Seseorang yang ingin memahami dan mengenal hantu, yang pertama harus dia lakukan adalah tidak takut mati, yang kedua tidak takut melakukan ritual di area setra.
Setra atau kuburan menjadi portal menuju alam lain. tempat berkumpulnya hampir semua roh yang menunggu untuk dihakimi. Memiliki julukan sebagai kota yang hening, dan mengapa disebut sebagai kota, karena banyaknya hantu yang tinggal di sana namun sunyi dari suara-suara kehidupan.
Penulis mungkin tidak bisa mulai menjelaskan semua jenis roh; artikel ini hanya akan memberitahu sebagian kecil roh yang bersemayam di setra, untuk membantu menambah pengetahuan dan juga wawasan spiritual, adapun nama yang digunakan, sebagaimana kebanyakan orang di lain sudah mengenalnya.
Pengetahuan mengenai wajah lain, dari kota yang hening ini adalah bersifat rahasia, hanya sedikit yang mampu mengetahuinya.
Ada Preta, Bhuta dan lain-lain adalah penduduk setra. Hampir setiap orang yang mati karena sakit maupun korban kekerasan, kecelakaan akan menjadi hantu, karena mereka tidak memiliki kesempatan, untuk memilih kehidupan baru, ini sebabnya mengapa meninggal dengan damai, itu sangat penting. Seperti dengan merelakan hutang sang almarhum semasa hidup, ini akan membantu memberinya kedamaian, juga memberikan keberuntungan bagi yang menolongnya.
Ini adalah roh-roh yang sering muncul di setra, roh yang sering ditangkap dan dimanfaatkan, untuk membantu meningkatkan kemampuan spiritual seseorang dengan lebih cepat, juga membantu meningkatkan kekayaan atau melayani seseorang.
Roh Dakini Atau Dayan Penghuni Setra
Mereka adalah arwah wanita yang meninggal ketika sedang mengandung atau melahirkan, cintanya yang posesif, serta terbilang tidak wajar terhadap anak-anak, sehingga cenderung untuk menyakiti, menculik atau bahkan membunuhnya, dengan tujuan agar mereka, bisa tetap tinggal bersamanya. Banyak Praktisi dengan ritual setra-nya, berupaya untuk menangkap, dan memaksanya melakukan sebuah pekerjaan.
Karna Pishachini.
Karna berarti telinga dalam bahasa Sansekerta, roh ini berwujud gadis kecil berambut panjang. Bila seseorang sukses menjalankan sebuah ritual di setra, dengan memanggilnya, ia akan datang dan kemudian duduk di bahu sebelah kiri. Karna Pishachini akan membisikkan, mengenai siapa leluhur, maupun masa lalu seseorang, namun ia hanya memiliki sedikit kemampuan, untuk mengetahui masa depan.
Kemampuan lainnya adalah, sebagai pelindung dan memastikan bahwa tuannya cukup makan dan minum, serta membantu kesuksesan dalam menjalankan segala ritual. mereka memiliki sifat yang posesif dan pencemburu, jadi lebih baik berhati-hati, bagi yang memiliki pasangan, atau bahkan berusaha menjalin hubungan asmara dengan orang lain.
Yaksa Dan Yaksini
Yaksa dan Yaksini dulunya adalah manusia dan merupakan Praktisi yang baik, itu sebabnya mereka memiliki kekuatan spiritual. Yaksa (pria) karena pernah menjadi seorang manusia,mereka masih mempertahankan tabiat sebagai manusianya dan menyukai wangi-wangian.
Bila diundang oleh seorang Praktisi wanita, Yaksha akan membuatnya dalam kondisi setengah sadar dan kemudian menjalin hubungan seks dengannya. Faktanya, wanita ini akan merasa jauh lebih terpuaskan, dibandingkan seks secara fisik, karena Yaksha tidak memiliki tubuh yang bisa lelah, dan lebih kuat, dari yang bisa dilakukan oleh pria manapun.
