Menjadi abadi, atau harus bereproduksi. Jika habitatnya tidak cukup mendukung atau memelihara, manusia akan memilih keabadian. Tujuan menikah untuk mengarungi lautan kehidupan, dalam sebuah bahtera rumah tangga. Namun tujuan ini tidak akan tecapai, bila pasangan tersebut tidak memiliki keturunan.
Keturunan adalah penerus pengetahuan orangtua, kemampuan yang didapatkan orang tua, diwariskan kepada keturunannya, untuk mendapatkan kualitas yang baik dalam segala aspek, sehingga kehidupan akan jauh lebih baik dari masa kemasa karena adanya evolusi.
Wanita Dan Menstruasi
Menurut Ayurveda, darah, atau rakta dalam bahasa Sansekerta, diyakini diatur oleh Bethara Chandra sang Dewa Bulan. Wanita secara tradisional diyakini akan merasa lebih sehat ketika siklus mereka selaras dengan irama bulan.
Menurut teks yoga abad pertengahan, yang dikenal sebagai Vasistha Samhita, wanita dianggap sebagai wujud Bulan, sedangkan pria dianggap sebagai wujud Matahari. Bahkan diyakini siklus bulan akan memberikan dampak, berbagai tahap menstruasi seorang wanita.
Pantangan Wanita Menstruasi Memasuki Tempat Suci
Seorang wanita akan mengalami menstruasi berkisar dua sampai tujuh hari, selama itu akan ada banyak pembatasan terhadapnya, antara lain, tidak boleh memasuki tempat ibadah yang dianggap suci , tidak boleh ikut serta dalam ritual homa (agnihotra), bahkan tidak boleh ikut serta menangani bahan-bahan untuk persembahan, karena bau yang ditimbulkannya, akan menular pada bahan persembahan tersebut.
Roh-roh yang akan diberikan persembahan akan makan dengan cara mencium baunya, dan mereka sama sekali tidak menyukai bau darah menstruasi. Ini juga merupakan alasan, mengapa tidak boleh mengendus atau mencium sesaji sebelum selesai dipersembahkan. Hal ini ibarat mencicipi sepotong kue terlebih dahulu, sebelum disajikan untuk seseorang? kecuali bila berniat ingin menyinggung perasaan mereka.
Meskipun ilmu kedokteran menerangkan bahwa mandul, dan tidak subur sebagai alasan seseorang tidak memiliki keturunan. Namun, dengan berpartisipasi dalam sebuah ritual upacara suci, ketika seorang wanita sedang dalam kondisi menstruasi, juga akan dianggap menyinggung mereka. Konsekuensinya yang terjadi adalah, mereka akan terganggu untuk mendapatkan keturunan, meskipun dokter yang memeriksa pasang tersebut subur.
Samyama sendiri memiliki arti mengendalikan organ seksual bukan tanpa sebab, menegaskan bahwa itu merupakan perilaku yang pantang untuk dilakukan, melakukan japa mantra, bahkan bersemedi, karena itu bisa membuat keseimbangan Prana, dan Apananya akan terganggu. Menstruasi adalah waktu bagi tubuh seorang wanita untuk menyucikan diri, setelah selesai dia baru bisa melanjutkan rutinitas sebelumnya.
Menunda menstruasi menggunakan obat-obatan masih diperbolehkan, selama darah menstruasi hari pertama belum keluar setetes pun, namun bila sudah keluar, kemudian minum obat penunda menstruasi, dengan tujuan agar, tidak berdarah ketika upacara berlangsung, ini akan tetap saja akan dianggap menstruasi, karena bau wanita yang sedang menstruasi tidak bisa ditunda.
Memperoleh Keturunan Melalui Jalan Spiritual
Salah satu hal berguna, yang bisa dilakukan oleh seorang praktisi spiritual di setra adalah, mampu untuk mengatur roh agar bisa masuk kedalam rahim dari pasangan yang susah mendapatkan keturunan, dengan batuan Dewa Siwa tentunya. Ada sebuah makna esoteris: Bahwa Dewa Siwa sebagai Dewa Kematian adalah penguasa semua roh, dan hanya melalui rahmat-Nya roh juga bisa dilahirkan kembali di bumi.
