4. Harmoni Spiritual: Keselarasan Jalan Bulan (Bhakti) dan Matahari (Jnana)
Rama, sebagai yang tercakup dalam kesempurnaan (Maryada Purushottama), berasal dari bangsa matahari, jalan hidupnya adalah pertapaan (jnana). Sedangkan Krishna, adalah Personifikasi Kesempurnaan (Purnat maka Purushottama), berasal dari bangsa bulan. Krishna suka bermain petak umpet dengan para penyembah-Nya (bhakta), dan tidak pernah membiarkan mereka menangkap-Nya sampai akhir. Sedangkan Bulan memperoleh cahayanya dari matahari, tetapi kita tidak bisa memandang matahari, tanpa menjadi buta. Sedangkan kita bisa menatap bulan, tapi bisa berakibat gila. Pilihan ada pada kita semua.
Oleh karena itu, mana lebih baik tergantung pada diri sendiri. Tapi ingat, bila memilih untuk mengikuti jalan jnana, maka akan menggunakan Surya Nadi, berakibat tubuh menjadi panas. Jalan ilmu pengetahuan (jnana) saat ini berbahaya karena banyak sekali godaan. Bila nafsu makan fisik sedikit saja terstimulasi, akan sangat sulit untuk mengendalikannya. Begitu banyak yogi pergi ke Barat, dan mulai menghancurkan dirinya sendiri. Mereka memang mempunyai niat baik, namun tidak menyadari, atau mungkin lupa, bahwa seorang yogi tidak bisa sekaligus menjadi bhogi (penikmat kenikmatan indera). Bhakti jauh lebih aman daripada jnana, karena menggunakan Chandra Nadi, ini membuat tubuh tetap tenang, meskipun membutuhkan waktu lebih lama, tapi tidak ada bahaya tergelincir.
5. Yajnopavita: Simbolisme dan Signifikansi dalam Tradisi Hindu
Karena jalan jnana penuh dengan bahaya maka para Brahmana, atau para golongan pendeta, diharuskan mengenakan benang sucinya, disebut jahnavi, atau yajnopavita. Jahnavi juga merupakan nama untuk Gangga, di sini adalah Gangga bagian dalam atau Surya Nadi. Tujuan dari benang suci ini adalah untuk mengontrol, serta meningkatkan fungsi saluran matahari ini, bertujuan untuk membantu mempelajari Weda sebagai jalan jnana, sedangkan para Brahmana, dianggap sebagai mengetahui Yang Mutlak.
Jahnavi selalu dikenakan dari bahu kiri hingga pinggang kanan, kecuali pada ritual tertentu seperti Pitri Tarpana atau pemujaan terhadap leluhur, dikenakan secara berlawanan bahu kanan ke pinggang kiri. Fungsi menyelempangkan benang tersebut adalah, untuk menciptakan rasa komando mental maupun fisik, seorang jahnavi mampu menciptakan rasa komando spiritual, hal ini diperlukan di jalan jnana. Inilah pengaruhnya terhadap pikiran.
Benang Jahnavi sendiri dibuat dari kapas dengan menggunakan tangan, bukan wol atau sutra, karena bahan-bahan ini memiliki potensi listrik yang berbeda. Jahnavi memiliki tiga helai benang, dengan menambahkan tiga simpul aneh. Sekarang sangat sedikit orang yang mampu mengetahui mengapa hal ini dilakukan. Hal ini berkaitan dengan tiga nadi terpenting dalam tubuh, serta tiga simpul utama yang harus ditembus, bila Kundalini ingin sepenuhnya dibangkitkan.
Apa sebenarnya dilakukan oleh seorang jahnavi terhadap tubuh fisiknya? tentu saja dengan membuat sisi tubuh kanannya maskulin, atau dominan. Sedangkan ketika dikenakan di bahu kiri, akan membantu pria untuk mengumpulkan, serta memanfaatkan shakti. Seorang wanita tidak perlu mengenakan jahnavi apa pun, karena dia sendiri adalah perwujudan shakti.