Kita Brahmari Nyaya adalah Misteri alam yang selalu dikaitkan dengan tahayul. Namun alam semesta adalah guru, yang akan selalu menunjukkan rahasianya, bila diamati dengan benar.
Kita Brahmari Nyaya, atau Hukum Ulat & Kupu-Kupu, juga memiliki cerita tersendiri dalam ikut membimbing, dari proses belajar spiritual. Pernah tidak, kita memperhatikan, ada keanehan dengan pasangan kekasih, yang sedang jatuh cinta atau sedang berpacaran, salah satunya yang paling menonjol adalah, wajah mereka akan terlihat mirip, satu sama lain, bahkan mereka, mampu memahami maksud satu sama lainnya, tanpa harus diucapkan terlebih dahulu.
Kata banyak orang, pasangan yang terlihat sangat mirip, artinya mereka memang ditakdirkan untuk berjodoh. Namun, bila diamati secara mendalam mereka sendiri tidak memiliki hubungan sedarah yang membuat mereka terlihat mirip. Kenapa ini bisa terjadi, padahal diawal sebelum mereka saling bertemu, pasti tidak ada kemiripan satu sama lain.
Dalam pelajaran spiritual, perubahan wajah tersebut bisa dijelaskan, salah satunya di dalam tradisi Yoga, yang menggunakan konsep perubahan alam sebagai guru untuk bisa dipelajari, ada pengamatan yang unik pada proses psikologis perubahan, dari kekuatan pikiran.
“Kita akan menjadi sesuatu yang difokuskan”
-Hukum Ulat dan kupu-kupu
Teori Proses Perubahan Ulat Menjadi Kupu-Kupu
Dalam bahasa sansekerta Kita Brahmari Nyaya, memiliki arti sebagai : Kita (siput) Brahmari (serangga). Menurut para Yogi, ulat yang berada di dalam kepompong, akan bermeditasi dengan sangat intens kepada bentuk atau rupa seekor kupu-kupu, mengubah diri dari bentuk yang merangkak, berlendir dan jelek, ke aktualisasi kecantikan, dan memiliki kemampuan untuk bisa terbang, sebagai bentuk metafora, sedangkan dalam proses spiritual, tujuan ini dimaknai sebagai bentuk menuju kesempurnaan.
Namun para Yogi juga menegaskan, ini bukan hanya saja sebagai pernyataan secara simbolik, tetapi lebih merupakan kebenaran harfiah. Dengan fokus yang intens, pada tujuan yang diinginkan, maka manusia juga akan mampu untuk berubah menjadi hal, yang diinginkan, atau setidaknya lebih mirip dengannya.
Kita Brahmari Nyaya Dan Teori Bhakti Yoga
Pertama-tama, proses ini dimulai dengan menyerap kualitas dari bentuk yang diinginkan, kemudian mulai menanamkan pada diri sehingga penampilan fisik akan ikut berubah yang selanjutnya diikuti kepribadian serta kemampuan Anda.
Kutipan di atas meskipun terlihat sederhana namun cukup bisa dipahami, hal tersebut mengungkapkan siklus komplek dari semua yang ada di dunia, Kita Brahmari Nyaya Segala sesuatu yang bisa disebut siklus, yang dengan sukarela mulai menghancurkan dirinya sendiri, untuk memperbaharui, agar lebih baik.
Kita mampu mengamati rangkaian proses dalam segala bentuk fisik, misalnya ketika proses perubahan alam sedang terjadi, mulai dari siklus musim, bencana alam, proses penguapan air. Sedangkan dari proses ulat menjadi kupu-kupu, yang bisa dilihat adalah dari perubahan fisik di tubuh kita sendiri, seperti kondisi sel tubuh yang rela mati, untuk digantikan dengan sel baru, sehingga organ-organ terus diregenerasi.
Melihat proses Kita Brahmari Nyaya, ini tidak hanya terjadi di alam saja, namun juga di dalam tubuh kita, tetapi dalam bentuk spiritual dan juga psikologis. Perubahan ini akan terus menerus dengan sukarela, untuk mulai menciptakan, dan menghancurkan, berbagai bentuk fisik diri, dalam siklus kekal, yang terus memperbaharui, memperluas, dan tumbuh.
Memang ini tidak akan terasa nyaman, dengan melihat proses dilahirkan dan kemudian mati. Tetapi bila kita melihat melalui mata sang ulat, menjadi kepompong adalah sebagai akhir dari hidup, sedangkan Jiwa hanya akan melihat kematian, sebagai bentuk transisi belaka, dan menjadi lebih banyak manfaatnya.
Secara psikologis, Kita Brahmari Nyaya juga bekerja dengan baik, yang tua percaya akan mati, digantikan dengan yang muda. Bila yakin hidup harus terus berkembang, dan bila tidak ingin digantikan oleh yang muda, maka akan terlihat kerdil, serta hidup tidak lagi memiliki makna.
Ketika menolak “kematian” kecil ini, maka akan kehilangan kesempatan yang telah diberikan untuk bisa bertransformasi diri. Namun saat memahami momen “dunia berakhir” ini sangatlah penting bagi tujuan hidup, mampu untuk membuat lompatan, mengetahui, dan memenuhi tujuan itu.
Seperti dalam kasus si ulat, dengan mempelajari pilihan, dan memandangnya dari sudut pandang si ulat, itu sendiri sebagai pandangan terbatas dari ego/ kepribadian atau, dari sudut pandang Spiritual (pandangan abadi Jiwa), bahwa kematian bukanlah bencana yang sebenarnya, melainkan hal yang diperlukan, dan sangat menakjubkan, agar bisa masuk ke dalam kehidupan yang lebih besar, yaitu kehidupan menjadi seekor kupu-kupu.
Akhir Kata Tentang Kita Brahmari Nyaya
Agar petualangan dalam Kita Brahmari Nyaya mampu untuk dilakukan, terutama harus mulai mengembangkan tingkat kepercayaan, dan keyakinan, kedalam hal-hal ,yang tidak diketahui sebelumnya, berani untuk melompat ke dalamnya dengan penuh semangat, dan antusias, memberi tahu kepercayaan diri, dan keberanian, untuk segera menyusul kemudian. Itu adalah pekerjaan yang harus dilakukan. Ini berakar dalam keselarasan, bukan bentuk perjuangan.
Memang akan sangat menakutkan, meninggalkan sebuah pohon yang aman, dan terlindung di mana ulat sudah terbiasa tinggal, dan selanjutnya, memasuki dunia kepompong, sebagai bentuk ketidak tahuan, namun sebagai imbalannya adalah hadiah yang cukup manis, yaitu menemukan kemampuan ulat untuk bisa terbang. itulah pelajaran yang diambil dari pengetahuan Kita Brahmari Nyaya