Harmoni Suara, sebagai manifestasi Weda, membentuk perjalanan ilahi dari suara Para yang murni hingga Vaikhari yang terwujud dalam ekspresi. Dalam setiap suara, terdapat cerminan penciptaan Tuhan, merentang dari dimensi ilahi hingga realitas kasar manusia.
Harmoni Suara Ilahi Empat Tahap Suara. Selamat datang dalam eksplorasi mengenai manifestasi suara Ishwara, yang terwujud melalui Weda. Tulisan ini membahas rangkaian suara ilahi melalui empat tahap, mulai dari Para yang murni hingga Vaikhari yang terwujud dalam ekspresi artikulasi.
Konsep ini membuka pintu pemahaman mengenai, bagaimana Tuhan memanifestasikan diri-Nya melalui suara, seiring dengan perjalanan kreatif-Nya dalam penciptaan. Mari kita menyelami makna serta signifikansi dari setiap tingkatan suara ini, yang merentang dari dimensi ilahi hingga manifestasi kasar di dunia manusia.
Empat Tingkat Suara
Weda membentuk manifestasi suara Ishwara. Suara itu mempunyai empat bagian, yaitu.
- Para yang terwujud hanya dalam Prana,
- Pasyanti yang terwujud dalam pikiran,
- Madhyama yang terwujud dalam Indriya,
- Vaikhari yang terwujud dalam ekspresi artikulasi.
Artikulasi adalah ekspresi energi suara ilahi yang terakhir dan paling kasar. Sedangkan manifestasi tertinggi dari energi suara, adalah suara primal, atau suara ilahi adalah Para. Suara Para menjadi akar gagasan atau benih pemikiran. Ini adalah manifestasi pertama dari suara. Di Para, bunyinya tetap dalam bentuk yang tidak terdiferensiasi. Para, Pasyanti, Madhyama dan Vaikhari, adalah berbagai gradasi bunyi. Madhyama, adalah keadaan suara perantara yang tidak terekspresikan. Tempat duduknya adalah hati.
Tempat kedudukan Pasyanti adalah pusar atau Cakra Manipura. Orang yang mempunyai penglihatan batin halus mampu mengalami keadaan Pasyanti, yaitu suatu kata yang mempunyai warna, serta bentuk yang umum pada semua bahasa, juga mempunyai homogenitas bunyi yang bergetar. Orang India, orang Eropa, orang Amerika, orang Afrika, orang Jepang, burung, binatang buas—semuanya mengalami Bhavana yang sama mengenai sesuatu, dalam keadaan suara atau suara Pasyanti.
Bahasa Gerak Tubuh/ Isyarat
Harmoni Suara juga terwujud dalam Gestur atau gerak tubuh adalah semacam bahasa halus yang bisu. Ini adalah hal yang sama bagi semua orang. Setiap individu di negara mana pun akan melakukan gerakan yang sama dengan menutup mulut dengan tangan dengan cara tertentu ketika dia, haus. Sebagai satu kekuatan atau Shakti yang bekerja; melalui telinga menjadi pendengaran, melalui mata menjadi penglihatan dan seterusnya, Pasyanti yang sama akan mengambil bentuk-bentuk suara yang berbeda ketika diwujudkan.
Tuhan memanifestasikan diri-Nya melalui kekuatan Maya pertama kali sebagai Para Vani di Cakra Muladhara yang terletak dipusar, kemudian sebagai Madhyama di hati, dan akhirnya sebagai Vaikhari di tenggorokan dan mulut. Inilah rangkaian suara-Nya yang ilahi. Sedangkan Vaikhari hanyalah suara-Nya saja. Itu adalah suara Virat purusha (Brahman).
Kesimpulan
Suara, dalam konteks ini disebut sebagai Weda, membentuk manifestasi suara Ishwara atau Tuhan. Suara ini memiliki empat bagian yang berkembang melalui berbagai tingkat dan lokasi dalam tubuh manusia.
- Para: Suara primal atau ilahi yang merupakan manifestasi pertama dari suara. Di dalam Para, bunyinya tetap dalam bentuk yang tidak terdiferensiasi.
- Pasyanti: Keadaan suara yang terwujud dalam pikiran, dan tempat duduknya adalah pusar atau Cakra Manipura. Orang mampu mengalami Pasyanti, sebagai suatu kata dengan warna, serta bentuk umum pada semua bahasa.
- Madhyama: Suara perantara yang tidak terekspresikan, tempat duduknya adalah hati. Madhyama adalah keadaan suara di antara Pasyanti dan Vaikhari.
- Vaikhari: Suara yang terwujud dalam ekspresi artikulasi dan merupakan manifestasi terakhir dan paling kasar. Tuhan memanifestasikan diri-Nya melalui Vaikhari di tenggorokan, dan mulut manusia.
Seluruh proses ini menggambarkan turunnya suara ilahi, dimulai dari manifestasi yang paling murni hingga yang paling kasar. Manifestasi suara tersebut juga diyakini mencerminkan proses penciptaan oleh Tuhan (Ishwara) melalui kekuatan Maya, yang pertama kali muncul sebagai Para Vani di Cakra Muladhara, kemudian sebagai Madhyama di hati, dan akhirnya sebagai Vaikhari di tenggorokan dan mulut.
Dengan demikian, tulisan ini menyampaikan gagasan tentang bagaimana suara, dalam konteks spiritual dan filsafat, mencerminkan manifestasi Tuhan dan proses kreatif-Nya dalam menciptakan dunia.