Tantra adalah praktik spiritual atau filosofis yang berasal dari tradisi agama Hindu, Jain dan Buddha, yang seringkali melibatkan praktik meditasi, ritual, dan perenungan yang mendalam.
Praktik spiritual tantra sudah populer dan tersebar luas di jaman dahulu. Ada banyak aliran dan cabang tantra, dan beberapa dari mereka menawarkan praktik khusus, yang tidak selalu relevan atau dianjurkan untuk semua orang. Selain itu, masalah keselamatan, dan etika, harus diutamakan dalam segala praktik spiritual atau meditasi.
Meskipun blog ini difokuskan untuk menelusuri jejak tantra, sebagai penulis harus kembali menegaskan bahwa, tidak akan menyediakan panduan atau informasi yang bisa merugikan atau tidak etis. Bila pembaca tertarik dengan praktik tantra atau spiritualitas tertentu, sangat disarankan untuk mencari guru atau mentor yang kompeten, dan berpengalaman di bidang tersebut. Diskusikan niat Anda dengan mereka, dan pastikan untuk mendapatkan bimbingan yang tepat, sebelum terlibat dalam praktik apa pun yang mungkin harus dipertimbangkan. Selalu penting untuk menghormati batasan, dan etika, dalam mencari pertumbuhan pribadi serta spiritual.
Prosedur Tantra Khusus
Ritual ini berasal dari zaman ketika Tantrisme populer, dan dipraktekkan secara luas. Merupakan fakta bahwa praktik spiritual Tantrisme, juga menjelaskan praktik pengiwa (Vamacara) dan penengen. Salah satunya tipe praktek tantra yang disebut dengan Sat-karma, yaitu:
- Paustika (membawa kedamaian dan kemakmuran atau pendamaian).
- Vasya (Membantu mengendalikan orang lain).
- Stambhana (Melumpuhkan pihak lain).
- Vidvesa (menciptakan permusuhan).
- Uccatana (pengusiran, pemusnahan).
- Marana (Pemusnahan, pembunuhan).
Dewi Durga akan memberikan kekuatan ini, bila dilakukan pemujaan dengan cara yang sudah ditentukan. Bahkan Mantra (dari berbagai dewa) juga memiliki khasiat tersebut. Ini mungkin terlihat aneh, tetapi bahkan dewa keberuntungan seperti Hanuman, juga menganugerahkan kekuatan jahat ini, tentunya dengan prosedur ritual Tantra khusus. Contohnya adalah Mantra Kartawirya, yang akan memberkahi pemujanya, dengan kekuatan yang telah disebutkan.
Penjelasan Sat-Karma
- Paustika: Menggunakan praktik spiritual amalan-amalan yang menguntungkan, seperti mengamalkan Mantra jenis Santi, pemujaan dewa, melaksanakan homa, dan minum obat.
-
- Mengucapkan mantra sambil menyiapkan obat, akan memiliki efek magis, seperti membantu wanita mandul, untuk mendapatkan anak laki-laki.
- Mantra para dewa yang memiliki efek penyembuhan: misalnya dengan pengulangan mantra Laksmana, sebanyak seratus ribu kali, akan menyembuhkan pasien dari penyakit kelamin.
- Pengucapan mantra Hanuman, sebanyak 900 kali dalam 10 malam, dan melaksanakan Homa, memberikan khasiat untuk penyembuhan dari gangguan raksasa, gangguan planet, dan penyakit.
- Vasya atau Vasikarana (Memberikan kendali). Bunga tampaknya menjadi faktor penting dalam praktik spiritual, untuk memesona orang lain, dan mampu mengendalikan mereka.
-
- Bila mantra Laksmana diucapkan sebanyak seratus ribu kali, dengan melaksanakan homa, mempersembahkan sepuluh ribu teratai, akan memberikan khasiat seorang pria bisa menikahi gadis yang disukainya.
- Bila mempersembahkan berbagai jenis teratai kepada dewa Ganesha, maka akan memberikan khasiat, mengendalikan pemimpin negara.
