Dalam perjalanan filosofis ini, kita menjelajahi kedalaman Weda, menggali kebijaksanaan spiritualnya melalui pemujaan elemen Api. Temukan bagaimana elemen Api, tidak hanya menjadi simbol kehidupan dalam Weda, tetapi juga kunci transformasi spiritual.
Elemen Api adalah esensi dari Lima Elemen Besar, yang membentuk dasar alam semesta, serta keterbatasan kesadaran manusia. Melalui tulisan ini, Penulis berusaha menjelaskan bagaimana pemujaan terhadap Elemen Api dalam Tantra, juga Weda, bukan hanya sekadar ritual, tetapi suatu cara untuk mencintai, serta mengubah sifat fundamental elemen tersebut.
Melalui uraian ini, kita berusaha tidak hanya memberikan pemahaman teoritis, tetapi juga mengajak pembaca untuk mengalami sendiri melalui pengalaman langsung. Pemujaan elemen, terutama Api, dijelaskan sebagai suatu bentuk cinta, melibatkan transformasi fundamental, dalam hubungan manusia dengan alam.
Akhir kata, Penulis berharap tulisan ini bisa menjadi jendela, mengarah pada pemahaman lebih dalam mengenai bagaimana spiritualitas, serta pengalaman langsung mampu mengubah cara kita melihat diri sendiri, dunia, juga hubungan dengan elemen-elemen alam.
Selamat membaca.
Lima Elemen Besar Pembentuk Alam
Filosofi Sankhya merupakan landasan teori dari Ayurveda, dengan memahami bahwa seluruh dunia terdiri dari Lima Elemen Besar yaitu Bumi, air, Api, Udara, dan Eter. Namun, Unsur-unsur Besar tersebut bukanlah unsur dalam pengertian kimia, seperti hidrogen, dan helium, yang lebih merupakan wujud materi. Dalam Ayurveda pengertian dari Lima Elemen Besar adalah.
- Tanah, unsur yang mendominasi segala sesuatu berwujud padat di alam semesta.
- Air, unsur yang mendominasi segala sesuatu berwujud cair.
- Udara, unsur yang mendominasi segala sesuatu yang berbentuk gas.
- Eter, adalah ruang tempat terjadinya sesuatu.
- Api, adalah kekuatan yang mengubah benda padat atau cair menjadi gas, atau sebaliknya.
Semuanya bentuk dari alam semesta, termasuk manusia, terdiri dari unsur Lima Elemen ini. Selama kita masih hidup, kesadaran manusia dibatasi oleh wadah yang dipelihara, yaitu tubuh. Karena tubuh terbuat dari Lima Elemen, maka kesadaran kita juga dibatasi oleh Elemen-elemen tersebut. Dengan mengetahui bahwa kesadaran kita terbatas adalah hal yang baik, tetapi apa yang akan dilakukan selanjutnya?
Kita semua tidak ingin tetap dibatasi, bukan?
Pengetahuan teoritis memang dibutuhkan, tetapi itu tidak cukup tanpa pengetahuan praktis, karena pengalaman langsung sangat perlu. Kita semua menyadari bahwa dengan keluar, dan mengalami secara langsung apa yang telah dipelajari, sehingga semuanya akan memiliki nilai praktis dalam hidup.
Memuja Elemen Api Dalam Kehidupan
Inti dari Tantra adalah pemurnian Lima Elemen, untuk membangkitkan Kundalini Shakti, yaitu shakti (kekuatan, energi) pribadi manusia. Latihan spiritual apapun, pada dasarnya adalah suatu proses membangkitkan Kundalini. Kundalini, hanya bisa dibangkitkan setelah Elemen, yang berada di dalam tubuh telah dimurnikan.
Kita bisa mencapai kemajuan spiritual, dengan memuja salah satu dari Elemen ini. Namun, diantara semua elemen, yang terbaik adalah memuja Elemen Api.
Mengapa bisa begitu?
Menyembah Tanah, mungkin membutuhkan waktu ribuan tahun, karena ciri utama tanah adalah stabilitasnya. Pemujaan terhadap Air saat ini dianggap kurang bijaksana karena Air, adalah zat utama menyusun tubuh, dan sebagian besar dari kita, mengidentifikasi diri terlalu kuat dengan tubuh. Sedangkan Menyembah Udara, kemungkinan besar akan membuat diri sangat tidak stabil, dan juga kesulitan dalam memuja Elemen Eter karena tidak berbentuk.
Kata pertama dalam Rig Weda, yaitu Weda yang paling kuno atau pertama, adalah agni (api). Agama Weda pada dasarnya adalah agama pemujaan api. Para Rsi atau para Peramal yang menulis isi Weda, memuja api karena api adalah lambang matahari di bumi. Kehidupan tidak mungkin ada bila tidak ada matahari, dan kebanyakan orang mengira, bahwa para Rsi sedang mencoba untuk menenangkan matahari, dengan pemujaan apinya.
Ada cerita yang mengatakan bahwa, para Rsi tersebut sedang memberi makan matahari. Bila mereka menghentikan pemberian makanan secara terus-menerus kepada matahari, seluruh ciptaan akan musnah. Sedangkan Sebagai hasil sampingan dari pelayanannya tersebut, mereka memperoleh kekuatan dari matahari.
Para Rsi menggunakan api dalam ibadah mereka, karena api memurnikan serta memperkuat apapun yang dimasukkan ke dalamnya. Bagi kita yang bukan Rsi, pemujaan terhadap api dimaksudkan untuk memurnikan Elemen Api dalam tubuh juga memurnikan kesadaran, dengan memperkuat setiap mantra yang sedang diulangi. Mantra, yang merupakan kata-kata ajaib, yang mungkin memiliki arti atau tidak, dalam bahasa umum manusia, mampu mengipasi api dengan berbagai cara.
