Keseimbangan antara alam manusia dan alam gaib itu rapuh, ketika kekuatan jahat dilepaskan, mengancam untuk menghancurkan jalinan realitas, manusia akan menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Ars Goetia adalah kekuatan kuno yang telah dibangun, berusaha melindungi dunia manusia dari iblis.
Ars Goetia, juga dikenal sebagai “Lesser Key of Solomon”, merupakan grimoire (Kitab pelajaran sihir) abad ke-17, bagian dari kompilasi kitab Lemegeton. Teks tersebut dikaitkan dengan Raja Salomon, seorang tokoh dari pengetahuan alkitabiah, dan mitologis, dikenal karena kebijaksanaan, serta kemampuan magisnya.
Ars Goetia secara khusus berfokus pada pemanggilan, atau membangkitkan 72 iblis atau roh, dikaitkan dengan segel, deskripsi, serta kemampuan tertentu. Iblis-iblis ini dikenal juga sebagai “Goetic Demon”, kitab ini dibagi menjadi hierarki, serta kategori yang berbeda. Tujuan pemanggilan iblis tersebut berbeda-beda, tetapi seringkali melibatkan pengetahuan, kekuatan, mengendalikan orang lain, atau bantuan dalam mencapai keinginan seseorang.
Kitab tersebut memberikan instruksi, mengenai cara memanggil roh-roh tersebut, persembahan yang harus diberikan, serta berbagai ritual untuk menjalin hubungan dengan mereka. Setiap iblis dikatakan memiliki kemampuan, serta karakteristik khusus, bisa dimanfaatkan oleh praktisi. Mereka yang tertarik untuk mempelajari Ars Goetia atau Kitab sihir serupa, memiliki berbagai perspektif, termasuk keingintahuan sejarah, akademis, atau spiritual. Namun, sangat penting untuk berhati-hati melakukan penelitian menyeluruh, ketika berurusan dengan kitab semacam itu, karena kitab tersebut umumnya berisi ritual, deskripsi rumit, yang tidak sesuai untuk semua orang, serta kitab tersebut sering dikaitkan dengan sejarah kepercayaan, dan praktik yang kompleks.
Kandungan Isi Kitab Ars Goetia
Ars Goetia adalah bagian khusus dalam grimoire yang lebih besar dikenal sebagai “Lesser Key of Solomon”. Bagian ini berisi penjelasan serta petunjuk untuk memanggil atau membangkitkan 72 iblis. Setiap iblis berhubungan dengan segel, deskripsi penampilan, kemampuan, juga instruksi tentang cara memanggil mereka. Iblis diatur ke dalam berbagai hierarki serta kategori, dengan masing-masing memiliki atribut juga tujuan uniknya sendiri.
Nama-nama iblis, deskripsi dan kemampuannya, bisa ditemukan di dalam kitab Ars Goetia. Praktisi yang mengikuti ritual ini percaya, bahwa mereka bisa menjalin hubungan dengan roh-roh tersebut untuk mendapatkan pengetahuan, kekuatan, atau bantuan dalam berbagai usaha.
Penting untuk dicatat bahwa Ars Goetia dan kitab serupa, adalah bagian dari tradisi okultisme dan esoteris, dimana praktiknya tidak diterima atau dipraktekkan secara luas, baik oleh komunitas agama atau spiritual. Kitab-kitab ini sering dipahami dengan hati-hati serta dipelajari dari berbagai perspektif, termasuk sejarah, akademik, juga spiritual, oleh mereka yang tertarik pada bidang esoterisme dan okultisme.
Deskripsi 72 Iblis Dalam Kitab Ars Goetia
Ars Goetia berisi deskripsi juga informasi tentang 72 iblis atau roh, masing-masing terikat dengan segel, nama, dan deskripsi kemampuan mereka. Berikut adalah daftar nama-nama iblis tersebut beserta nomor yang sesuai:
Nama-nama tersebut merupakan bagian integral dari kitab Ars Goetia, juga sering digunakan dalam ritual serta praktik terkait.
Ritual Pemanggilan 72 Iblis
Ritual yang diuraikan dalam Ars Goetia cukup rumit, melibatkan berbagai langkah, simbol, doa, dan instruksi, untuk memanggil serta berinteraksi dengan iblis atau roh. Ritual spesifik mungkin sedikit berbeda, tergantung pada praktisi dan petunjuk yang mereka gunakan, tetapi di blog ini adalah gambaran umum, mengenai beberapa langkah ritual dari Ars Goetia:
- Persiapan dan Pembersihan: Praktisi mempersiapkan diri secara mental, dan fisik untuk ritual tersebut. Melibatkan ritual mandi, puasa, dan menyucikan diri dengan cara tertentu.
- Membangun lingkaran: Lingkaran pelindung sering digambar di tanah, berfungsi untuk menciptakan penghalang antara praktisi, dan roh yang dipanggil, memberikan perlindungan dari potensi bahaya.
