Siddhi adalah puncak kemampuan spiritual, namun bukanlah tujuan utama. Perjalanan sejati mengajarkan kita untuk mencari pencerahan, cinta kasih, dan pelayanan tanpa pamrih. Dalam latihan spiritual yang mendalam, kesadaranlah yang akan membawa kita mendekati siddhi yang luar biasa.
Mencari pencerahan adalah topik yang kompleks dalam berbagai tradisi spiritual. Banyak tradisi mistik dan spiritual mengajarkan bahwa penekanan, lebih penting diberikan pada pengembangan kesadaran, kebijaksanaan, cinta kasih, dan kebajikan.
Ada tiga hal Penting untuk memproduksi Siddhi yaitu dengan, Mantra, Yantra, dan Tantra. Dalam perjalanan menuju Siddhi, (Mantra) adalah energi yang menggerakkan kendaraan (Yantra) adalah peta jalan (Tantra) merupakan prosesnya.
Mantra adalah kumpulan suara. Saat diucapkan, getaran mereka memberikan energi pada Yantra. Suara muncul pada spektrum elektromagnetik, sebagai salah satu variasi energi, yang bisa dimanipulasi oleh Tantra. Ada tiga jenis mantra utama:
- Deskriptif, biasanya dalam bahasa Sanskerta, Mantra ini menjelaskan baik proses yang dialami, tujuan yang diinginkan, atau keduanya.
- Tidak memiliki arti, kumpulan bunyi yang tidak memiliki arti, atau yang tidak dipahami dalam bahasa manusia.
- Bijas, suku kata yang diucapkan secara individual.
Bija memiliki arti benih, dan dari “suara benih” ini akan menghasilkan buah, menurut Bija-akshara Nyaya, atau Hukum Benih dan Pohon. Pengulangan terus menerus terhadap Bijas ini, pada akhirnya menghasilkan semacam gelombang berdiri, secara permanen memberi energi, baik Yantra eksternal atau beberapa area otak calon, menghasilkan produksi terus menerus dari efek tertentu, yang koheren, dengan kepribadian yang dipanggil.
Ada empat jenis Vani atau ucapan untuk pengucapan Mantra:
- Vaikhari, ucapan vokal.
- Madhyama, ucapan sengau.
- Pashyanti, pengulangan pikiran murni
- Suara para-telepati, di mana hanya niat dari pikiran, bukan suara yang disampaikan.
Dengan semakin halus ucapannya, semakin dalam pengaruhnya baik pada individu maupun lingkungan sekitarnya. Sama seperti laser yang menghasilkan cahaya yang koheren, otak manusia bisa menghasilkan energi yang koheren, ketika satu frekuensi (Bija) dipilih, dan diperkuat secara tepat dengan Yantra, dan Tantra.
Yantra adalah wadah di mana tumbuhan, mineral, hewan, atau manusia telah disiapkan melalui energi Mantra. Yantra mengandung energi, memantulkannya kembali ke dirinya sendiri, sampai bisa terakumulasi ke satu titik seperti halnya sinar laser, dengan sendirinya, memproyeksikan dirinya sendiri.
Proyeksi mengambil bentuk dewa, yang sesuai dengan Bija yang diulang. Ketika Mantra selain Bija digunakan, energi akan terus terakumulasi sampai digunakan atau habis. Di sini Yantra bertindak seperti kapasitor. Yantra sering berupa diagram yang digambar di atas kulit kayu birch, kristal atau pelat tembaga, atau bisa juga digambar dengan bubuk atau pasir. Gambar memang bisa digunakan sebagai Yantra, tetapi Yantra terbaik dikatakan sebagai tubuh manusia.
Tantra memiliki tiga jenis utama untuk mencari pencerahan yang sesuai dengan kemampuan spiritualis yaitu, eksternal, internal dan campuran.
- Jenis aspiran Pashu atau kebinatangan, pada dasarnya sangat terikat pada kenikmatan objek-objek indera eksternal, dan karenanya, harus melakukan pemujaan eksternal untuk mengendalikan dorongan-dorongan tersebut.
- Jenis Divya atau dewa, cenderung introvert dan tidak perlu repot dengan ritual eksternal. Calon ini membutuhkan Antaryaga, upacara pengorbanan internal.
- Jenis Vira atau pejuang, bisa melakukan ibadah secara eksternal, dan internal, secara kompeten dengan perhatian yang cermat, terhadap detail. Kehidupan sehari-hari menjadi ritual pengorbanan, bagi mereka dengan setiap tindakan, merupakan tindakan pemujaan yang tersembunyi setiap saat, dari pengamat biasa. Bagi Vira, seluruh dunia adalah kuburan, penuh dengan orang mati. Seorang Tantra sejati, menganggap setiap manusia (termasuk dirinya sendiri) sudah mati, sejak fakta kelahiran telah membuat kematian tak terelakkan.
Kesimpulannya, “Siddhi” adalah istilah dalam bahasa Sanskerta yang merujuk pada kemampuan atau pencapaian spiritual yang luar biasa. Dalam tradisi spiritual seperti Yoga, Hinduisme, dan Buddhisme, siddhi dianggap sebagai hasil dari latihan spiritual yang intens, meditasi, disiplin diri, dan peningkatan kesadaran.
Namun, dalam banyak tradisi, penekanan diberikan pada perjalanan spiritual untuk mencari pencerahan itu sendiri, bukan pada mencari siddhi sebagai tujuan utama. Pencarian jati diri, pencerahan, cinta kasih, kebijaksanaan, dan pelayanan tanpa pamrih merupakan nilai-nilai yang lebih penting dalam pengembangan spiritual.
Bila pembaca merasa tertarik untuk mengejar pertumbuhan spiritual, dan memahami konsep siddhi, disarankan untuk mencari bimbingan dari guru spiritual yang berpengalaman, dan bijaksana, karena perjalanan spiritual adalah proses yang mendalam serta kompleks.