Agar ritual Panchamakara berhasil, pasangan yang melakukan ritual, pertama-tama harus menyempurnakan Shiva Lata Mudra, yaitu sebuah praktik pengorbanan dimana semua hasrat seksual harus dihilangkan. Laki-laki mengidentifikasi sepenuhnya sebagai Siwa dan perempuan sebagai Sakti, penghayatan ini harus dijaga selama tiga jam, untuk membuahkan hasil.
Pengorbanan diri dalam ritual Tantra sangat penting, seperti dalam ungkapan, “Shivo bhutva shivam yajet” Pertama-tama jadilah Siwa, dan kemudian akan mampu untuk memuja Siwa dengan benar. Saat identifikasi diri dengan para dewa ini selesai, maka mengkonsumsi ikan, daging, biji-bijian, anggur, dan tindakan seksual, bukan lagi tindakan memanjakan indera, tetapi telah menjadi sakramen, karena para dewa itu sendiri, ikut mengambil bagian secara langsung.
Orang yang hanya ingin tahu, tidak perlu ikut berkecimpung dalam Tantra, ritual Tantra adalah ritual pengorbanan diri. Meskipun tumbuh-tumbuhan, mineral, dan hewan, umumnya digunakan sebagai persembahan, mereka adalah sekunder dari persembahan sejati, yaitu pengorbanan diri yang terbatas, ke dalam api pengorbanan. Dalam ritual Panchamakara, perempuan adalah api, tempat dimana laki-laki mempersembahkan air maninya, seperti halnya mentega murni, yang dipersembahkan dalam pemujaan api ortodoks.
Seks biasa bukanlah pengorbanan diri. Ketika dua orang bertemu untuk bersanggama, mereka biasanya mencari kepuasan untuk diri sendiri, memuaskan nafsu mereka dan secara tidak langsung, akan berusaha memuaskan pasangannya. Seks Tantra menjadi mungkin, apabila seseorang telah mampu sepenuhnya, untuk menghilangkan kepribadiannya sendiri, dan menawarkan diri untuk kepuasan dewa, penjelmaan alam semesta. Inilah salah satu alasan Tantra selalu dijaga ketat rahasianya.
Bahaya pengetahuan yang bisa disalahgunakan, bila jatuh ke tangan orang tidak layak, telah membatasi penyebaran Tantra. Seseorang seharusnya tidak pernah berusaha untuk berlatih Tantra klasik tanpa seorang guru, karena tidak ada teks Tantra, memberikan detail ritual akurat secara menyeluruh. Setiap teks menghilangkan langkah penting, atau menyertakan informasi palsu, dan hanya melalui seorang guru realitas, diwariskan dari guru ke murid, dari generasi ke generasi bisa dipahami.
Bahkan bila Tantra murni berada di luar jangkauan kebanyakan orang, Tantra memiliki banyak hal untuk dipelajari selain pengorbanan diri. Untuk mempertimbangkan beberapa topik yang telah dibahas, seperti konsep kepribadian, dan ego.
Konsep konstitusi individu, tidak hanya dalam pengertian Ayurveda seperti Vata, Pitta, dan Kapha, melainkan juga konstitusi mental, seperti Sattva (Divya), Rajas (Vira), dan Tamas (Pashu), memberikan pengetahuan, bahwa manusia bisa dikategorikan menurut jenis, dan pendekatan harus sesuai dengan temperamennya, karena hal tersebut akan lebih berhasil.
Persiapan herbal dan mineral Tantra, adalah bagian dari Ayurveda, yang bisa dievaluasi kemanjurannya. Seluruh fisiologi suara dan cahaya, bisa direvolusi dengan penerapan Mantra, dan visualisasi. Beberapa dari ilmu Tantra ini sudah diterapkan, bahkan tanpa disadari. Misalnya, pasien kanker, terkadang diinstruksikan untuk mencoba memvisualisasikan, agar mendorong remisi.
Visualisasi juga bisa diperluas ke penyakit autoimun, karena penyakit autoimun terjadi ketika ego, mulai kehilangan kemampuannya untuk membedakan, apa yang merupakan bagian dari organismenya, dan apa yang asing baginya. Secara psikologis proses ini sudah digunakan dalam Neurolinguistic Programming. Kebiasaan atau keunikan kepribadian yang tidak diinginkan, bisa diubah tanpa analisis, rasa bersalah atau trauma, serta memberikan sifat baru. Karena tidak ada batasan untuk pengembangan diri, cara pengorbanan diri dalam Tantra bisa digunakan berulang kali, untuk membantu penyesuaian.