Bahkan bila ia memiliki perasaannya sangat kuat, terhadap wanita yang memanggilnya, seorang anak bahkan bisa dikandung dari hubungan seksual semacam ini. Ini mungkin terdengar sulit dipercaya, namun itu faktanya.
Yakshini adalah kebalikan dari Yaksha, dia memiliki kemampuan yang kurang lebih sama. Bisa dipanggil dengan wujud yang diinginkan, namun harus diingat, bila memanjakan diri dalam kenikmatan seksual seperti ini, Praktisi tidak akan pernah bisa lagi dipuaskan oleh pasangan fisik. Setelah melakukan hubungan seks, lebih dari lima atau enam kali, Yakshini dan Yaksha akan mendatangi Praktisi, tanpa harus dipanggil dan mulai memaksa, untuk bersanggama dengannya dan mulai menghisap semua energinya.
Praktisi yang sukses di ritual setra dan berhubungan dengan Yaksha dan Yakshini, tidak akan bisa lepas dengan mudah darinya, itu hampir mustahil untuk dilakukan, karena praktisi akan selalu merindukannya, menjadi gila kemudian mati, ketika mati, Praktisi juga akan menjadi roh yang berada dibawah kelas kendali kekuasaannya. Bagi yang ingin terbebas dari pengaruhnya dari awal, Praktisi tidak perlu bersanggama dengannya, melainkan cukup mencium sekali saja, maka Praktisi akan bebas.
Brahma Raksasa
Ini adalah roh dari seorang guru spiritual, yang semasa hidupnya beliau lalai dalam menyampaikan semua pengetahuan, kepada muridnya. setelah meninggal, di harus menempatkan dirinya di suatu tempat dan menunggu, sosok individu yang cocok untuk menjadi muridnya. Bila berguru padanya, Praktisi harus menyadari, mengenai tali yang akan melekat padanya suatu hari nanti, salah satunya adalah dengan tidak menjual pengetahuan yang didapatkan, bila Praktisi mencoba untuk mengkomersialkan, selanjutnya ia juga akan menjadi Brahma Raksasa ketika mati. Namun Praktisi bisa menggunakan kemampuan tersebut, untuk membantu makhluk lain yang menderita di setra.
Gandharwa, Kinnara dan Widyadhara
Mereka adalah para musisi Swarga, penari, dan seorang pakar pengetahuan. Status mereka jauh lebih tinggi daripada roh biasa, dan mereka bisa mengajari kemampuannya, jika merasa senang dengan Praktisi. Pasti pembaca sudah tidak asing lagi, ketika mendengar alunan gamelan di hutan, yang cukup jauh dari pemukiman penduduk, atau bahkan mendengar seseorang, melantunkan japa mantra, tanpa mengetahui siapa yang melakukan, sudah pasti mereka yang melakukannya. Mereka roh tingkat atas, sehingga tidak mudah bagi Praktisi spiritual biasa, untuk mampu melihatnya.
Namun, manusia biasa masih bisa melihat wujudnya, setelah mereka baru dilahirkan. Meskipun sebagai roh tingkat atas, mereka semua tak luput dari membuat beberapa kesalahan, betapapun kecilnya itu, akan memaksa mereka untuk lahir di dunia fisik. Begitu seorang Gandharwa atau Kinnara dilahirkan kembali ke dunia manusia, mereka akan mulai terjerat dalam samsara selama ribuan atau bahkan jutaan kelahiran, tidak mungkin bisa mendapatkan kembali posisi sebelumnya.
Begitu sukses dan kembali ke Swarga, Gandharwa akan menyadari keterbatasannya, dan kemudian dia akan berusaha untuk naik lebih tinggi. Tetapi menjadi seorang Gandharwa tetap luar biasa! meskipun setiap kali ada Gandharwa yang diturunkan ke bumi, dan menjalani kehidupan yang sengsara, dia masih mampu untuk menciptakan musik yang indah. Namun, juga sangat jarang, mereka turun ke Bumi, dengan tidak menghancurkan dirinya sendiri seutuhnya.
