Ini adalah cerita hantu dari pengalaman penulis sendiri, melihat penampakan, mulai dari hantu keluarga sampai penjaga rumah, ini membuat tergelitik untuk terus mempelajari keberadaan mereka.
Cerita hantu, begitulah lebih baik penulis menyebutnya. Kita semua yang hidup juga termasuk hantu, yang membedakan adalah, bahwa kita masih memiliki tubuh fisik, untuk mampu berkelana di dunia ini, serta mampu memanfaatkan kekuatan spiritual dan fisik, untuk sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan masa kini serta masa depan.
Tidak terlalu sulit untuk memahami cerita tentang hantu, atau arwah orang yang baru saja meninggal, disebut sebagai hantu. Kebanyakan dari mereka masih terikat terhadap dunia ini, karena masih belum bisa menerima, memahami atas kematian mereka sendiri. Cerita-nya setelah mereka meninggalkan dunia ini untuk kembali disucikan, kita mulai menyebutnya sebagai roh. Pada titik ini, mereka akan dengan mudah kembali ke bumi untuk melanjutkan siklus reinkarnasi atau bahkan menjadi dewa.
Manusia Dan Saudara Empat
Manusia yang masih hidup memiliki jiwa dan roh yang saling mengikat, menyebabkan arwah tetap kembali ke tubuh kasarnya (tidur, pingsan, kerasukan); namun, setelah meninggal, Jiwa akan tertinggal dan dikubur bersama jenazahnya, sedangkan roh pengikatnya akan pergi, meleburkan dirinya ke alam semesta kembali menjadi energi.
Dalam pelajaran Keseimbangan Alam Semesta (Yin-Yang), kita mengenal ada empat jiwa yang menyertai manusia selama hidupnya, Cerita-nya para roh ini dikenal sebagai saudara empat :
- Jiwa Kecil, adalah teman pertama, ketika manusia masih berada didalam kandungan.
- Jiwa Manusia adalah roh pikiran manusia itu sendiri, yang nantinya akan membawa semua ingatan, serta karma atas perbuatan selama hidup.
- Jiwa Dewa adalah menentukan kita untuk selalu berbuat baik, berada di dalam tubuh halus, namun juga bisa mendapatkan bantuan kekuatan spiritual darinya.
- Jiwa Bhuta adalah menentukan kita berbuat tidak baik, berada di lapisan tubuh luar (fisik) manusia yang mudah dipengaruhi keduniawian, namun kita juga bisa mendapatkan kekuatan darinya.
Selain itu, Jiwa juga memiliki tujuan, agar mayat yang baru saja meninggal, segera berubah menjadi hantu, memiliki ingatan yang hanya terbatas selama 40 hari, selanjutnya akan lupa siapa dirinya, kecuali mereka meninggal dengan menyisakan dendam yang masih mengikatnya dengan dunia ini. Roh adalah aktif dan Jiwa adalah pasif.
Menurut cerita, hantu mampu untuk mengubah jenis kelaminya dengan sesuka hati, karena ia tidak berwujud dan mampu untuk membuat kehadirannya, diketahui orang lain dengan berbagai cara. Tetapi pada kenyataannya, banyak yang bisa dilakukan oleh manusia yang hidup, untuk menghindari pertemuannya dengan hantu yang tersesat. Konon hantu memang tidak bisa melukai manusia secara fisik, tetapi hanya dengan melihatnya terlalu sering, menyebabkan orang tersebut menjadi gila karena teror.
Sebagai contoh, coba pembaca memandang cermin, dan melihat diri sendiri berada disana, lambat laun dengan berubahnya pikiran, maka refleksi bayangan tubuh juga akan ikut berubah, semakin menjadi seram. Hal ini disebabkan karena, hantu juga sering merefleksikan apa yang ingin kita lihat, yang akhirnya memberikan pengaruh untuk mengikutinya.
Memahami Fenomena Kematian
Meskipun kebanyakan orang percaya pada kehidupan setelah kematian, namun beberapa juga berpendapat lain, bahwa tidak ada yang namanya hantu, itu hanya sebuah cerita tahayul, karena roh manusia yang meninggal, sudah langsung diambil sang pencipta. Hanya mereka yang sudah pernah melihatnya, atau mampu merasakan kehadiran hantu, yang lebih tahu. Meskipun keberadaannya tidak bisa dijelaskan dengan mudah, mereka memang ada.
Cerita mengenai hantu gentayangan sering dijumpai, di lokasi-lokasi yang sering terjadinya kecelakaan, namun bisa juga di lokasi pembunuhan atau menjadi korban kekerasan lainnya. Mereka adalah jiwa-pikiran yang kebingungan, mengembara, tanpa tubuh, serta tidak bisa menemukan jalan ke tempat berkumpulnya para jiwa yang sudah meninggal (kuburan). Karena secara karma, mereka belum saatnya untuk mati, hanya tubuh fisiknya, dianggap tidak mampu lagi mengikat rohnya.
Ada dua faktor karma, yang menyebabkan hantu bergentayangan:
- Mati karena unsur bunuh diri atau faktor kematian yang disebabkan oleh diri sendiri dengan sengaja (Ngulah pati).
- Mati karena unsur dari luar kehendak diri sendiri, yang menyebabkan kematian (Salah pati).
Menjadi hantu, dikarenakan penyakit (salah pati), akan menjadi hantu gentayangan, bila tidak ada proses ritual, untuk menjemput jiwanya serta mengirimkannya ke kuburan.
Cerita Ritual Membuka Gerbang Hantu
Banyak hantu yang dihukum, karena sering ikut campur dalam urusan manusia, hantu yang sudah berada di kuburan, tidak diizinkan untuk memasuki dunia manusia sendirian, tetapi mereka bisa datang, kapanpun itu bila diundang oleh manusia.
