Dalam Praktik spiritual “kerahasiaan” seringkali menjadi sebuah elemen yang sangat penting. Hal ini terutama berlaku ketika kita berbicara mengenai penggunaan mantra, sebuah kata yang memiliki kekuatan besar.
Kerahasiaan Mantra, sangat penting dalam mempelajari praktik mantra siddhi. Ada banyak batasan yang harus diikuti bila benar-benar ingin menyempurnakan sebuah mantra. Salah satunya adalah tidak dengan memberitahu siapapun, mengenai mantra mana yang diucapkan. Ketika memberi tahu orang lain mengenai mantra tersebut, ini sama dengan mengizinkan mereka mengakses Shakti yang sedang dikumpulkan. Artinya sama saja dengan memberi mereka Pin ATM, dan meminta mereka, untuk mengambil semua dana tersimpan disana.
Siapa pun yang mengetahui mantra, akan mengetahuinya tanpa bertanya, sedangkan mereka yang tidak bisa menemukannya tanpa bertanya, tidak perlu mengetahuinya.
Demikianlah, pentingnya kerahasiaan dan komitmen dalam praktik spiritual ini dijelaskan dengan jelas dalam blog ini.
Kerahasiaan Mantra Sang Murid
Ada sebuah cerita mengenai seorang murid, yang terus memohon kepada gurunya, sebuah mantra untuk di ulangi. Sang murid tersebut dengan gigih terus memohon. Sang guru, meskipun bertentangan dengan hati nuraninya, akhirnya meluluskan permintaan.
Bangga dengan perolehan barunya, murid tersebut bersedia menyambut sang kakek gurunya, datang untuk berkunjung di asram atau padepokan tersebut. Sang murid memberikan penghormatan kepadanya. Kakek guru tersebut menanyakan, jenis sadhana apa yang telah dia lakukan. Sang murid memberitahu beliau, bahwa gurunya telah menurunkan sebuah mantra, yang harus diulangi secara rutin dengan sangat hati-hati.
Sebenarnya, kakek guru tidak ingin lagi bertanya kepada murid tersebut,mengenai sadhananya, hanya untuk memastikan bagaimana sadhana-nya telah berjalan. Kakek guru tersebut sudah mengetahuinya, dan mengetahui hal-hal seperti itu adalah permainan anak-anak baginya. Ia kembali bertanya, karena ingin mengetahui seberapa kuat dedikasi sang murid, tersebut terhadap sadhana. Ketika kakek Guru mengetahui bahwa dedikasinya sama sekali tidak solid, yaitu dengan mengungkap kerahasian mantra nya, dia kembali memutuskan untuk memberi pelajaran pada sang murid tersebut.
Bagaimanapun, kakek Guru menjadi marah, dan memberitahu si murid,
“Apakah benar gurumu yang memberikan mantra itu?”
“Menurutmu, gurumu itu Tuhan ? sehingga seenaknya membagikan mantra? Lagipula, dia belum memberitahukan keseluruhan kata mantranya dengan benar. Dia mencoba menyembunyikan sesuatu darimu, dengan mengurangi satu suku kata.”
Sang murid menjadi khawatir, bila mantranya tidak lengkap, maka dia akan terus mengulanginya selama bertahun-tahun, dan tentunya tidak akan mencapai hasil yang diinginkan. Maka ia berkata,
“Oh kakek guru, kasihanilah saya. Sampaikan padaku sisanya.”
Kakek guru tersebut benar-benar memainkan perannya dengan baik. Pada awalnya dia menolak, tapi sang murid terus memohon, dan membujuknya dengan sangat tulus, sehingga akhirnya kakek guru tersebut merasa ‘kasihan’ padanya, dan memberitahukan sisa suku kata tambahan.
Dua puluh tahun berlangsung, dan sang murid masih terus mengulangi mantra itu dengan setia, setiap hari selama sepuluh sampai dua belas jam. Benar, Sepuluh hingga dua belas jam! Dia telah melampaui angka sepuluh juta di masa lalu, dan mungkin sudah mendekati angka dua puluh juta sekarang—tetapi belum ada hasil nyata apapun.
