Dalam hal kemajuan spiritual, tidak bisa lepas dari bimbingan seorang guru spiritual yang kompeten, meskipun faktor kemampuan murid memahami ajaran, merupakan bagian dari langkah penting.
Guru Spiritual memiliki karakter yang beragam, tetapi bagian lain adalah intrinsik bagi praktisi Spiritual sendiri. Seperti pengertian dalam segala hal, yang berhubungan dengan informasi, yang diberikan oleh alam semesta untuk meraih peningkatan, tetap tidak bisa dipahami oleh orang biasa, dan tidak perlu ada penjelasan yang memuaskan, ketika orang lain mempertanyakan kebijaksanaan, atau manfaat Spiritual yang melekat begitu dalam, karena konsumsi yang bisa diproses oleh otak orang biasa akan berbeda.
Guru Spiritual akan terlihat lebih misterius dan dalam, bahkan lebih dalam dari yang dalam, yang pada kenyataannya hanya mereka yang mampu, untuk mengesampingkan semua atribut budaya, serta terjun ke alam supranatural dengan kondisi telanjang, yang benar-benar mampu menyelam ke kedalamannya.
Seorang guru Spiritual sejati berada di luar batas belenggu duniawi, bahkan, di atas unsur-unsur yang membentuk alam semesta, dan dirinya sendiri. Ini adalah apa yang berada di luar kesadaran dengan memberikan bagian terbaik dari cinta. Mengapa bagian? Karena bagian dari Yang Maha kuasa, Cinta Universal, di mana seseorang mengalami, dengan bantuan persepsi bahwa Bhineka tunggal ika (berbeda-beda namun tetap satu).
Ketika manusia yang terbatas, ikut bergabung untuk menjadi tak terbatas, apa yang tidak akan diketahuinya? Selama tahap meraih spiritual tertinggi, manusia akan menyatu dengan dewanya sendiri, sehingga dia menjadi bagian-Nya. Itulah sebabnya menggapa bisa dikatakan, bahwa beliau telah mampu untuk pergi dari kegelapan menuju pencerahan ilahi.
Sebagai sesama manusia haruslah saling mengingatkan, bahwa kesembronoan yang digunakan, dengan mempertontonkan disiplin serta delusi diri dengan cara berpura-pura, sebagai bentuk pencerahan terhadap orang lain, hanyalah akan menipu kesadaran mereka sendiri yang mengarah ke jurang kehancuran. Sebagai contoh, ada seorang guru yang berusaha membangunkan Kundalini murid-muridnya, dengan cara memukul-mukul tubuh muridnya menggunakan sapu lidi.
Apakah Kundalini Shakti menjadi begitu murah, sehingga beberapa orang yang dianggap orang suci, mampu untuk membangunkannya di banyak orang sekaligus, hanya dengan menggandalkan pukulan sapu lidi? Oh, tidak! Apakah para Resi terdahulu begitu bodoh, untuk menghabiskan waktu puluhan tahun bertapa di hutan, bekerja keras dengan penebusan dosa, agar bisa membangunkan Kundalini dan menyempurnakan spiritualnya? Tidak, orang-orang yang berpikir, bahwa mereka bisa membeli kekuatan Kundalini, hanyalah orang-orang yang dibodohi.
Banyak orang mengira, mereka akan mampu untuk membeli pengetahuan, tetapi apa yang mereka dapatkan dari cara itu, hanyalah guru-guru palsu, yang memberikan segala sesuatu dengan kedok pencerahan, dan memperkaya dirinya karena mudah tertipunya mereka.
Dalam pandangan praktisi Spiritual yang berbakat, pada suatu waktu beliau akan secara aktif, berusaha untuk membantu orang lain, untuk mempercepat orang-orang tertentu di sepanjang jalan Spiritual, tetapi sayangnya kebanyakan tidak berhasil karena ketidak siapan mereka.
Dua belas tipe pembimbing spiritual, yang kehadirannya untuk membantu peningkatan spiritual, kenali keberadaanya, karena beliau datang tanpa memberikan label.
1. Tipe Kura-Kura
Seekor induk kura-kura akan mengubur telurnya, di pantai berpasir. Dikatakan bahwa dia akan mundur dalam jarak tertentu dan kemudian berkonsentrasi pada perkembangan telur-telur tersebut, dengan arus cinta yang begitu kuat sehingga kehangatan dari cintanya, mampu untuk mencapai telur dan menyebabkan mereka menetas.
Dengan cara yang sama, seorang guru kurma (kura-kura) akan terlihat tidak peduli terhadap murid-murid spiritualnya, namun pada kenyataannya, beliau mengawasi mereka dengan cermat, kadang-kadang harus menarik talinya dari kejauhan agar tidak tersesat. Seluruh hidup adalah, bagaimana cara mengajar dan bagaimana mendapatkan pelajaran, selalu siap dengan segala sesuatu yang baru, serta selalu siap untuk mengajar dengan caranya sendiri. Kehidupan yang dijalani sehari hari adalah pelajaran bagi siapa pun, yang mampu untuk memahaminya,
2. Tipe Materialistis
Seorang guru yang selalu berkata, “Anda telah menerima inisiasi Mantra. Sekarang saatnya melakukan ziarah. Hidup dari sedekah atau bila tinggal di rumah, makanlah makanan ini, dan hindari makanan itu. Jangan makan bawang putih, bawang merah… jangan lakukan ini… jangan lakukan itu… makanlah dengan peralatan ini dan itu… patuhi aturan ini dan itu dalam hal tidur…”
Setelah murid melakukan segala apa yang di perintahkan, akhirnya beliau akan mulai memberikan pengetahuan Spiritual kepadanya.