Gandharwa mereka terlahir sebagai musisi, mereka akan mulai bernyanyi, atau memainkan alat musik, sesegera mungkin setelah lahir. Setiap kali roh yang lebih tinggi lahir di Bumi, beberapa kebiasan dari makhluk swarga, itu akan tetap dipertahankan. Seorang Kinnara, ketika dia berada di Bumi, akan memiliki kemampuan bawaan untuk menari, sejak lahir dia akan terlihat ringan kakinya.
Seorang Widyadhara akan memiliki kebiasaan bawaan untuk menyukai pengetahuan. Namun perlu diketahui, bahwa tidak berarti setiap roh, yang menyukai musik adalah Gandharwa. Praktisi spiritual harus tahu bagaimana membedakannya.
Chudail
Ini adalah hantu wanita telanjang, membawa obor dan tungku arang. Mereka adalah jenis roh yang sangat rendah, dan bisa dikatakan bahwa setelah melihat mereka, pembaca mungkin tidak akan bertahan hidup. Biasanya digambarkan sebagai sosok hantu, namun mereka juga masih terlihat cukup hidup, tetapi karena dia sering terlihat berada di atas pohon, dia juga dikenal sebagai hantu pohon. Hantu ini hanya memiliki tujuan untuk membalas dendam, korbannya rata-rata pria, yang masih berada dalam suatu keluarga.
Yogini.
Ada sekitar enam puluh empat yogini, yang bertindak sebagai panjak (pendamping atau pelayan para Bethari); Tara, Durga, Kali adalah bagian dari Bethari. Yogini sendiri mampu untuk mengajarkan seorang Praktisi banyak hal, mulai dari membuat praktisi menjadi abadi, membawa pergi dan kembali dalam sekejap mata, dan cepat sukses di ritual spiritual lainnya. Dengan mengenalnya, maka akses pertolongan ke Bethari akan jauh lebih cepat.
Bekerjasama Dengan Roh Setra
Penulis selalu diperingatkan supaya tidak bermain-main dengan roh, meskipun mereka sangat polos dan mudah untuk dimanipulasi, terutama roh yang berkeliaran di setra, dan belum pernah memiliki kelahiran sebagai manusia. Seorang Praktisi meskipun bertahun-tahun menjalankan selibat, namun tidak akan mampu menahan diri ketika digoda oleh Yaksini, belum lagi kemampuan dari roh kecil yang kurang sakti, menawarkan menjadi pelindung dan mengikuti kemana saja.
Tentu saja, bila Praktisi memiliki seorang guru yang kompeten, masalahnya akan berbeda. Dan itulah mengapa harus selalu memberi hormat kepada pengajar kita, dalam memberikan informasi ritual di setra; mereka luar biasa, sangat menakjubkan. Mereka mengajari segalanya dengan sangat sistematis. Misalnya, ritual untuk Dewa, akan memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi, dibandingkan ritual terhadap roh. Posisi Dewa lebih tinggi, tidak diragukan lagi, tetapi apa gunanya mengetahui tentang Dewa, jika mereka terlalu sulit untuk dijangkau?
Inilah fungsi dari proses ritual roh, karena roh akan membantu, agar ritual Dewa bisa sukses, Praktisi dan roh akan saling diuntungkan, bukankah itu jauh lebih baik, dibandingkan memanfaatkan mereka, untuk sesuatu yang tidak selayaknya.
Arwah Anak Yang Bermain Di Setra
Arwah bayi yang meninggal setelah dilahirkan, banyak yang ditangkap di setra, dimanipulasi oleh orang serakah, untuk meningkatkan kekayaan. Bayi-bayi itu sangat polos! Mereka tidak pantas dimanfaatkan seperti itu, istirahatnya terganggu. Namun, apakah mereka tidak bisa membalas dendam bila diperlakukan begitu? tentu saja bisa, mereka bisa membuat orang yang memanipulasinya menjadi buta, menghancurkan keluarganya, dan memberikan kutukan pada anak-anaknya, sehingga mereka akan mengoceh tidak jelas.