Dengan bantuan Dewa Siwa, seorang praktisi spiritual bisa membantu memberikan keturunan, kepada pasangan yang tidak memiliki anak. Ini tidak akan sulit bila tahu apa yang harus dilakukan. Ketika penulis mengatakan tentang mengatur roh, yang dimaksudkan disini adalah makhluk halus secara umum, bukan Dewa. Untuk memperjelas ada banyak kategori roh, seperti:
- Mereka yang pernah menjadi manusia.
- Mereka yang tidak pernah menjadi manusia.
- Mereka yang tidak akan pernah bisa menjadi manusia.
- Mereka yang mungkin, mendapatkan kesempatan untuk menjadi manusia.
Akan tetapi, hanya ada sedikit dalam kategori terakhir, karena hewan tidak mampu untuk mengidentifikasikan diri dengan kepribadian masing-masing, kecuali hewan-hewan yang pernah dekat dengan manusia (peliharaan) tertentu, yang membuat kelahiran kembali menjadi manusia, lebih mudah bagi mereka.
Sedangkan roh manusia yang mengidentifikasi diri, dengan kehidupan masa lalunya begitu kuat, sehingga butuh waktu bagi mereka untuk bisa melupakan segala keterikatannya, sehingga baru bisa dilahirkan kembali, kecuali bila seseorang praktisi spiritual menyeret mereka secara paksa, masuk ke dalam sebuah rahim.
Menangkap Roh Untuk Dijadikan Keturunan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah, seorang praktisi harus pergi ke setra dan menemukan roh yang tepat. Dia harus memiliki setidaknya sedikit ikatan karma dengan calon orang tuanya, dan harus mendapatkan yang tidak memiliki karma buruk dimasa lalunya, sehingga roh tersebut tidak akan segera menghancurkan keluarga barunya, ketika sudah menjadi keturunanya.
Agar ritual ini berjalan sukses, praktisi spiritual harus meminta restu Dewa Siwa, agar mengizinkan arwah itu bisa dilahirkan kembali. Begitu mendapatkan restu, maka tidak ada yang bisa menghalangi, roh akan menunggu sampai hubungan intim terjadi, dan setelah ejakulasi, dengan bantuan sperma yang akan menyeretnya untuk bertemu sel telur.
Setelah pembuahan terjadi, roh akan memastikan bahwa zigot tertanam kuat di dinding rahim. Maka sama sekali tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Roh akan duduk di mulut leher rahim, dan memastikan bahwa bayi akan tumbuh cukup bulan, serta persalinan lancar tanpa komplikasi.
Jiwa, Roh Dan Ikatan Karma
Ada Jiwa (jiwa individu) di setiap sperma. Tetapi dalam hal ini para Jiwa memiliki kondisi yang sangat lemah, tidak mampu untuk tumbuh sendiri. Jadi anak akan memiliki sebagian besar atribut roh, serta sangat sedikit Jiwa, karena kecenderungan roh akan begitu kuat untuk mengalahkan sifat Jiwa. Dan tentu saja ini membuat calon anak, hanya akan memiliki sedikit sifat ayah sebagai keturunannya, karena mereka terwakili dalam Jiwa yang telah ditekan oleh roh.
Dengan cara ini kepribadian anak di masa depan mampu untuk diprediksi, karena roh adalah kuantitas yang diketahui. Roh memiliki afinitas kecil untuk ibu dan ayah, karena sebagian besar ikatan karma dengan mereka berada di dalam Jiwa yang ada di sperma, yang berarti sang anak akan segera meninggalkan keluarga yang melahirkannya lebih awal, karena ikatan karmanya bersama orang lain.
Tidak hanya itu, Praktisi spiritual juga mampu mengetahui hal lain tentang keturunan ini, karena ia telah mendapatkan berkah dari Dewa Siwa, misalnya, memiliki umur panjang. Karena Dewa Siwa tidak akan membuatnya mati diusia muda, anak itu akan memiliki kecerdasan, tidak memiliki cacat lahir dan sebagainya.
Sebuah pantangan diberikan bukan tanpa alasan, yang tujuan utamanya, agar tidak menyakiti diri sendiri. Keturunan adalah tujuan mendirikan bahtera rumah tangga, sebagai generasi penerus, yang membawa sifat baik untuk di teruskan ke generasi berikutnya.