3. Tipe Cendana
Seperti halnya sebuah pohon cendana, beliau akan memberikan keharumannya ke pohon-pohon di sebelahnya, demikian juga ketika beliau membimbing murid-murid-nya untuk melintasi ilusi Maya, hanya dengan ditemani-Nya. Guru seperti itu disebut guru cendana. Beliau tidak akan banyak berkhotbah, tetapi menanamkan sifat-sifat baik dalam diri muridnya, melalui perilaku pribadinya. Dengan mengingat keharuman perilakunya, sang murid pun menjadi mampu menyebarkannya ke masyarakat.
4. Tipe Pikiran.
Brahman atau atma adalah nyata, sedangkan tubuh yang terdiri dari delapan kali lipat alam adalah tidak nyata. Biarkan tubuh yang terbuat dari unsur-unsur alam ini untuk mematuhi hukum alam. Tetap pegang teguh sifat esensial atau Brahman. Beliau yang senang mengajarkan muridnya, beliau adalah seorang guru yang berorientasi pada Pikiran.
5. Tipe Anugrah.
Guru Anugerah adalah guru yang berorientasi pada kasih karunia, memberi muridnya pengetahuan spiritual, hanya dengan rahmat dan bimbingan. Beliau akan menyemangati muridnya, ketika melakukan sesuatu yang baik, dan ketika muridnya melakukan sesuatu yang salah, maka bukan hanya gurunya yang merasa tidak senang, bahkan foto atau patungnya seolah-olah juga terlihat tidak senang.
6. Tipe Paras.
Hanya dengan sentuhan dari sebuah batu Paras, akan mampu untuk mengubah besi menjadi emas. Demikian juga guru Paras akan selalu memberikan kebahagiaan, kedamaian, kegembiraan, dan kemampuan kepada muridnya, menghancurkan kejahatan pikirannya, bila disentuh olehnya.
7. Tipe Candra.
Dengan terbitnya bulan, air akan mulai mengalir dari permata chandrakanta. Demikian pula, setelah mendapatkan rahmat sang Guru, dengan segera nektar Pengetahuan, kasih sayang, kebahagiaan dan kegembiraannya akan mulai mengalir di hati. Muridnya akan selalu dipenuhi dengan kegembiraan bila sedang memikirkan atau menceritakan ajaran beliau kepada orang lain.
8. Tipe Cermin.
Sama seperti ketika seseorang melihat bayangannya sendiri di cermin, guru cermin akan memantulkan, pengalaman dan keagungan bawaan muridnya. Kebahagiaan, kedamaian, kegembiraan, dan mampu untuk melihat kebajikan serta keburukan dengan jelas.
9. Tipe Chhayanidhi.
Chhayanidhi adalah seekor burung misterius yang kasat mata terbang dilangit. Dipercaya bahwa orang yang tertimpa oleh bayangannya, akan menjadi seorang raja. Demikian pula Guru Chhayanidhi yang akan selalu mendampingi muridnya dalam bayangan-bayang rahmat, dan memberinya kerajaan berupa kebahagiaan diri.
10. Tipe Nadnidhi.
Seperti yang diyakini banyak orang, bahwa logam apapun bila bersentuhan dengan permata Nadnidhi ini akan berubah menjadi emas, tidak seperti batu paras yang hanya mampu mengubah besi menjadi emas. Begitulah caranya untuk menggambarkan kehebatan pikiran manusia, karena ada seorang guru spiritual, yang dahinya mampu mengubah emas seperti batu Nadnidhi.
11. Tipe Bangau.
Bangau betina akan meninggalkan anak-anaknya di sarang, yang berada di tepi laut, untuk terbang jauh mencarikan makanan bagi mereka. Selama pencarian ini, sang bangau akan berkali-kali ia mengarahkan matanya ke langit dan mulai memikirkan anak-anaknya.
Ini dipercayai bahwa dimanapun anak-anak burung bangau itu berada, induknya akan tetap memberi mereka ternutrisi dengan baik. Demikian pula dengan Guru, yang mapan dalam Chidakasha, (Brahman dalam aspeknya sebagai Pengetahuan tanpa batas) akan selalu memikirkan dan menganugerahkan kebahagiaan batin kepada muridnya.
12. Tipe Suryakanta.
Ketika cahaya matahari mulai menyentuh permata Suryakanta, maka api akan menyala. Demikian pula dengan para praktisi Spiritual, yang datang untuk meminta berkahnya, Pandangan beliau akan mampu untuk masuk dan mencapai Jiwa Mukti (pembebasan saat hidup).
Demikianlah, bila hati Guru Spiritual sudah dipenuhi dengan kebajikan dan kebahagiaan ketika melihat muridnya, maka beliau akan memberikan berkah tertinggi kepadanya dan mulai memancarkan wujud bawaannya, yaitu sifat esensial.
Bila berenang di air suci, kamu hanya akan mendapatkan satu manfaat darinya yaitu perasaan religius. Namun bila bertemu orang suci, kamu akan mendapatkan empat manfaat yaitu: Dharma, memperoleh kekayaan, pemenuhan keinginan dan pembebasan diri (Moksha).
Orang-orang suci tersebut yang menyadari, bahwa dirinya diberkahi dengan kemampuan dari dua belas jenis Guru. Tetapi beberapa Guru, mungkin hanya memiliki satu jenis kemampuan, beberapa mungkin memiliki dua, tiga, dan seterusnya. Beliau adalah orang-orang yang sudah mampu untuk mencapai realisasi diri.