- Mempersiapkan lingkungan: Mengatur ruang ritual dengan alat yang sesuai, lilin, dupa, dan persembahan. Alat dan barang khusus yang dibutuhkan, bisa cukup bervariasi tergantung pada iblis yang dipanggil.
- Mantra: Praktisi membacakan mantra dan kidung, dirancang untuk memanggil setan tertentu yang ingin dipanggil. Mantra ini sering termasuk pujian dan sanjungan, untuk menarik kesombongan atau ego roh.
- Penggunaan Sigil dan Segel: Praktisi menggunakan sigil atau segel khusus iblis, biasanya dicantumkan dalam kitab Ars Goetia, untuk menjalin hubungan dengan roh. Simbol-simbol ini dipercaya mewakili esensi roh, serta sebagai alat penghubung komunikasi.
- Persembahan: Persembahan seperti dupa, lilin, makanan, atau barang lainnya, bisa dipersembahkan kepada roh, sebagai cara untuk mendapatkan bantuannya, serta menunjukkan rasa hormat.
- Komunikasi: Praktisi bisa berkomunikasi dengan roh, melalui sarana mental atau astral, mencari jawaban atas pertanyaan, bimbingan, atau bantuan dalam hidupnya.
- Permintaan Formal: Praktisi membuat permintaan resmi dari roh, ini berkisar tentang pengetahuan, kekuatan, atau bantuan untuk hal-hal tertentu.
- Ucapan Syukur dan pengakhiran: Setelah interaksi, praktisi mengucapkan terima kasih atas kehadiran, bantuan roh dan secara resmi mengembalikan mereka. Ini adalah langkah penting untuk memastikan, bahwa hubungan ditutup dengan benar.
- Menutup Lingkaran: Lingkaran pelindung ditutup, dan ruang ritual dibersihkan menyeluruh, memastikan tidak ada sisa energi atau entitas tertinggal.
Memanggil roh mungkin memiliki makna psikologis, simbolis, atau spiritual bagi yang mempraktekkannya, tetapi mereka tidak diterima atau dipraktekkan secara luas, oleh komunitas agama atau spiritual.
Hal-hal Yang Dianjurkan Dan Dilarang
Saat berurusan dengan praktik esoteris, seperti yang ditemukan di dalam kitab Ars Goetia, penting untuk memahaminya dengan hati-hati, rasa hormat, serta pemahaman menyeluruh mengenai potensi implikasinya. Berikut ini beberapa “anjuran” serta “larangan” untuk dipertimbangkan, bila pembaca tertarik mempelajari kitab-kitab tersebut:
Diperbolehkan:
- Riset: Sebelum mencoba ritual atau praktik apa pun, selidiki secara menyeluruh sejarah, konteks, dan implikasi dari teks secara spesifik. Memahami latar belakang serta simbolisme, akan membantu untuk memahami praktik dengan lebih sadar.
- Rasa hormat: Perlakukan entitas atau roh apa pun, dengan hormat serta hati-hati. Terlepas dari sistem kepercayaan pembaca, penting untuk memahami praktik ini dengan rasa hormat, serta pemahaman bahwa sedang terlibat dengan simbol, dan konsep yang kuat.
- Niat Pribadi: Pahami niat diri sendiri untuk mempraktikkan ritual ini. Perjelas mengapa terlibat dalam praktik ini, dan apa yang ingin dicapai.
- Pertimbangan Etis: Renungkan implikasi etis dari niat. Pertimbangkan apakah tujuan tersebut, sejalan dengan nilai-nilai pribadi dan apakah tindakan tersebut berpotensi untuk merugikan orang lain.
- Keyakinan Pribadi: Pahami praktik ini dengan cara yang sejalan dengan keyakinan pribadi, serta tingkat kenyamanan. Bila ada sesuatu yang terasa salah atau tidak nyaman, saatnya untuk mengevaluasi kembali pemahaman tersebut.
- Perlindungan: Bila memilih untuk terlibat dalam ritual, pertimbangkan untuk menggabungkan tindakan perlindungan, seperti membuat lingkaran atau visualisasi, untuk memastikan keselamatan serta kesejahteraan, selama proses berlangsung.
Larangan:
- Mencoba Ritual Tanpa Riset: Jangan mencoba ritual tanpa pemahaman kuat mengenai praktik, sejarahnya, serta potensi konsekuensinya.
- Perlakukan dengan Ringan: Praktik-praktik ini melibatkan simbolisme, serta konsep serius. Hindari memperlakukan kitab tersebut, dengan santai atau tidak hormat.
- Niat Paksa atau Negatif: Jangan mencoba menggunakan praktik ini, untuk tujuan negatif atau berbahaya. Niat di balik tindakan adalah penting.
- Mengabaikan Kesehatan Mental dan Emosional: Terlibat dalam praktik esoteris bisa cukup intens, serta bisa mempengaruhi kondisi mental dan emosional seseorang. Bila merasa kewalahan, cemas, atau tidak sehat, penting untuk memprioritaskan kesehatan, serta mencari dukungan yang sesuai.