Suku kata tambahan itu, ternyata telah mengubah seluruh efek fonetik getaran mantra. Tentu saja, karena itu bukan tempatnya; kakek guru menambahkannya hanya untuk memberi sang murid sebuah pelajaran. Namun, ini adalah sebuah pelajaran yang luar biasa! Dua puluh tahun sadhana sia-sia! Bagi kakek guru tersebut, tentu saja dua puluh atau tiga puluh tahun, tidak ada artinya sama sekali, namun bagi kita manusia biasa, sudah memakan sebagian waktu hidup. Mantra tersebut hanya akan berguna bagi Sang Murid dengan mengucapkan mantranya secara lantang.
Rahasia Pelajaran Kakek Guru
Banyak murid yang mendengar cerita mengenai Kakek Guru tersebut sebelumnya, namun cerita keusilannya membuat murid-murid lainnya kehilangan minat untuk bertemu langsung dengannya. Mereka berfikir ” seandainya saya bertemu kakek guru, maka saya akan beruntung bisa lolos dengan mengenakan kulitku”
Inilah sebabnya menggapa murid-murid di asram atau padepokan tersebut langsung sembunyi bila beliau datang untuk berkunjung. Sebenarnya ketika murid-murid ingin belajar kepadanya, Kakek guru tersebut berusaha memastikan, untuk membersihkan karma buruk mereka dari sebab akibat.
Sedangkan yang diketahui oleh murid-murid tersebut hanyalah, ketika mereka pergi untuk belajar kepadanya dan mendadak segalanya menjadi tidak beres, sehingga kakek guru yang disalahkan. Tapi dia tidak peduli. Bisa dibilang, hanya melakukan pekerjaannya. Dia sangat ketat dalam melakukan pekerjaannya, dan jarang membiarkan siapapun meloloskan diri, bila mengetahui mereka telah melampaui batas kemampuannya, pelajarannya memang sangat sulit.
Rahasia Mantra Siddhi Dalam Sadhana
Kerahasiaan selalu menjadi kebijakan terbaik dalam sadhana. Bahkan ada pepatah menyatakan mengenai hal ini, yaitu: “maunam sarvartha-sadhanam”. Apabila diterjemahkan, memiliki arti “keheningan menyelesaikan segalanya”.
Pertimbangkan juga hal ini, setiap kali orang sedang berdiskusi mengenai topik spiritualitas, selalu ada orang idiot datang, dan merusaknya. Mengapa? Karena Tuhan tidak suka rahasianya dibicarakan begitu saja terutama Kerahasiaan Mantra-mantra-Nya disebarkan?
Kakek guru telah memberikan pelajaran bagus dari pengalaman ini, yaitu ujilah seorang calon secara menyeluruh, sebelum mengajarinya apa pun. Diumpamakan memberi seekor monyet pisau cukur, apakah dia akan mencukur dirinya sendiri, atau akan memotong lehernya? Sangat sedikit orang, bisa memahami permainan, yang dilakukan oleh sang Kakek guru tersebut.
Kesimpulan Rahasia Mantra
Menjaga kerahasiaan dalam praktik spiritual, terutama dalam hal penggunaan mantra, sangat penting. Hal ini karena berbagi mantra dengan orang lain dapat mengurangi efektivitasnya, dan hanya orang yang telah membuktikan dedikasi mereka, layak menerima pengetahuan lebih lanjut. Selain itu, cerita mengenai seorang guru yang tegas, dan menguji muridnya, menunjukkan bahwa perjalanan spiritual seringkali memerlukan komitmen, serta dedikasi kuat. Penghargaan terhadap kerahasiaan, kepatuhan pada guru, dan keteguhan dalam praktik adalah unsur-unsur penting dalam mencapai tujuan spiritual.