Makanan bukan sekadar zat yang kita konsumsi, tetapi pembawa getaran serta energi yang bisa memengaruhi kesadaran, juga kesehatan kita. Pilihlah dengan bijak, karena apa yang kita makan mencerminkan apa yang kita serap secara spiritual.
Makanan Spiritual Pilihan Untuk Kesadaran Dan Kesehatan, menggali makna mendalam di balik pemilihan makanan sehari-hari. Dalam perjalanan menuju pemahaman spiritual, tulisan ini mengajak kita memandang makanan bukan sekadar zat, melainkan sebagai pembawa getaran dan energi yang bisa memengaruhi kesadaran. Dengan merinci dampak makanan terhadap keseimbangan tubuh dan pikiran, kita diingatkan tentang kepentingan memilih dengan bijak. Dari pertimbangan vegetarianisme hingga konsep menyerap energi langsung dari udara, blog ini membuka pandangan baru terhadap hubungan antara makanan serta perjalanan spiritual kita.
Kutukan Dalam Makanan
Dalam pandangan astral Makanan berperan sebagai pembawa, sebagai media, apapun getaran yang ditambahkan kepadanya. Begitu juga dengan Shaktipat Diksha, bisa diberikan melalui air, atau dengan zat lain yang ditelan oleh muridnya.
Setiap kali memakan sesuatu, tanpa kita sadari akan menyerap segala macam getaran, atau segala jenis shakti, beberapa di antaranya mungkin akan menyebabkan ketidak seimbangan pada sistem tubuh. Namun, mengonsumsi makanan rumahan, masih jauh lebih baik dibandingkan makan di restoran, seperti kita ketahui bahwa juru masak restoran adalah pekerja bayaran, mereka bisa saja tidak peduli dengan kesehatan spiritual konsumennya.
Contohnya, ketika dia sedang marah kepada atasannya karena gajinya tidak sesuai, maka kita tidak ada yang tahu, apa yang mungkin ditambahkan ke dalam makanan. Lebih amannya adalah masakan sederhana, karena kita bisa mencicipi, atau melihatnya dengan mudah, untuk mengetahui dengan pasti apa yang sedang dipikirkan si juru masak saat sedang memasaknya.
Jadi kita segera mempunyai gambaran, mengenai apa yang sedang terjadi dalam rumah tangganya, karena pikiran-pikiran tersebut akan dibawa kepada kita melalui sarana makanan.
Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk memilih makanan untuk dikonsumsi. Kita tidak ingin pikiran buruk merusak kesadaran, terutama ketika sedang menjalankan sadhana. Salah satu alasan mengapa menjadi seorang vegetarian adalah hal terbaik, bila sedang melakukan sadhana dengan serius, ini mampu membuat pikiran lebih jernih. Bila kita memakan daging hewan, maka kekerasan yang terjadi dalam pembunuhan hewan, ikut ditransmisikan ke kesadaran kita saat memakan dagingnya.
Tetapi tumbuhan juga hidup, bukan? Ya benar, mereka hidup dan merasakan sakit juga ketika dipotong atau dimasak. Namun, tumbuhan memiliki kekuatan berekspresi lebih kecil dibandingkan hewan, sehingga tidak ada karma terlibat dalam memakannya. Kutukan yang mereka berikan kepada manusia karena memakannya, jauh lebih ringan dibandingkan kutukan yang diberikan hewan, karena telah membunuhnya.
Cara Mengkonsumsi Udara
Masalah lain dari makan daging adalah, bahwa daging tetaplah daging, dan ketika membuat Jathara Agni (api ditubuh kasar) mulai mengidentifikasi dengan daging untuk mencernanya, ini akan mendorong ahamkara (ego) untuk mengidentifikasi diri lebih kuat, dengan daging dari tubuh sendiri, yang tidak membantu kita untuk melepaskan Kundalini dari keterikatannya.
Sedangkan Tanaman memberikan sedikit bagi ahamkara, untuk mengidentifikasi dirinya. Meskipun memakan daging terkadang digunakan dalam ritual Tantra yang dikenal sebagai Panchamakara Sadhana, tapi itu adalah sesuatu yang berbeda.
Cara terbaik untuk menghindari semua pengaruh negatif dari makanan adalah, dengan tidak makan. Untuk menjalankan ini, kita harus melaksanakannya secara bertahap:
Pertama mulai menjadi vegetarian, lalu membatasi diri pada akar-akaran dan buah-buahan, selanjutnya hanya susu. Susu diberikan secara cuma-cuma oleh sapi, dan susu menularkan sebagian cinta keibuannya kepada peminumnya, inilah alasan sebenarnya para yogi suka minum susu. Lalu hanya minum air putih, dan akhirnya mampu untuk mengkonsumsi (menyerap) udara.
