Lila adalah permainan ilahi, para dewa-dewi memainkan peran mereka dalam drama kosmis, mengungkapkan keajaiban penciptaan, pemeliharaan, dan penghancuran.
“Lila” adalah konsep yang kaya serta mendalam di Hinduism. Hal tersebut merujuk pada permainan atau tindakan ilahi dari dewa atau dewi, terutama konteks penciptaan, pemeliharaan, serta penghancuran alam semesta. Kata “lila” dalam bahasa Sanskerta secara harfiah berarti “permainan” atau “aksi yang spontan”, tetapi menurut konteks spiritual, lebih dari sekadar hiburan kosmis, itu adalah ekspresi kekuatan ilahi yang menciptakan, serta mengatur alam semesta.
Lila menunjukkan, bahwa alam semesta ini bukanlah hasil dari proses mekanis, atau kebetulan semata, melainkan hasil permainan suci, dan spontan kekuatan ilahi. Dalam lila, Dewa atau Dewi dianggap berperan seperti aktor yang sedang memainkan peran sebuah drama kosmis. Mereka menciptakan dunia, mengendalikannya, dan akhirnya menghancurkannya, semua sebagai bagian permainan ilahi mereka.
Dewa-dewi Hindu, seperti Krishna, Siwa, atau Durga, sering kali dianggap melakukan lila untuk memenuhi tujuan spiritual yang lebih tinggi, seperti mendidik umat manusia atau memperlihatkan kekuasaan, serta kasih sayang mereka. Permainan tersebut memperlihatkan aspek kreatif, penuh kasih, juga transenden dewa-dewi ini, yang melampaui pemahaman manusia biasa.
“Lila merupakan tarian tak terbatas antara cahaya, dan kegelapan, ketika Tuhan bermain-main bersama ciptaan-Nya.”
Pemahaman tentang lila, ikut mengajarkan bahwa alam semesta tercipta, adalah semacam permainan atau ilusi, dengan semua kejadian sebagai bagian skenario, yang direncanakan oleh Dewa atau Dewi. Ini merujuk pada ide bahwa dunia ini, tidak sepenuhnya nyata dalam arti konvensional, tetapi lebih merupakan proyeksi kesadaran ilahi.
Dalam ajaran Wedanta, lila digunakan untuk menjelaskan hubungan antara Brahman (keberadaan mutlak) dan jagat (dunia Maya). Dikatakan bahwa Brahman berperan dalam permainan tersebut, dengan jagat muncul dari permainan ilahi-Nya. Ini menunjukkan bahwa dunia, bukanlah sesuatu yang terpisah dari Brahman, tetapi adalah manifestasi dari kesadaran mutlak itu sendiri.
Namun, konsep lila juga mengandung makna filosofis mendalam. Ini menunjukkan bahwa, meskipun dunia ini mungkin terlihat nyata. Tapi kita seharusnya tidak terlalu terikat pada kehidupan ini, karena semuanya hanyalah bagian dari permainan ilahi. Dalam pandangan ini, kita diundang untuk mengembangkan sikap penerimaan, dan ketenangan untuk menghadapi peristiwa dalam kehidupan. Menyadari bahwa semuanya merupakan bagian dari rencana lebih besar, yang tidak dapat kita ketahui sepenuhnya.