Pilihlah jalan hidup dengan bijak, layaknya memilih antara Surya Nadi dan Chandra Nadi. Wahai, para spiritualis, temukan kebijaksanaan dalam pilihanmu.
Disini kami akan menjelskan dua jalan spiritual yaitu, Jnana (pengetahuan) dan Bhakti (pengabdian), menganalisis dampaknya pada tubuh astral serta kasual. Menempatkan fokus utama pada dua nadi kunci, Surya Nadi (matahari) juga Chandra Nadi (bulan), terkait dengan jalan Jnana serta Bhakti. Pemakaian Jahnavi (benang suci) dalam upacara Upanayana, menyoroti kontrol energi, serta penekanan kesucian menjalani kehidupan selibat. Kami menyadari bahwa baik Jnana maupun Bhakti, meskipun berbeda, tetap menghasilkan pencapaian serupa, sedangkan pilihan tersebut kembali pada kemampuan dari spiritualis sendiri. Disini kami menekankan pentingnya pemahaman, pengamalan spiritual mendalam di setiap langkahnya.
1. Melintasi Dualitas: Antara Keinginanmu dan Keinginanku
Dalam sadhana, selalu ada ‘keinginanku’ atau ada ‘keinginan-mu’. Bila ada ‘keinginanku’ maka mengikuti jalan jnana, dengan menjadi jnani. Bila ada keinginan-mu, maka mengikuti jalan bhakti (pengabdian), dengan tujuan menjadi seorang bhakta, atau seorang penyembah. Hanya ada dua kemungkinan tersebut. Sedangkan keinginan ‘kita’ tidak bisa terwujud, karena di dunia maya hanya menciptakan dualitas, dua jalan kemungkinan tersebut, harus ditempuh oleh individu sendiri. Dualitas adalah sesuatu di antara keduanya, bila tidak disini maka juga tidak disana.
Sedangkan berdiri di antara keduanya atau ditengah-tengah, tidak ada gunanya dalam kemajuan spiritual. Spiritualis harus memilih untuk berada ‘di sini’ atau ‘di sana.’ Bila memilih berada ‘di sini’, maka memuja Tuhan didalam diri sebagai seorang jnani, serta memiliki keinginan untuk kemajuan spiritual. Namun, bila memilih berada ‘di sana’, maka harus memuja bentuk eksternal Tuhan, dengan menjadi seorang bhakta.
“Melintasi Dualitas, Menemukan Keselarasan di Antara Keinginanmu dan Keinginanku.”
Di jalan jnana, sang guru wajib membantu muridnya, melalui cara mengeluarkan tubuh astralnya, ketika tubuh fisiknya masih hidup. Proses tersebut sedikit menyakiti muridnya, karena tubuh astralnya telah sepenuhnya melupakan sifat sejatinya. Bila tubuh astral mengidentifikasi dirinya secara penuh, dengan tubuh fisik, maka hal ini membuat sulit, juga memberikan rasa sakit ketika memisahkannya. Namun apabila proses pemisahan tersebut akhirnya selesai, sang murid mampu menyadari bahwa semua proses tersebut sepadan, karena sekarang mampu memasuki tubuh kausalnya sendiri, untuk mulai memilih seluruh karma yang ingin ditebus dengan kecepatan, juga caranya sendiri. Langkah selanjutnya adalah mengikuti adesha (perintah, instruksi) dari guru internal. Adesha berarti Adya Isha, Dewa Pertama, atau suara batin, ini memberikan bimbingan mengenai langkah selanjutnya.
Sedangkan jalan bhakti, guru telah mengatur segala sesuatunya, sedangkan para muridnya hanya memiliki satu-satunya tugas, yaitu mempertahankan pengabdian secara berkelanjutan. Namun diantara Jnana dan Bhakti, tidak ada lebih baik maupun buruk, semuanya tergantung sepenuhnya pada spiritualis sendiri beserta gurunya, karena hasilnya tetap sama.