Hantu yang masih belum memasuki proses penghakiman, adalah yang paling sering muncul dalam ritual pemanggilan arwah. Hantu-hantu ini akan datang untuk menjawab panggilan, dari orang-orang yang memanfaatkan, ritual papan pemanggilan sejenis Ouija. Namun, karena mereka tidak memiliki kekuatan spiritual yang nyata, hantu-hantu yang sedang bosan ini, hanya akan menimbulkan masalah baru, bagi mereka yang iseng untuk memanggilnya.
Seorang penyihir, mampu memanggil hantu tanpa pandang bulu, bagi mereka yang mengundang entitas, menyebabkan kerusakan terhadap orang lain, akan turut dihukum. Konon jiwa yang berasal dari manusia yang pernah hidup, tidak memiliki kekuatan untuk membantu memecahkan masalah manusia yang masih hidup, sebab Yang Maha Esa, hanya akan memberikan kekuatan (Siddhi), yang nyata kepada para Dewa, Asura, dan roh, yang belum pernah memiliki tubuh manusia.
Seorang Pendeta dan penyihir yang berpengalaman, mampu untuk memanggil hantu baik, serta menangani hantu yang nakal, dengan sangat baik. Tetapi hal yang sama, tidak bisa dilakukan oleh pendeta maupun penyihir yang kurang memiliki pengalaman, konon mereka tidak bisa membedakan antara hantu baik dan jahat saat memanggilnya.
Cerita Menangkal Serangan Hantu Jahat
Hantu bisa dengan mudah memasuki dunia ini, melalui pintu yang dibuka oleh sebuah ritual, meskipun dilakukan dengan buruk. Namun, akan kesulitan membuatnya segera pergi, setelah mengetahui bahwa, hantu yang mereka panggil ternyata jahat.
Hantu-hantu jahat ini akan tegas menolak, untuk dikembalikan di akhir upacara, serta menggunakan segala macam trik yang mereka ketahui, agar tetap berada di dunia ini, sebagian ada yang bersembunyi dan memaksa masuk kedalam tubuh manusia hidup, berupaya menggantikan jiwa pemilik tubuh.
Ini adalah masalah yang sangat serius, sehingga pendeta dan penyihir yang berpengetahuan terbatas, tidak diizinkan untuk mengusir hantu yang merasuki tersebut. Konon mengapa berbahaya, karena membuat orang yang dirasuki bisa meninggal, maka diperlukan tindakan pencegahan seperti itu.
Penyihir pemula, memanggil hantu dengan menggunakan metode mereka sendiri yang belum teruji, membuka pintu metafisik yang tidak akan pernah bisa mereka tutup lagi. Konon sebelum menutup ritual, dia harus mengetahui seluruh metode yang diperlukan, untuk mengirim kembali hantu yang tidak diinginkan, ke dunia luar. Dia tidak bertanggung jawab, serta mengabaikan aspek mendasar dari ilmu sihir ini.
Meskipun tidak dapat disangkal, cerita mengenai para dewa yang mampu memberikan kekuatan gaib kepada manusia, namun orang yang terlalu ambisius tidak boleh menggunakan fakta ini, sebagai alasan untuk mencoba ritual yang tidak lengkap atau bahkan belum teruji, yang hanya akan memberikan kesempatan, bagi entitas jahat untuk masuk menyamar sebagai dewa. Konon selama berabad-abad, sejumlah besar penyihir yang tidak kompeten, telah melakukan ritual tidak lengkap, ini menyebabkan banyaknya gangguan supranatural, yang sering terjadi dimana-mana.
Cerita Memanipulasi Hantu
Seperti kita ketahui dari cerita, bahwa lawan dari Dewa (Sura) adalah Bhuta (Asura), dan kesalahpahaman populer yang dipupuk adalah, bahwa seorang pendeta hanya bisa memanggil Dewa maupun hantu yang baik, sedangkan para penyihir melakukan ritual pengorbanan, untuk Bhuta maupun hantu jahat. Pada kenyataannya, baik pendeta maupun penyihir, mereka mampu untuk memanggil salah satu dari entitas ini.
Setiap pendeta atau penyihir harus memutuskan jenis hantu mana yang dia pilih untuk dipanggil selama ritualnya. Konon lebih mudah baginya untuk memanggil hantu baik, karena meskipun mereka tidak mengabulkan keinginannya, tapi tidak akan mengganggunya lagi setelah upacara selesai. Berbeda dengan Asura dan hantu jahat, di sisi lain, mereka selalu ingin berbuat jahat dan sulit untuk dikendalikan.
Awas Ada Hantu Dimana-Mana
Biasanya, kebanyakan orang yang secara tidak sengaja bertemu hantu, mereka bisa sangat ketakutan dengan entitas yang dilihat atau dengar. Faktanya, bila seseorang bertemu dengan hantu, yang melihatnya akan menjadi jatuh sakit, hal ini karena energi Yin yang ada di dalam tubuh manusia hidup, tidak sengaja terserap oleh entitas tersebut, menimbulkan ketidak seimbangan energi.
Namun, bila seseorang sudah mempersiapkan dirinya, bahwa suatu hari nanti akan melihat hantu, dia tidak akan begitu takut bila ini terjadi. Untungnya, tidak banyak orang yang mampu melihat hantu saat ini, karena cerita-nya kemampuan ekstrasensor manusia telah ditumpulkan oleh ekses kehidupan modern.
Semoga artikel ini, mampu memberikan pengetahuan tambahan, untuk lebih mengenal entitas yang hidup bersama manusia, bila suatu ketika bertemu dengan hantu pembaca sudah tidak kaget lagi.