Memelihara Api Dhuni
Seorang Sadhu (orang suci) yang taat hidup demi apinya bahkan seorang pemuja Bhairawa selalu berada di dekat api. Setiap Sadhu memelihara api, yang disebut dengan dhuni, dan tak seorang pun bisa duduk disana kecuali sadhu itu sendiri. Sadhu dan Apinya memasuki hubungan begitu intens, sehingga hanya mereka berdua yang bisa berbagi pengalaman tersebut.
Seorang Naga sadhu, mereka telanjang karena telah menyerahkan segalanya, kecuali apinya. Karena waktu dihabiskan bersama api, maka akhirnya kesadarannya akan menjadi kesadaran apinya, dan apinya menjadi bagian dari dirinya. Bagi seorang Sadhu atau spiritualis berpengalaman, keberadaan api diibaratkan sebagai singgasana raja. Hanya mereka yang memilikinya pantas untuk duduk disana.
Mengapa para spiritualis termasuk sadhu memelihara api?
- Pertama, karena api adalah menyebabkan adanya kehidupan, sebagai wujud Tuhan pencipta atau dewa, yang disembah oleh para sadhu.
- Kedua, karena api berfungsi sebagai media, untuk memperoleh informasi dari seluruh penjuru bumi, dan berhubungan dengan semua orang melalui api tersebut.
Namun, bila tidak tahan panas, keluarlah dari dapur. Bila tidak menyukai api, maka jangan menyembah api. Sedangkan cara Sadhu mendekati apinya sangat berbeda. Api diperlakukan sebagai teman atau kekasih. Saat duduk serta menyembah api, faktanya mereka sedang bercengkrama. Api tidak lagi menakutkan, tidak permah membuat sedih juga membuat pemujanya kecewa, karena api juga mencintainya. Menggapa hal ini bisa terjadi? Karena Sadhu dan spiritualis tersebut, telah mampu mengubah karakteristik fundamentalnya.
Mengubah Karakteristik Api
Meskipun kita juga bisa menggunakan mantra untuk mengendalikan api, dan menggunakan merkuri atau banyak hal lainnya. Namun, cara tertinggi adalah mengalahkan api dengan cinta, sehingga ia juga akan balik mencintai kita. Sedangkan metode lainnya melibatkan perubahan sifat yang bertentangan dengan keinginannya. Kita harus membuat api secara sukarela, untuk menghilangkan sifat membakarnya, dan itu bisa dilakukan.
Mengubah karakteristik elemen, tidak saja hanya berlaku terhadap api. Ketika memuja apapun itu, bahkan terhadap batu sekalipun, kita akan selalu mendapatkan hasil yang lebih baik dengan cara mempersonifikasikannya. Caranya adalah dengan memberikan kepribadian padanya, dan mulai menyukainya, selanjutnya bermainlah dengannya.
Bagaimana bisa mencintai api layaknya api, yang begitu panas dan merusak, serta membakar apa pun yang bersentuhan dengannya? Kita harus membawanya ke tingkat, di mana kita bisa merasakan serta menyukainya. Semua bentuk sadhana, hanyalah persiapan untuk jatuh cinta terhadap Tuhan.
Pemujaan api dalam weda yang disebut dengan Yadnya, sangatlah rinci serta rumit. Setiap ritual membutuhkan lubang dengan bentuk unik, bahan persembahan unik, mantra yang unik, dan sebagainya. Saat ini hampir tidak ada individu, yang mampu melakukan Yadnya eksternal, karena terlalu rumit bagi orang awam.
Meskipun kita tidak bisa lagi melakukan Yadnya, namun masih bisa memuja api, serta mendapatkan manfaat dari melakukan Yadnya. Yaitu dengan melakukan Homa yang mirip dengan ritual Yadnya, namun lebih sederhana.
Kesimpulan
Filosofi Sankhya adalah dasar teori dari Ayurveda, yang menggambarkan dunia terdiri dari Lima Elemen Besar: Bumi, Air, Api, Udara, dan Eter. Namun bukan dalam pengertian kimia, tetapi lebih sebagai bentuk materi. Ini membentuk dasar Ayurveda serta mempengaruhi pemahaman tentang kesadaran manusia. Kesadaran manusia dibatasi oleh tubuh, yang terbuat dari Lima Elemen, dengan pemahaman ini akan mendorong keinginan untuk melepaskan batasan tersebut.
Tantra memfokuskan pada pemurnian Lima Elemen, untuk membangkitkan Kundalini Shakti, yang merupakan energi pribadi manusia. Melalui elemen Api, yang dianggap sebagai elemen terbaik untuk dipuja, karena kemampuannya untuk memurnikan. Ritual pemujaan api dalam Weda adalah upaya untuk memurnikan Elemen Api dalam tubuh, serta memperkuat kesadaran melalui pengulangan mantra. Sadhu dan spiritualis yang memelihara api dianggap memiliki hubungan intens dengan elemen Api.
Pemujaan api dijelaskan sebagai upaya untuk mengubah sifat fundamental dari elemen Api dengan mencintainya, sehingga api juga mencintai pengikutnya. Ini dianggap sebagai metode tertinggi dalam memahami dan mengendalikan elemen Api. Meskipun ritual Yadnya dalam Weda sangat rinci dan kompleks, Homa dianggap sebagai bentuk lebih sederhana yang masih memberikan manfaat.
Dengan demikian, tulisan blog ini mengajak untuk memahami, dan menggabungkan aspek teoritis, juga praktis dalam pengembangan spiritual. Dengan fokus pada pemurnian elemen, dan hubungan cinta dengan elemen Api.