3. Pengabdian Hati: Peran Bhakti sebagai Jalan Bulan
Sedangkan orang yang mengikuti jalan bhakti, dalam ritualnya menggunakan lubang hidung kiri, atau Yamuna, ini melambangkan bulan. Bhakti memakan waktu sedikit lebih lama dibandingkan jalan jnana, dan bahkan di dunia nyata, sungai Yamuna terkenal lebih panjang daripada sungai Gangga. Dewa Yama sang dewa kematian, juga merupakan saudara dari sungai Yamuna, mengatakan, “Bahwa bila seseorang mandi di Yamuna pada Bhau Bija (Hari Saudara), maka semua karmanya akan terhapuskan. Oleh sebab itu orang mulai berbondong-bondong untuk mandi ke sungai Yamuna pada hari tersebut. Tapi yang dimaksud Yama adalah Yamuna terletak dibadan, yaitu lubang hidung sebelah kiri.
Tentu saja, sangat jarang seorang pria mampu menguasai bhakti, namun sangat mudah bagi seorang wanita. Seorang pria harus mengembangkan hati yang lembut, menyimpan rahasia, serta cinta internal. Namun, apa yang terjadi bila seseorang menatap Luna, sang bulan? Dia bisa menjadi gila. Ketika individu telah mencapai Maha Bhawa Samadhi, kita bisa menjadi gila, gila karena cinta serta kegembiraan tak terkendali. Bulan sendiri melambangkan pikiran, serta kesejukan. Bila mampu mendapatkan kesejukan serta pikiran penuh kenikmatan dari bulan, tentu akan manis sekali.
Kegilaan membuat jatuh cinta begitu indah. Matahari juga mencintaimu, tapi matahari begitu terik hingga akan membakar sampai kering kerontang, tanpa ada jeda permainan cinta di antaranya. Namun, Matahari mengajarkan sikap tidak mementingkan diri sendiri. Itu memang benar, keegoisan adalah musuh terburuk, tetapi tanpa keegoisan, maka tidak ada cinta.