Mereka yang hidup di udara memperoleh energi prananya langsung dari atmosfer. Mereka tidak menggunakan mulutnya untuk makan, melainkan dengan setiap pori-pori dari tubuh merekasendiri. Namun sangat penting bagi mereka, juga untuk mendapatkan sinar matahari, seperti halnya tanaman.
Dan inilah alasan lain mengapa para Rsi memuja matahari. Seorang Rsi melakukan Gayatri dan hidup hanya dengan mengkonsumsi energi dari matahari.
Enam Kutukan Pada Makanan
Banyak orang tua yang mengeluh, mengenai kualitas makanan tidak diutamakan terjadi saat ini, dan keluhan tersebut memang ada benarnya.
Di masa lalu, butiran padi, misalnya, berukuran kecil namun berat, dan satu suapan akan lebih memuaskan dibandingkan dengan tiga suapan dari biji padi besar dan ringan, karena terlalu banyak diberi pupuk. Dan itu benar, pada saat itu makanannya jauh lebih sedikit, tetapi orang-orang bisa makan lebih baik.
Setidaknya ada enam kutukan pada makanan yang kita makan saat ini.
- Kesalahan pertama, Petani yang tamak, menginginkan harga terbaik untuk hasil panennya, sehingga melebihkan pupuk. Namun, dengan kualitas padi yang buruk. Seperti telah kita ketahui, bahwa biji-biji padi tersebut bertindak sebagai sarana, yang menularkan keserakahannya kepada konsumen.
- Kesalahan kedua, Keserakahan ini diperparah dengan adanya perantara yang membeli dari petani. Apabila dia menipu petani, dengan anak timbangan palsu.
- Kesalahan Ketiga, Perantara kemudian menambahkan sekam atau kotoran pada produk tersebut, untuk menambah keuntungan ketika dia menjualnya kepada pedagang.
- Kesalahan Keempat, Apabila Pedagang berbuat curang pada takarannya, ketika ia menjualnya kepada masyarakat.
- Kesalahan kelima, Datang dari juru masak, yang bekerja terburu-buru sehingga tidak menangani makanan dengan rasa hormat serta pantas.
- Kesalahan keenam, Orang yang memakan makanan, tapi lupa mengucap syukur kepada Pencipta makanan sebelum makanan tersebut dimakan.
Dengan semua kesalahan ini, apakah tidak mengherankan bila makanan zaman sekarang sudah tidak lagi bergizi seperti dulu? Ini adalah efek Kali Yuga.
Kesimpulan
Dalam pandangan spiritual dan astral, makanan dianggap sebagai pembawa getaran dan energi. Konsep ini mencakup ide bahwa segala jenis getaran atau shakti yang terkandung dalam makanan mampu memengaruhi keadaan spiritual serta kesehatan tubuh seseorang. Pentingnya memilih makanan dengan hati-hati ditekankan, terutama karena makanan mampu membawa energi positif atau negatif.
Pentingnya memilih makanan rumahan, dibandingkan dengan makan di restoran juga ditekankan, dengan argumen bahwa juru masak di restoran mungkin tidak peduli dengan kesehatan spiritual konsumen. Makanan rumahan dianggap lebih aman, karena memungkinkan kita melihat serta merasakannya secara langsung.
Keputusan untuk menjadi vegetarian dijelaskan sebagai langkah terbaik untuk menjaga kejernihan pikiran, dengan alasan bahwa memakan daging hewan dapat mentransmisikan kekerasan yang terjadi dalam pembunuhan hewan ke kesadaran kita.
Pendekatan bertahap untuk mengurangi konsumsi makanan, mulai dari menjadi vegetarian hingga akhirnya menyerap udara, disarankan sebagai cara untuk menghindari pengaruh negatif makanan. Penekanan diberikan pada konsumsi susu sebagai sumber cinta ibu dari sapi, dan akhirnya, konsep mendapatkan energi prana langsung dari udara.
Dalam konteks ini, memuja matahari dan hidup dengan energi matahari diakui sebagai praktik yang bermanfaat. Sementara itu, ditunjukkan bahwa makanan saat ini memiliki sejumlah kesalahan, termasuk praktik ketamakan pertanian, manipulasi pada berat dan kualitas bahan makanan, serta kurangnya rasa hormat terhadap makanan.
Kesimpulan ini menyiratkan bahwa melalui pemilihan makanan secara bijaksana serta kesadaran terhadap sumber energi yang dikonsumsi, seseorang dapat menghindari dampak negatif juga meraih keadaan spiritual lebih baik.