Kisah -kisah dalam purana, selalu mampu untuk menarik perhatian penulis, terutama yang mengisahkan tentang penciptaan, atau asal-usul sebuah bangsa. Karena dengan memahami masa lalu, maka kita bisa maju ke depan dengan gagah berani.
Penciptaan entitas selalu menjadi perhatian dalam tulisan blog ini, selain kisah yang menarik dan sulit dipercaya, namun selalu ada benang merah yang tertanam di dalamnya. Kali ini blog ini akan membahas tentang penciptaan entitas selain manusia, yang penulis sadur dari …Padma Purana dan sumber-sumber lain.
1. Prajapati Daksha.
Dalam agama Hindu, Daksha adalah salah satu Prajapati, agen penciptaan, serta pemimpin para resi yang yang hebat. Ikonografinya menggambarkan sebagai pria bertubuh kekar, dan berwajah tampan atau berkepala kambing.
Dalam Rigveda, Daksha adalah seorang Aditya, dan diasosiasikan dengan keterampilan kependetaan. Dalam epos dan kitab suci Purana, disebutkan bahwa beliau adalah putra Dewa Brahma sang pencipta, dan ayah dari banyak anak, yang menjadi nenek moyang berbagai makhluk.
Selalu menjadi pertanyaan, bagaimana penciptaan entitas yang berbeda seperti Dewa, Iblis, Naga, Burung, dan Ular bisa hadir dan menjadi bagian topik, yang sering diceritakan dalam legenda, bagaimana mereka bisa ada, dan dimana sekarang keberadaannya? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari kita mulai mengenalnya lebih dalam.
Prajapati Daksha, yang merasa gagal dalam usahanya berulang kali, untuk meningkatkan populasi melalui “sankalpa”, tidak punya pilihan selain menggunakan bantuan penciptaan kopulatif. Dengan bantuan istrinya Virini, beliau menghasilkan enam puluh anak perempuan, sebelas dari mereka menikah dengan Dewa Dharma, dan dari hasil pernikahan tersebut mereka mendapatkan anak:
1. Vishwa melahirkan Vishwadeva.
2. Saadhyaa melahirkan Saddhya.
3. Marutvati melahirkan Marutvan.
4. Vasu sendiri memiliki delapan anak laki-laki, yang kemudian menjadi terkenal sebagai para Vasu (dewa pendamping), mereka adalah:
|
|
|
|
|
|
|
|
Sejauh menyangkut keturunan dari delapan Vasu,
|
|
5. Bhanu memiliki seorang putra, yang memiliki nama yang sama yaitu Bhanu.
6. Mahurta melahirkan para dewa, yang merupakan penguasa masa-masa keberuntungan dan menyenangkan.
7. Lamba melahirkan Ghosh.
8. Jami memiliki seorang putri bernama NagaVithi.
9. Arundhati menjadi ibu, dari semua makhluk di dunia ini.
2. Penciptaan Entitas Era Resi Kashyapa
Resi Kashyapa, adalah seorang resi Weda kuno. Dia adalah salah satu dari orang bijak Hindu, yang paling dihormati dan terkenal. Itu sebabnya dia termasuk dalam kelompok tujuh orang bijak yang disebut sebagai Saptaresi. Beberapa teks pasca-Weda mengatakan bahwa beberapa Saptaresi, adalah putra yang terlahir dengan pikiran (Manasputra), dari Dewa Brahma, pencipta alam semesta beliau juga agen Penciptaan entitas seperti Daksha Prajapati.
Resi Kashyapa memiliki tiga belas istri yaitu: Aditi, Diti, Danu, Arishta, Sursa, Surabhi, Vinta, Tamra, Ira, Kadru, Khasa dan Muni.
1. Aditi memiliki 33 putra, di antaranya dua belas disebut Aditya termasuk Surya, sebelas disebut Rudra, dan delapan disebut Vasus.
Aditi dikatakan sebagai ibu dewa agung Indra, ibu para raja dan ibu para dewa. Dikenal sebagai ibu para dewa langit karena dari dan dalam matriks kosmiknya semua benda langit dilahirkan.
Dia adalah ibu dari 12 Aditya, yang namanya meliputi Vivasvan, Aryama, Pusa, Tvaṣṭa, Savitar, Bhaga, Dhata, Varuṇa, Mitra, dan Sakra. Dia juga ibu dari Vamana, avatara Wisnu.
2. Diti memiliki dua putra yang terkenal, yaitu Hiranyakasipu dan Hiranyaksa.
Hiranyakasipu memiliki empat putra, Prahlada, Anulada, Sanhlada dan Hlada. Prahlada memiliki empat putra salah satunya adalah Virochan, yang merupakan ayah dari Raja Bali. Sedangkan Banasura, yang memiliki seribu lengan, adalah putra tertua Raja Bali.