- Percaya Semuanya Secara Harfiah: Banyak praktisi mendekati praktik seperti ini, dengan pemahaman simbolis atau psikologis, daripada kepercayaan literal pada iblis. Hindari mengambil semuanya secara harfiah, dan pertimbangkan aspek metaforis serta psikologis.
- Isolasi: Bila baru dalam praktik ini, hindari mencobanya secara terpisah. Carilah bimbingan dari praktisi, mentor, atau kelompok berpengalaman, tentunya memiliki pengalaman dalam studi esoterik.
Ingatlah bahwa praktik ini adalah bagian dari tradisi esoterik dan okultisme, dan mungkin tidak selaras dengan sistem kepercayaan setiap orang. Bila pembaca mempertimbangkan untuk mempelajari praktik-praktik ini, disarankan untuk melakukan pendekatan dengan hati-hati, serta pikiran terbuka, kemauan untuk mempelajari, dan menyesuaikan pemahaman berdasarkan pengalaman pribadi.
Kitab Serupa Dengan Lesser Key of Solomon.
Ada beberapa kitab sihir, dan teks yang sifatnya mirip dengan Ars Goetia, masing-masing berisi deskripsi roh, ritual, serta praktik magis. Berikut adalah beberapa contoh penting:
- The Key of Solomon (Lemegeton II – Clavicula Salomonis): merupakan bagian lain dari “Lemegeton”, seperti halnya Ars Goetia, ini juga dikaitkan dengan Raja Salomon. Namun, ini lebih berfokus pada ritual, serta sihir untuk roh yang dianggap lebih baik hati, atau malaikat. The Key of Solomon memberikan instruksi, bagaimana cara membuat alat dan peralatan magis, serta metode untuk memanggil malaikat serta roh untuk berbagai tujuan.
- The Grand Grimoire: Juga dikenal sebagai “The Red Dragon” atau “The Gospel of Satan,” grimoire ini adalah karya berikutnya setelah Ars Goetia. Kitab ini berisi ritual, doa, dan instruksi untuk memanggil setan dan membuat perjanjian dengan mereka. Grand Grimoire dikenal dengan instruksi eksplisitnya, untuk membuat perjanjian dengan Lucifer, untuk mendapatkan kekuatan serta kekayaan.
- The Book of Abramelin the Mage: merupakan grimoire abad ke-15 yang dikaitkan dengan mistikus Yahudi Abraham of Worms. Kitab ini merinci sistem sihir yang kompleks, melibatkan cara terhubung hubungan dengan Malaikat Pelindung, memperoleh pengetahuan serta kekuatan. Itu termasuk instruksi untuk ritual enam bulan, atau delapan belas bulan, di mana praktisi mencari kebijaksanaan serta bimbingan ilahi.
- The Sixth and Seventh Books of Moses: Kitab-Kitab ini, dikaitkan dengan tokoh-tokoh dari Alkitab yaitu Musa dan Harun, berisi kumpulan mantra magis, doa, dan kidung suci. Mereka sering digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk perlindungan, penyembuhan, serta menarik cinta.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun Kitab sihir ini memiliki kesamaan, mereka juga memiliki fokus, praktik, serta tradisi berbeda terkait dengannya. Seperti Ars Goetia, kehati-hatian, penelitian menyeluruh, dan kebijaksanaan pribadi, sangat disarankan saat berhubungan dengan teks, serta praktik spiritual.
Kesimpulan Ars Goetia
Ars Goetia merupakan bagian dari “Lesser Key of Solomon”, sebuah grimoire yang dikaitkan dengan Raja Salomon, berasal dari abad ke-17. Bagian Ars Goetia ini berfokus pada pemanggilan, dan kebangkitan 72 iblis atau roh, masing-masing terkait dengan segel, deskripsi, dan kemampuan tertentu. Ritual yang dijelaskan dalam Ars Goetia, merupakan bagian dari tradisi esoteris, dan okultisme serta melibatkan langkah, simbol, doa yang rumit.
Praktisi yang mendalaminya muncul dari berbagai perspektif, termasuk keingintahuan sejarah, akademik, dan spiritual. Praktik dan kepercayaan yang terkait dengan teks-teks tersebut, tidak diterima atau dipraktekkan secara luas oleh komunitas agama atau spiritual. Bila pembaca terlibat dengan Ars Goetia, atau Kitab sihir serupa, itu membutuhkan penelitian yang cermat, rasa hormat, dan pemahaman mengenai potensi implikasi psikologis serta spiritual.Penting untuk mendekati praktik-praktik ini dengan hati-hati dan melakukan penegasan, terutama mengingat sifat materi yang kontroversial. Ars Goetia tetap menjadi subjek daya tarik, studi, dan perdebatan dalam ranah esoterisme dan okultisme.