Bagi yang sudah relatif sehat, Tantra bisa membantu menciptakan tingkat keharmonisan, serta kesehatan yang lebih dalam. Keabadian mungkin secara umum tidak mudah untuk diraih, tetapi setidaknya mampu untuk hidup lebih sehat, yang membutuhkan kekebalan lebih baik. Dalam bahasa Sansekerta, kekebalan adalah Vyadhi kshamatva, secara harfiah berarti “pengampunan penyakit”.
Dengan gaya hidup, dan sikap tidak tepat, kita mampu menciptakan kondisi dalam tubuh, dan pikiran yang sesuai dengan makhluk tertentu, yang akan menerima undangan, meskipun tanpa perlu diucapkan untuk menginfeksi diri. Contohnya, sebagian besar dari kita pasti membenci penyakit, tanpa menyadari bahwa pikiran tersebut, telah mengundangnya tanpa sengaja, untuk menginfeksi diri. Ketika seseorang belajar mengorbankan diri untuk memaafkan dirinya sendiri, dan memaafkan penyakit yang telah menyerangnya, maka penyakit itu secara efektif akan dihalau.
Sayangnya, sikap Tantra pun juga bisa sangat berbahaya. Ketika seseorang mulai mengumpulkan kekuatan, ego akan membengkak, kecuali bila kepribadian tersebut, terus menerus dibakar secara bersamaan. Menurut Tantra, bahwa kekuasaan di objek kan, dan dipersonifikasikan. Karena ritual Tantra bisa digunakan untuk menciptakan emosi, yang sebelumnya tidak pernah ada, ritual Tantra, bisa digunakan untuk terapi bagi banyak orang saat ini, terutama yang menderita kelumpuhan emosi.
Pengorbanan Diri Dalam Ritual Tantra
Dari sudut pandang spiritual yang ketat, pelajaran mengenai Tantra sejati, pengorbanan diri akan memberi perspektif yang tepat, untuk mempertimbangkan praktik spiritual mereka jalani. Sebagai contoh, mereka mungkin mulai menghargai Kundalini dengan lebih hormat, setelah mengetahui efek dari kebangkitannya. Atau, perhatikan jutaan orang yang mengulang Mantra setiap hari. Sebagian besar tidak memahami persyaratan Mantra Siddhi, dan karenanya hanya akan mengulangi Mantra, selama bertahun-tahun dengan hasil sangat sedikit, sedangkan dengan lebih perhatian pada ajaran Tantra, mereka bisa membuat kemajuan pesat, dengan mempelajari hal-hal seperti:
- Lokasi alat vokal di mana Mantra harus diucapkan, bersama dengan pengucapannya yang tepat.
- Proses Bhuta Shuddhi dan praktik Nyasa (yang mempersiapkan tubuh dan pikiran untuk bertindak sebagai wadah bagi dewa).
- Dhyanavidhi, atau visualisasi khusus, sesuai dengan Mantra.
- Lima pantangan besar, yaitu melafalkan Mantra setiap hari :
- Dalam jumlah sama,
- Di tempat sama,
- Waktu yang sama,
- Persembahan yang sama,
- Harus tidak melakukan hubungan seksual selama periode melafalkan mantra.
- Jumlah total pengulangan mantra, akan berbeda (umumnya sejumlah 100.000), ditambah jumlah, dan ragam persembahan yang sesuai, untuk Lima Unsur Utama.
Meskipun Tantra kadang-kadang tampak sangat rumit, dan tidak praktis, kita semua pasti dipenuhi dengan kekaguman pada ketelitian, dan perhatian luar biasa, terhadap detail yang ditunjukkan oleh orang bijak kuno, saat menyebarluaskan ilmu ini. Meskipun hasil ritual Tantra tidak bisa dikomersialkan, atau dieksploitasi dengan cara duniawi, tentunya Tantra patut diapresiasi atas keberadaannya.
Manfaat terbesar dari mempelajari Tantra selaian tentang pengorbanan diri adalah peningkatan apresiasi terhadap keibuan. Seorang Dokter bila tidak bisa bersikap keibuan terhadap pasiennya, hanyalah seorang penjual obat. Tantra adalah pemujaan terhadap Ibu, dan metode paling maju, untuk menanamkan perasaan keibuan. Tidak bisa disangkal bahwa saat kita memandang dunia, dunia pun akan memandang balik. Bila dunia adalah Ibu, dan semua penghuninya adalah keluargamu maka tidak perlu lagi merasa kesepian, takut atau putus asa.