Setiap orang memiliki jalan spiritual yang berbeda-beda, umur tidak bisa menentukan dalamnya pengetahuan, menurut beberapa ahli spiritual, hal ini karena dipengaruhi oleh karma masa lalunya.
Jalan spiritual, berbeda dengan pengetahuan material, yang mampu memberikan hasil pasti dan terukur. Pengetahuan spiritual akan memberikan hasil akhir yang beragam, atau yang disebut dengan kemungkinan-kemungkinan, contohnya, Dalam ilmu material 1+1= 2. Sedangkan dalam ilmu Spiritual 1+1=3, 4, 5 dan seterusnya atau bahkan bisa juga menjadi =0 (hal ini dianggap sebagai faktor kegagalan). Langkah yang pernah diambil juga menyebabkan setiap orang menjalani laku spiritual, mengalami perbedaan dalam memperoleh hasil.
Tulisan ini didedikasikan untuk beliau yang merupakan sumber kehidupan energi kosmik dinamis, meliputi seluruh alam semesta. Sumber dari sukacita, keilahian, dan kemurahan hati tertinggi,
Kegelapan adalah bentuk ketidaktahuan. Pengetahuan adalah cahaya, barang siapa yang mengikuti jalan pengetahuan, maka dia mampu melampaui ketidaktahuan, berkat Api Pengetahuan yang menyala dari api spiritual, yang berada dalam perutnya. Bentuk kematian adalah realitas tertinggi, yang akan merenggut semua makhluk hidup dari delapan jerat kehidupan yaitu: nafsu, kemarahan, keserakahan, delusi, iri hati, malu, jijik dan ketakutan.
Mereka akan tersadar oleh kesia-siaan dalam kehidupan yang terbatas, setelah mengetahui bahwa seluruh dunia, sudah berada di dalam dirinya sendiri, meskipun dia tidak berada di dalam dunia. Jalan spiritualnya telah membangkitkan kekuatan Kundalini, yang selama ini tersimpan dalam tubuhnya, dengan mengambil bentuk dewi yang sedang menari, beliau adalah ibu Sakti . Mereka kebingungan memikirkan bahwa keberadaan Tuhan sudah berada di dalam dirinya, bukan di luar dirinya, bahkan tidak mampu untuk melihat, dengan mata fisiknya, melainkan harus dengan indera persepsi.
Api dari Pengetahuan, adalah yang memelihara kehidupan, api yang abadi, Ego Tertinggi, Tuhan yang bersifat keibuan, menciptakan keseluruhan Maya (alam semesta) dan terima kasih, hanya untuk rahmat-Nya untuk menjadi abadi.
Langkah Spiritual Tanpa Guru
Meskipun kelahiran manusia dipengaruhi oleh karmanya, kemampuan spiritualnya juga berkembang sesuai dengan apa yang pernah dipelajari di kehidupan terdahulu. Kebenaran akan selalu terungkap meskipun ditutupi oleh kebohongan, jadi tidak aneh bila ada seseorang yang hanya belajar sedikit spiritual, selanjutnya dia akan maju dengan pesat dengan sendirinya. sedangkan seseorang yang lahir di keluarga spiritual malah sebaliknya.
Guru spiritual kompeten di jaman Kali Yuga ini, memang tidak banyak ditemukan. banyak yang mengaku mengikuti Jalan spiritual, namun kelakuan bertolak belakang. Untunglah, guru spiritual memiliki keabadian sehingga meskipun seseorang sudah menjalani kehidupan berulang kali (reinkarnasi) masih bisa menemukan beliau. Mungkin mereka sudah tidak memiliki bentuk fisik, namun mereka akan selalu membimbing muridnya sampai selesai.
- Seekor katak akan berusaha, untuk menarik nafas yang dalam, agar mampu bersaing dengan badan kerbau yang terlihat gagah, namun sayang dia hanyalah seekor katak atau dia hanya akan menyakiti dirinya sendiri. kita mungkin mampu untuk meniru orang lain, namun kualitas akan kembali menentukan.
- Manusia yang mencari jalan spiritual, tanpa bimbingan guru yang kompeten, tampak seperti orang dalam kisah tiga orang buta, yang ingin melihat gajah, mereka hanya akan mempersoalkan bentuk gajah, sesuai dengan apa yang sudah mereka raba, meskipun ada kebenaran dalam keyakinan mereka bertiga, namun masih belum bisa dianggap lengkap, tanpa menyatukan ketiga persepsi mereka.
- Dalam kisah orang buta yang membawa lampion, mengajarkan kita bahwa, meskipun sudah berbekal lampion, maka tidak ada orang lain, yang akan menabraknya dalam gelapnya malam, namun pada akhirnya seseorang akan menabraknya juga, karena api dalam lampion-nya sudah padam tanpa disadarinya. Disini kita belajar, orang yang sibuk untuk mencerahkan orang lain, cenderung lupa bahwa cahaya yang dibawanya sudah padam.
Cerita -cerita tersebut diatas, tentunya sangat menginspirasi penulis, karena sekarang orang lebih cenderung minta dijelaskan kenapa begini dan begitu tanpa mempelajari sendiri masalah yang terjadi. Jalan spiritual adalah ilmu yang harus alami sendiri oleh orang yang mempelajarinya, tidak bisa diserahkan kepada orang lain, meskipun hasilnya bisa dinikmati banyak orang.
Proses mendapatkan ilmu itulah yang akan membekas dalam ingatan kita, bukan rasa buah yang akan dicicipi. Dalam kepercayaan akan reinkarnasi, proses mendapatkan pengetahuan ini akan terus berulang dalam kehidupan selanjutnya, sampai kita mampu mempelajarinya dan melanjutkan ke langkah berikutnya.