Hiranyaksa memiliki empat putra, yang semuanya memiliki 27 putra dan cucu serta melahirkan empat puluh sembilan Marud Ganas.
3. Danu melahirkan seratus putra ibu dari 100 Danava. Mereka tidak jahat atau baik. Mayasura (arsitek) adalah salah satu Danava. Dia adalah pemuja besar Dewa Siwa, di antaranya Viprachitti adalah yang paling kuat. Viprachitti memiliki empat belas putra dari Sinhika, mereka adalah Sainhikeya (Rahu), Kansa, Shankh, Nala, Vatapi, Ilwal, Namuchi, Khasrima, Anjan, Narak, Kaalnaabha, Parmanu, Kalpavirya dan Dhanuvanshavivardhan.
4. Ira adalah ibu dari berbagai tumbuh-tumbuhan, seperti rerumputan, pepohonan, tumbuhan menjalar dan semak-semak.
5. Muni adalah ibu dari semua bidadari, yang berada di surga (apsara).
6. Kadru melahirkan Naga seperti Shesha, Vaasuki, Takshaka Shankhshwet, Mahapadm, Kambala, Ashwatara, Ilaputra, Naag, Karkotak, Dhananjay dll (yang semuanya laki-laki).
7. Sursa adalah ibu dari ular dan melahirkan seribu ular.
8. Arishta melahirkan Kinnara dan Gandharva, Mereka adalah pemusik dan penari surga.
9. Surabhi melahirkan sapi, kerbau, dan juga wanita cantik.
10. Tamra memiliki enam anak perempuan yaitu, Shuki, Shyeni, Bhasi, Gridhi, Sugridhi dan Shuchi. Keenamnya melahirkan berbagai jenis burung.
-
- Shuki adalah ibu dari burung beo dan burung hantu.
- Shyeni melahirkan elang.
- Bhasi adalah ibu dari ospreys.
- Gridhi melahirkan Burung nasar,
- Sugridhi adalah ibu dari burung merpati.
- Shuchi adalah ibu dari bangau, angsa, dan burung air yang serupa lainnya.
11. Vinita adalah ibu dari Garuda (kendaraan Dewa Wisnu) dan Arun (kendaraan Dewa Surya). Arun sendiri adalah ayah dari Sampati dan Jatayu.
12. Khasa melahirkan Rakshasha dan Yaksha. Ibu dari para makhluk setengah dewa, (campuran dewa dan rakshasha. Dewa Kubera, adalah penguasa kekayaan, adalah setengah dewa dan setengah rakshasha.
13. Krodhvasha melahirkan para Asura, atau Iblis, yang juga dikenal sebagai Krodhavasas. Karena dia sendiri memiliki temperamen pemarah, anak-anak yang terlahir darinya juga adalah hewan buas, burung, dan ikan, semua spesies monster dengan gigi tajam.
3. Penciptaan Entitas Rudragana
Rudragana sering diidentikkan dengan Marutgana, dewa badai dan prahara dalam Weda. Mereka dikatakan berjumlah sebelas dan terlahir dari pasangan Kashyapa dan Aditi. Diasosiasikan dengan Dewa Siwa, sebagai pengikut serta bagian dari pengiringnya (siva gana). Di dalam tubuh, Rudra melambangkan nafas vital, sedangkan Rudra melambangkan Diri (atma).
Rudragana dan Marut adalah sama-sama dewa, yang masing-masing memiliki ciri dan perbedaan yang sama. Rudragana pada dasarnya ganas, sedangkan Marut lebih lembut dan baik hati.
Rudragana yang dikisahkan terlahir berasal dari kemarahan Dewa Brahma. Mereka memiliki nama yang berbeda, dalam kisah purana yang berbeda juga, namun jumlahnya tetap sama. Yang dikenal sebagai Rudra adalah, sepuluh organ yang ada dalam tubuh manusia, dengan pikiran sebagai yang kesebelas. Ketika meninggalkan tubuh fana ini, mereka membuat kerabatnya menangis. Karena membuat kerabatnya menangis, maka disebut Rudra.
Nama dari sebelas Rudra sendiri adalah, adalah Ajay Pad, Ahirbudhnya, Virupaksha, Raivata, Hara, Bahuroop, Trayambak, Savitra, Jayanta, Pinaki dan Aparajit. Semuanya disebutkan sebagai penguasa Gana, serta masing-masing memiliki 84 keturunan yang dikenal sebagai Rudra Gana.
4. Penciptaan Entitas Marud Gana
Mereka digambarkan sebagai personifikasi badai. Mereka berapi-api dalam warna dan sifat. Mereka tinggal di antariksa Petir dan halilintar adalah senjata mereka. Memberikan hujan kepada manusia adalah salah satu tugas penting mereka.