- Bila seribu Kumuda (teratai malam) dipersembahkan dalam Homa, sambil mengucapkan mantra Wisnu, maka semua pemimpin akan berada di bawah kendalinya.
- Dengan melantunkan mantra Narasimha, pemuja akan mampu mengendalikan seluruh dunia.
- Stambhana (kekuatan magis yang membius atau melumpuhkan).
-
- Bila mengucapkan Mantra Narasimha dengan melaksanakan Homa dan mempersembahkan bunga dari pohon Madhuka (Bassia Latifolia) serta potongan Dhatri (emblica officinalis), maka akan memperoleh kekuatan, yang mampu untuk melumpuhkan orang lain.
- Praktik spiritual Matangeswari bila puja dengan Homa, dan mempersembahkan campuran garam serta bubuk kunyit, mampu memberikan kekuatan magis ini juga.
- Vidvesa (menciptakan perselisihan). Untuk memperoleh kekuatan ini, prosedurnya mungkin sedikit rumit. Misalnya, harus dengan menggambar Yantra di kulit keledai, dan melantunkan mantra Hanuman, serta melaksanakan homa, dengan bunga Hayamara (Nerium tinctorium).
- Uccatana (Pemusnahan)
-
- Untuk memusnahkan raksasa, dan roh jahat, yang menyebabkan epilepsi (apasmara), harus melafalkan mantra Jwala malini, sebanyak seratus ribu kali serta memuja Nrhari, dengan mempersembahkan ghee sapi dalam Homa.
- Bila memohon berkah dari Dewa Hanuman, disarankan untuk mengucapkan mantra, sebanyak seratus ribu serta sepuluh ribu persembahan wijen ke dalam api. Dengan demikian, maka iblis yang menghantui akan berteriak keras, dan membebaskan orang yang dihantui.
- Bila memohon kepada Dewa Krisna, dengan menggunakan mantra yang menggambarkan Dewa Hari, menyerang pasukan musuh dengan panah api, sebanyak seribu kali setiap hari, selama seminggu. Ketika total dari tujuh ribu pelafalan selesai, maka musuh akan musnah dalam seminggu.
- Marana (Penghancuran total). Sejumlah mantra dari berbagai dewa, juga dianggap memiliki kekuatan ini. Bahkan mantra raja Arjuna Kartavirya, bila dilantunkan dalam Homa, dengan mempersembahkan sawi, bawang putih, Arista (Sapindus emarginatus), dan kapas. Akan memberikan kekuatan seperti itu. Bahkan mantra Dewi Durga, bila diolah dengan praktek pengiwa (Vamacara), juga akan memberikan kekuatan ini.
Sihir Hitam Dan Praktek Pengiwa
Untuk menghindari penyalahgunaan Praktik spiritual pengiwa, dan tidak etis menyebar di masyarakat. Para Siddha (orang sakti) zaman kuno, mulai menyamarkan pengalaman dan prosedurnya dengan menggunakan bahasa yang berkulit (Sandya Bhasa) atau bahasa temaram yang memiliki 5 arti dalam kalimatnya.
Bahasa temaram banyak ditemukan dalam cerita-cerita kepahlawanan Mahabharata dan Ramayana, bahkan juga dalam kisah-kisah di purana. Hanya orang-orang yang mampu memahaminya, akan mendapatkan sari dari ilmu tersebut.
Kesimpulan
Tantra adalah praktik spiritual atau filosofis yang berasal dari tradisi agama Hindu, Jain dan Buddha. Ini melibatkan berbagai praktik meditasi, ritual, dan perenungan yang mendalam. Namun, perlu diingat bahwa ada banyak aliran, dan cabang tantra, serta praktik khusus yang mungkin tidak selalu relevan, atau dianjurkan untuk semua orang.
Terlepas dari minat pada spiritualitas atau pertumbuhan pribadi, penting untuk selalu menghormati batasan, dan etika dalam mencari pengalaman serta pengetahuan baru. Praktik apa pun harus dijalani dengan kesadaran penuh, dan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri serta orang lain.