Hidup adalah rangkaian kenangan dengan dua jenis memori: sadar yang terfokus pada dunia sementara, dan tidak sadar yang mencatat karma. Praktik spiritual (sadhana) mengubah ingatan sadar, menghasilkan kesadaran akan realitas. Nirvikalpa Samadhi adalah puncak kesadaran, mungkin kembali ke dunia fisik jika ada misi atau karma khusus.”
Nirvikalpa Samadhi Menuju Kekosongan dalam perjalanan spiritual, serta filosofis ke dalam makna hidup, konsep kenangan, melalui dua jenis memori—sadar dan tidak sadar—menggambarkan esensi eksistensi manusia. Praktik spiritual, yang disebut sebagai sadhana, menjadi jalan untuk mengubah kesadaran untuk memahami realitas secara lebih mendalam. Dari ingatan sadar yang terikat pada dunia fana, hingga mencapai tingkat puncak kesadaran, yang disebut dengan Nirvikalpa Samadhi. Menghadirkan tantangan terkait kembali ke dunia fisik untuk tujuan tertentu.
Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi pemahaman mendalam terhadap hakikat hidup, perjalanan spiritual, serta kompleksitas keseimbangan antara ingatan sadar dan bawah sadar. Mari kita merenung bersama mengenai makna serta konsekuensi dari setiap langkah, dalam upaya menggabungkan kesadaran untuk mencapai pemahaman sejati akan eksistensi manusia.
Ingatan Sadar dan Tidak sadar
Hidup adalah sebuah kenangan. Sebenarnya ada dua jenis ingatan yang menimbulkan kenangan yaitu, sadar dan tidak sadar. Ingatan sadar sangat berubah-ubah dan tidak konstan, diarahkan keluar menuju objek-objek duniawi, yang bersifat sementara serta fana, namun tampak abadi bagi pikiran yang tidak tercerahkan. Sedangkan ingatan bawah sadar bersifat permanen, yaitu karma yang telah dikumpulkan oleh individu dari puluhan juta kelahiran, tanpa penyimpangan atau distorsi apa pun.
Jadi ingatan bawah sadar sebenarnya adalah ingatan sadar, karena ia dengan sempurna mencatat segala sesuatu yang terjadi pada individu, sedangkan ingatan sadar sebenarnya adalah ingatan bawah sadar. Orang-orang berkata, ‘Saya melakukan sesuatu karena kekuatan keadaan,’ padahal yang mereka maksud adalah mereka tidak cukup sadar untuk mengingat, agar tidak menyerah terhadap tekanan karma, yang mendorongnya untuk melakukannya.Hasilnya adalah cengkraman Maya.
Melalui sadhana kita bisa membuat ingatan sadar menjadi benar-benar sadar, dan mengembalikan ingatan bawah sadar ke ketidaksadaran. Ketika keduanya bergabung, hasilnya adalah ingatan super sadar—kesadaran akan realitas—dan keadaan berada di tubuh kausal. Maka kita bisa melangkah lebih jauh lagi, dari Vijnana ke Ananda, kebahagiaan sejati yang tak terbatas. Ketika bagian terakhir dari ego dilenyapkan, hanya kesadaran yang tersisa yaitu Nirvikalpa Samadhi.
Nirvikalpa Samadhi
Biasanya tidak ada seorang pun yang bisa kembali dari Nirvikalpa Samadhi. Setelah Kundalini Shakti memasuki Cakra Muladhara, seluruh Elemen Tanah harus diubah semuanya sebelum mampu berpindah ke Chakra Svadhisthana. Meskipun hanya tersisa secuil elemen tanah yang belum bisa diubah, maka tidak akan ada lagi meningkatkan chakra.
Meskipun kundalini bisa dibangunkan sebagian, namun Dia tidak akan dapat terbangun sepenuhnya. Hal ini berlaku untuk setiap chakra. Oleh karena itu, ketika Kundalini akhirnya mencapai Sahasrara, Dia telah melepaskan semua koneksi dengan Lima Elemen, dan jiwa tidak bisa lagi tinggal di dunia biasa, di mana individu harus menjadi tidak sempurna agar bisa bertahan hidup.
Spiritualis tidak bisa bertahan lebih dari dua puluh satu hari di Nirvikalpa Samadhi, Bila tinggal lebih lama, maka tidak akan pernah bisa kembali ke tubuh fisik. Selama dua puluh satu hari pertama berada di Nirvikalpa Samadhi, tubuh tidak akan membusuk. Tidak ada sehelai rambutpun yang rontok, tidak ada binatang atau serangga yang berani mengganggunya. Lebih dari itu ia mulai membusuk karena tubuh penyebabnya tidak ada lagi. Tanpa tubuh kausal, bagaimana tubuh halus dan fisik bisa terus bertahan? kita menjadi tidak punya keinginan.
Spiritualis bisa kembali ke Dunia maya dari Nirvikalpa Samadhi hanya bila Alam mempunyai misi untuk dikerjakan. Jika itu masalahnya, atau jika mendapatkan izin untuk kembali ke Bumi untuk melakukan penelitian atau sekadar bermain-main, maka spiritualis harus memilih beberapa karma yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi diri agar bisa kembali ke tubuh fisik. Itu mungkin menggambil karma dari pohon, atau batu, atau makhluk apa pun; itulah satu-satunya cara untuk kembali ke dunia maya tidak ada cara yang lain. Individu bagaikan serangga yang lepas dari kepompongnya, kepompong karma. Begitu seekor ulat menjadi kupu-kupu, maka ia tidak bisa kembali menjadi ulat kecuali ia melakukan karma baru.
Kesimpulan
Hidup dianggap sebagai rangkaian kenangan dengan dua jenis memori: sadar dan tidak sadar. Ingatan sadar diarahkan pada objek-objek dunia yang sementara, sedangkan ingatan bawah sadar, dianggap permanen serta mencatat karma individu.
Praktik spiritual (sadhana) dianggap mampu untuk mengubah ingatan sadar menjadi benar-benar sadar, serta mengembalikan ingatan bawah sadar ke ketidaksadaran. Gabungan keduanya membawa kesadaran akan realitas dan keadaan tubuh kausal.
Nirvikalpa Samadhi dijelaskan sebagai tingkat kesadaran tertinggi, di mana individu tidak terikat pada dunia fisik. Kembali ke dunia fisik mungkin hanya terjadi, bila ada misi atau karma tertentu yang harus diselesaikan, dengan memilih karma baru sebagai identifikasi.
Penting untuk dicatat bahwa setelah mencapai Nirvikalpa Samadhi, kembali ke tubuh fisik sangat sulit, kecuali jika ada misi atau tujuan tertentu.