Setelah semua putra dan cucu Diti tewas dalam pertempuran, antara dewa dan Iblis. Diti yang merupakan ibu dari para Daityas (bangsa iblis) ingin membalas dendam, dan mulai melakukan penebusan dosa, di tepi sungai Saraswati, yang berlangsung selama 100 tahun. Senang dengan penebusan dosanya yang gigih, Resi Kashyapa (suaminya) tiba dan menyatakan keinginannya, untuk memberkatinya.
Diti menginginkan putra perkasa, yang mampu untuk membunuh Dewa Indra. Resi Kashyapa kemudian menanamkan spermanya ke dalam rahim Diti, dan memerintahkannya untuk tetap tinggal di pertapaan selama 100 tahun. Dia juga menginstruksikan berbagai hal yang harus dan tidak boleh dikerjakan oleh wanita yang sedang hamil dan Diti menyetujuinya.
Sementara itu, Dewa Indra yang mengetahui kehamilannya, menjadi ketakutan. Dia ingin menghancurkan janin dengan cara apa pun, jadi dia tiba di tempat tinggal Diti, dengan menyamar sebagai pelayan, agar tidak dikenali, menunggu saat yang tepat untuk menghancurkan janin tersebut.
Seratus tahun hampir berlalu, dan hanya tersisa tiga hari, Diti akan segera melahirkan seorang putra. Saat hari yang tak terelakkan semakin dekat, Dewa Indra mulai gelisah. Namun, pada suatu hari keberuntungan muncul, Diti sangat lelah dan tertidur, lupa untuk mencuci mulut dan tidak mengikat rambutnya saat tidur, berlawanan dengan instruksi yang sudah diberikan Resi Kashyapa kepadanya.
Menemukan kesempatan emas ini, Dewa Indra masuk ke dalam rahim Diti, dan memotong janin tersebut, menjadi tujuh bagian dengan Vajra-nya. Namun, ketujuh pecahan janin tersebut, malah seketika berubah menjadi tujuh bayi, dan mulai menangis. Dengan marah, dan sekali lagi dia menyerang mereka dengan vajra, dan memotong mereka menjadi tujuh bagian. Namun yang mengejutkannya, ada 49 bayi, semuanya menangis dengan keras. Dewa Indra mencoba menghentikan mereka yang menangis, dengan berteriak ‘Marud’ (jangan menangis), namun tidak berhasil.
Menyadari bahwa bayi-bayi tersebut, telah memperoleh keabadian melalui ritual ‘Pournamasi Vrata’, yang dijalankan oleh Diti selama penebusan dosanya. Dewa Indra kemudian menamai bayi-bayi tersebut sebagai Marud Gana, dan merestuinya, selanjutnya mohon pengampunan Diti, dan membawanya bersama ke surga. Para Marud Gana, meski lahir dari bangsa Iblis, namun mereka tidak pernah berhubungan, dan karenanya dihormati, bahkan oleh para dewa.
5. Penciptaan Entitas Era Keempat Belas Manvantara-Manu.
Manvantara, dalam kosmologi Hindu, adalah periode siklus waktu, yang mengidentifikasi durasi, pemerintahan, atau usia Manu, sebagai nenek moyang umat manusia (agen penciptaan). Di setiap masa manvantara, selalu ada tujuh Resi, Dewa tertentu, Indra, Manu, dan Raja (putra Manu) yang diciptakan dan binasa. Setiap manvantara dibedakan oleh Manu yang mengatur/memerintah atasnya, yang saat ini kita berada di manvantara ketujuh, dari empat belas, yang diperintah oleh Vaivasvata Manu.
1 | Manvantara pertama dikenal dengan nama Swayambhuva-Manu.
|
2 | Manvantara kedua dinamai Swarochish-Manu.
|
3 | Manvantara ketiga bernama Autami Manu.
|
4 | Manvantara keempat diberi nama Taamas-manu.
|
5 | Manvantar kelima dikenal dengan nama Raivat Manu.
|
6 | Berikutnya tiba manvantara keenam Chakshusha-Manu.
|
7 | Manvantara saat ini, urutan ketujuh, disebut Vaivaswat-Manu.
|
8 | Manvantara kedelapan akan disebut sebagai Savarni Manu.
|
9 | Manvantar kesembilan akan disebut Rauchya manvantar atau Ruchi-manu.
|
10 | Manvantara kesepuluh akan memiliki nama Bhautya-Manu.
|
Manvantara ke-11, ke-12, ke-13, dan ke-14 masing-masing akan diberi nama Merusavarni, Ribhu, Veetdhama, dan Vishkvasen Manus. Keempat belas Manu ini, akan berturut-turut menguasai dunia ini dan Penciptaan entitas, selama periode total 1000 Chaturyuga. Pada akhir Kalpa masing-masing, akan kembali bersatu dengan Dewa Brahma.