Fungsi sebuah kompas tidak saja sebagai alat navigasi, ada yang bisa dilakukan, lebih dari sekedar menunjukkan arah, kebijaksanaan ilmu kuno, mampu mewujudkannya dalam seni Feng Shui.
Kompas yang awalnya memang digunakan sebagai alat navigasi, namun menjadi berbeda dalam, perkembangannya di Tiongkok kuno, sekitar pada masa kejayaan Kaisar Kuning (2.696-2.598 SM). Kompas navigasi, kemudian dimodifikasi dan digunakan sebagai pusat Shi (papan orakel persegi untuk peramal), Selanjutnya pada awal Dinasti Han (206 SM- 220 M), para pendeta Tao kuno mulai memanfaatkanya, sebagai alat untuk menerapkan kemampuannya, dalam bidang seni Feng Shui.
The Yellow Emperor’s Classic of residence adalah sebuah manual Feng Shui ditulis oleh master Wang Wei, selama beberapa abad, yang disebut sebagai Bapak seni ramalan esoteris kuno ini. Selama awal Dinasti Han, Dewan Peramal Tao, mengenalkan dua puluh delapan rumah besar Bulan, yang tertulis di Lempeng Bumi (dasar) dan Lempeng Langit (atas).
Selama Dinasti Tang (618 – 907 M), kompas geomantik asli (dikenal dengan nama Lo Pan) mulai diperkenalkan. Kompas ini berisi dua bagian yaitu, Pelat Piringan Surgawi atas dan Pelat Bumi bawah, yang dijelaskan sebagai berikut:
Kompas Feng Shui Papan Piringan Surga (Bundar)
- Kompas jenis ini, melambangkan energi Surga melalui sebanyak tujuh belas cincin konsentris yang mengelilingi pola Bagua Pranatal (Delapan Trigram) dari Yi-Jing (I-Ching). Pola energi ini sesuai dengan divisi utama Surga dan pengaruh atmosfer atau meteorologi prinsipnya. Cincin konsentris di Papan Piringan Surga mewakili:
- Sepuluh Stern Surgawi,
- Dua Belas Cabang Bumi,
- Dua Puluh Empat Arah Kompas Matahari,
- Dua Puluh Delapan Konstelasi Bintang,
- Sembilan Istana (Lapangan Ajaib),
- Bagua (Delapan Trigram).
Untuk tujuan ini, mereka secara tradisional, diatur dalam lingkaran dan dibagi menjadi kualitas dan kebajikan khusus, sesuai dengan 24 divisi Bumi. 24 divisi Bumi sendiri, diatur oleh pengaruh 24 divisi yang sesuai dari kekuatan langit.
Kompas Feng Shui Papan Lempeng Bumi (Persegi)
Lempeng bagian bawah berbentuk bujur sangkar, menandakan Bumi, dan berfungsi sebagai alas untuk Lo Pan bulat. Bagian tengah alas persegi memiliki bentuk mangkuk, reses di mana Lo Pan, bisa diputar agar sejajar, dengan arah tertentu yang dimaksud.
Benang merah bertindak sebagai penunjuk, yang kemudian ditarik di atas jarum kompas, untuk membaca arah dari berbagai arus energi. Tanah atau area yang diamati, secara klasik dibagi menjadi empat kuadran (Utara, Selatan, Timur, Barat), dengan masing-masing kuadran, dikaitkan dengan salah satu dari unsur empat hewan penjaga (Kura-Kura Hitam Utara, Burung Vermilion Selatan, Naga Nilakandi Timur, dan Harimau Putih Barat).
Masing-masing kuadran, berisi tujuh rasi bintang utama. Bintang-bintang konstelasi untuk menegaskan pengaruh terhadap kualitas energi dan kebajikan spiritual, dari divisi yang sesuai dengan di Bumi.
“Dao dari Surga mengendalikan Dao dari Bumi.”
Oleh karena itu, dalam cara berpikir orang bijak Tiongkok kuno, astrologi dan Geomansi, adalah ilmu yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan seperti badan manusia dengan rohnya.
Mengenal Li dan Qi
Di era Tiongkok Kuno, Dao atau Tao dipercaya bermanifestasi sebagai “Li” (pola) dan “Qi” (energi). Oleh karena itu, penting bagi Pendeta Tao untuk memiliki pemahaman yang kuat, mengenai komponen, Pola Li dan Energi Qi.
“Di seluruh Langit dan Bumi ada Li dan Qi. Li adalah Tao (organisasi), yang merupakan segala bentuk, dari atas dan akar, dari mana segala sesuatu dihasilkan. Qi adalah instrumen (komposisi), segala bentuk, dari bawah dan alat, serta bahan mentah, segala sesuatu dibuat.
Oleh karena itu, manusia dan segala bentuk didunia akan menerima Li, ketika mereka dilahirkan, untuk meraih sifat khususnya; juga menerima Qi untuk meraih wujudnya. ”
– Collected Works-Zhu Xi.
Hubungan Li dan Qi
Li dan Qi saling bergantung satu sama lain, yang satu tidak bisa hidup tanpa yang lainnya. Bila Li menentukan, urutan dan pola tempat seseorang atau benda, maka Qi akan menjiwai nya, sehingga mampu mempertahankan manifestasi dari energi.
