Krida sebagai permainan ilahi, panggung bagi yang terciptakan untuk menari dalam keindahan manifestasi.
Krida adalah sebuah kata dalam bahasa Sanskerta, yang memiliki beberapa makna tergantung pada konteksnya. Beberapa makna umum dari “krida” meliputi:
- Permainan atau olahraga: Dalam konteks ini, “krida” mengacu pada aktivitas fisik atau permainan yang dilakukan untuk kesenangan, rekreasi, serta kompetisi. Ini bisa merujuk pada berbagai jenis olahraga serta permainan yang dimainkan secara individu maupun oleh kelompok.
- Hiburan atau kesenangan: “Krida” juga bisa merujuk kepada aktivitas serta acara hiburan, dilakukan untuk bersenang-senang, juga untuk menghibur diri sendiri. Ini bisa termasuk pertunjukan seni, pesta, atau acara rekreasi lainnya.
- Kreativitas atau penciptaan: Dalam beberapa konteks, juga bisa merujuk kepada aktifitas kreatif, serta proses penciptaan. Ini bisa mencakup segala sesuatu mulai dari seni rupa, hingga karya sastra atau musik.
Dalam konteks Hinduisme, “Krida” tidak hanya dipahami sebagai permainan maupun sebagai aktivitas fisik semata, tetapi juga memiliki dimensi spiritual serta filosofis yang mendalam. “Krida” atau “Lila” sering juga digunakan untuk merujuk kepada permainan dari aktivitas ilahi yang dilakukan oleh Tuhan maupun Dewa-Dewi.
Konsep “Krida” mengandung beberapa makna:
1. Lila Tuhan: Dalam mitologi Hindu, Tuhan sering dikatakan berpartisipasi dalam “Lila” atau permainan ilahi, di mana Dia menunjukkan kekuatan-Nya, menciptakan, merawat, dan menghancurkan alam semesta. Contohnya adalah “Lila” Krishna, di mana Krishna bermain dengan para gopi (gadis gembala) dan melakukan berbagai aktivitas ajaib, yang menunjukkan sifat-sifat ilahi-Nya.
2. Pengajaran Filosofis: Konsep yang digunakan dalam ajaran Hindu untuk mengajarkan prinsip-prinsip filosofis yang lebih mendalam. Misalnya, dalam konteks Advaita Vedanta, alam semesta dianggap sebagai manifestasi dari “Lila” atau permainan ilahi Brahman, di mana segala sesuatu adalah bagian dari permainan ilahi, yang tidak berbeda dari Brahman itu sendiri.
3. Pemujaan dan Bhakti: Dalam praktik spiritual Hindu, juga bisa dijadikan sebagai cara untuk mengungkapkan bhakti, atau pengabdian kepada Tuhan. Pengabdian kepada Tuhan sering diungkapkan melalui berbagai permainan, lagu, atau tarian yang dikenal sebagai “Krida Bhakti”.
4. Penekanan pada Kesenangan: Disini menekankan, bahwa alam semesta ini adalah tempat permainan ilahi, dan kesenangan, selain hal tersebut, pencarian spiritual tidak harus selalu serius serta tegang, tetapi juga bisa menjadi sumber sukacita dan kesenangan.
Dengan demikian, “Krida” dalam Hinduisme mencakup dimensi yang luas, mencakup permainan ilahi Tuhan, pengajaran filosofis, pengabdian spiritual, penekanan pada kesenangan, serta kebahagiaan dalam kehidupan.
Secara keseluruhan, “krida” merangkum konsep hiburan, permainan, kreativitas, dan aktivitas yang dilakukan untuk kesenangan atau penciptaan. Sedangkan maknanya bisa sangat bervariasi tergantung pada konteks penggunaannya.