Perjalanan spiritual adalah tentang pengabdian tulus kepada yang Ilahi, di mana setiap tindakan Krishna memiliki makna simbolis, juga pemahaman mendalam mengenai diri, dan alam semesta.
Krishna dan Gopi adalah gambaran kompleksitas hubungan spiritual antara manusia, dan Krishna. Dimana beliau dipandang sebagai personifikasi kesempurnaan dengan dimensi kenakalan yang tersembunyi. Dalam konteks pengabdian tulus, pengalaman cinta manusiawi menjadi analogi, sebagai hubungan yang intim dengan yang Ilahi. Konsep Kundalini, serta permainan Krishna dengan para gopi, menunjukkan peran transformasionalnya, dalam membebaskan manusia dari ikatan dunia material. Setiap tindakan, juga cerita tentang Krishna memiliki makna simbolis, dalam perjalanan spiritual individu. Pengabdian sejati tidak hanya tentang kesopanan, tetapi juga tentang kesadaran penuh, menegenai hubungan intim yang mengarah pada pemahaman mendalam antara diri dengan alam semesta.
1. Misteri Kehadiran dan Permainan Sang Kesempurnaan: Krisna
Krishna memang benar-benar berbeda, kata Krishna (kr-s-na) memiliki dua setengah suku kata, begitu pula kata prema (cinta romantis). Maka wajar jika permainan Krishna penuh dengan prema. Tapi beliau bukanlah kekasih biasa. Sebenarnya, beliau adalah penjahat sejati, itulah sebabnya disebut dengan Chaliya, atau yang menipu. Krishna akan bermain-main dengan pemujanya, saat mereka menyembah-Nya. Mungkin hari ini Krishna akan sangat dekat dengan pemujanya, namun di lain hari, mereka tidak akan bisa menemukan-Nya sama sekali.
Saat Krishna bermain-main dengan para pemujanya, mereka seperti sedang diperas, karena akan merasakan sakitnya merindukan. Ketika selesai dengan segala permainan-Nya, maka kondisi pemujanya akan benar-benar lelah, dan kemudian menangis, dengan segenap jiwanya sambil berkata, “Kapan kamu datang kepadaku?”
Dan ketika Krishna telah datang, ia akan segera memegang tangan pemujanya dan tidak akan pernah melepaskannya lagi, bahkan melalui jutaan kelahiran, kecuali bahwa tidak mungkin ada jutaan kelahiran lagi setelah Krishna berhasil memegang tangan pemujanya. Pada akhirnya akan membawa pemujanya mencapai kondisi Tadrupata, yaitu kondisi dimana ada dua hati tapi hanya memiliki satu denyutan, dan selanjutnya menjadi identik dengan-Nya, bila itu yang mereka diinginkan. Namun sebagian besar penyembah Krishna tidak pernah ingin bersatu dengan-Nya, mereka akan selalu ingin menjaga jati dirinya, agar bisa merasakan manisnya-Nya berulang kali untuk selama-lamanya.