Qi diidentikkan dengan Yin dan Yang, saat mereka bergerak dalam perubahan musim, iklim, dan bentuk permukaan tanah. Qi datang dan pergi, dalam bentuk aliran energi yang berkelanjutan. Pelajaran mengenai akumulasi dan penyebaran Qi di Bumi, yang terus menerus, namun seringkali tidak teratur, adalah akar dasar kompas Feng Shui.
Dengan mengamati Li dari bentukan tanah, seorang Pendeta Tao yang sudah menguasai seni Feng Shui, mampu untuk memantau, di mana Qi terakumulasi atau menyebar. Ia juga memahami bahwa sungai-sungai, yang dangkal serta mengalir cepat mampu untuk menyebarkan Qi.
Begitu juga halnya bentuk dari bukit-bukit yang terkena angin kencang, serta lembah dan genangan air yang berada di dataran rendah, akan mendorong Qi dan merupakan sumber kedamaian dan ketenangan. Sebagai tempat yang ideal, untuk pelatihan kultivasi energi yang terlindung, damai, dan terbuka. Hembusan dari angin yang lembut, akan memungkinkan Qi untuk bersirkulasi.
Legenda Empat Hewan Penjaga Arah
Dalam seni Feng Shui kuno, diajarkan bahwa setiap area tanah, dikelilingi oleh kehadiran energi dari empat roh hewan, mereka adalah Naga Hijau (Nilakandi), Harimau Putih, Burung Merah (Vermilion), dan Kura-kura Hitam.
Fakta dari keempat roh hewan penjaga ini adalah, perwakilan dari Empat Arah, Empat Musim, dan Elemen (Kayu, Logam, Api, dan Air), sehingga menjadikannya aspek penting dari Kompas Feng Shui. Keempat Hewan tersebut dijelaskan sebagai berikut :
- Naga Hijau (Nilakandi): adalah representasi energi, dari semua ikan dan makhluk bersisik. Dalam Feng Shui kuno, Naga Hijau dikatakan sebagai wujud, membawa kekayaan dan kemakmuran. Representatif dengan Elemen Kayu, Musim Semi, dan arah Timur. Dalam alkimia Taois kuno, berhubungan dengan pengaruh energi dari Hun (Jiwa Ethereal) dan Imajinasi individu.
- Harimau Putih (Bai Hu): adalah representasi energi dari semua mamalia dan makhluk berbulu. Dalam Feng Shui kuno, Harimau Putih dikatakan sebagai membawa, perlindungan terhadap kekuatan gelap. Resperentatif dengan Elemen Logam, Musim Gugur, dan arah Barat. Dalam alkimia Taois kuno, mempengaruhi energi dari Po (Jiwa Tubuh) dan Sensasi individu.
- Burung Merah (Vermilion): adalah representasi energi dari semua burung dan makhluk berbulu. Dalam Feng Shui kuno, Burung Merah dikatakan membawa, kesempatan dan pengakuan. Representatif dengan Elemen Api, Musim Panas, dan arah Selatan. Dalam alkimia Taois kuno, berhubungan dengan pengaruh energi dari Shen (Roh) dan Niat individu.
- Kura-Kura Hitam (Xuanwu): adalah representasi energi dari semua makhluk hidup Vertebrata dan makhluk bercangkang. Dalam Feng Shui kuno, dikatakan sebagai pembawa perlindungan dan dukungan. Representatif Elemen Air, Musim Dingin, dan arah Utara. Dalam alkimia Taois kuno, dihubungan dengan pengaruh energik dari Zhi (Kehendak) dan Perhatian individu.
Dalam kompas Feng Shui, Empat Hewan tersebut dianggap sebagai penjaga energi, yang harus bekerja sama serta mengatur kekuatan mereka satu sama lainnya. Hewan-hewan ini harus diletakkan di sekitar area atau tempat tinggal, yang berfungsi untuk menyeimbangkan Lima Elemen serta kekuatan Yin dan Yang.
Ketika roh para binatang seimbang, energi di area tersebut akan menjadi harmonis dan menguntungkan. Namun, bila salah satu hewan menjadi terlalu kuat, atau bahkan terlalu lemah, masalah bisa saja akan terjadi. Misalnya, bila Macan Putih menjadi terlalu kuat, untuk dikendalikan oleh Naga, maka diyakini energi berlebih dari Macan Putih, akan muncul untuk mencelakai orang-orang yang ada di dalam rumah.
Kesimpulan Kompas Feng Shui
Metode keselarasan bersama alam, di perkenalan dalam seni Feng Shui, agar lebih mudah untuk diterjemahkan, ke dalam kehidupan sehari-hari, dibutuhkan alat yang sesuai dengan tujuan itu, sebagai penunjuk arah dan panduan baku, yang dikenal dengan nama Lo pan (kompas) atau kompas feng shui. Empat Hewan penjaga, sebagai bentuk resperenstatif dari unsur-unsur tertentu, yang saling tergantung satu sama lain dan perlu untuk diselaraskan agar tidak saling menyerang.