Arwah Bayi-bayi dan anak-anak begitu mereka meninggal, akan berada dalam cengkraman seseorang, yang akan berusaha untuk memanfaatkannya, selamanya atau sampai ada seseorang yang bersedia melepaskan dan membantunya untuk menemukan rahim. Ini sebabnya keahlian ritual di setra, bagi orang tidak bermoral bisa cukup berbahaya.
Ada jenis ritual yang harus dilakukan di setra, hanya pada satu malam tertentu dalam kurun waktu setahun. Cukup dengan melantunkan japa mantra tertentu, maka ratusan anak yang mati, akan datang berduyun-duyun menemui praktisi yang melakukannya. Mereka akan berkerumun dan berteriak, “Beri kami! Beri kami!”
Kemudian Praktisi , harus menyayat jari dan memercikan darah ke arah mereka, cukup sedikit saja, itu sudah cukup membuat mereka puas. Selanjutnya menyiapkan beberapa kilogram permen, dan ketika melemparkannya kepada anak-anak yang berada di setra itu, mereka akan segera menangkapnya; tentunya itu pemandangan yang cukup mengharukan untuk dilihat!
Setelah mereka semua makan, Praktisi spiritual bisa bertanya kepada mereka, “Apakah kalian sudah kenyang?” bila Mereka menjawab “ya” dan akan mulai balik bertanya, apa yang Praktisi inginkan.
Inilah bagian yang cukup berbahaya. Bila Praktisi meminta sesuatu, mereka akan kembali dan meminta lagi pekerjaan baru, dan Praktisi tidak akan pernah bisa menolaknya. Bila Praktisi mengajukan satu pertanyaan saja, maka selanjutnya, sudah pasti harus mengulangi prosedur ini, setiap tahun pada malam yang sama di setra, bila tidak, maka Praktisi tidak akan pernah tahu, hal buruk apa yang bakal menimpanya.
Jadi penulis sarankan, jangan pernah bertanya ataupun meminta. Sebaliknya, cobalah untuk membantu mereka agar bisa lepas dari setra. Mereka hanya anak-anak! mampukah setiap orang tua mengambil sesuatu dari anak-anaknya? Tentu saja, masa kini banyak orang tua yang mengharapkan anak-anak mereka, untuk menjadi budak keinginan mereka, dan mereka bukanlah orang tua, yang dianggap pantas memiliki anak.
Perlakukan anak-anak tersebut sebagai anak sendiri. Misalkan melihat anak sendiri dalam kesulitan seperti itu, bisakah hatimu menanggungnya? Tidakkah Praktisi akan berusaha, untuk melupakan bahaya apapun dalam hidup, dan mencoba untuk menyelamatkan anak itu? Praktisi akan melakukannya bila ia adalah orang tua sejati. Praktisi bisa membantu mereka, dengan menjalankan salah satu ritual di setra untuk mereka.
Penutup Perjalanan Berkelana Di Setra
Dengan penjelasan di atas, sekarang pembaca bisa mengerti, bahwa ritual yang dilakukan di setra (kuburan), untuk meningkatkan kemampuan spiritual, adalah cara yang terbaik. Semakin lama duduk di setra, maka semakin banyak yang bisa dipelajari, tentang kematian itu sendiri, yang justru ini akan mengajari, tentang makna kehidupan. Ada banyak pemandangan yang memilukan disana, tetapi kita tetap harus melewatinya.
Seorang Praktisi spiritual akan mendapatkan manfaat lebih, dengan menolong para roh yang berada di setra, dibandingkan memanipulasi mereka, ikatan karma bersama anak-anak disana, akan segera putus setelah mereka mendapatkan rahim, serta dilahirkan kembali, untuk melanjutkan evolusi mereka, berkah yang mereka berikan adalah sesuatu yang unik.
Praktisi spiritual tidak akan bisa membeli berkah seperti itu, bahkan kepuasan yang akan diperoleh, dari melihat seorang anak kecil yang tersenyum bahagia. Dan secara tidak langsung, akan semakin dekat dengan Dewa, yang membenci untuk mencabut nyawa anak-anak, dari sang penguasa setra itu sendiri yaitu Mahakala.