), Rajas (Vira), dan Tamas (Pashu akan menunjukkan bahwa mental seseorang bisa dikategorikan menurut jenisnya.
Dengan pendekatan ini, akan memudahkan untuk menjalankan langkah spiritual Tantra sesuai dengan temperamen pribadi individu, karena itu akan memberikan dampak kepastian kesuksesannya. Persiapan herbal dan mineral Tantra adalah bagian dari Ayurveda dan bisa dievaluasi kemanjurannya, Seluruh fisiologi suara dan cahaya mampu berevolusi dengan perhatian dari Mantra dan visualisasi.