3. Pusti Marga: Jalan Bhakti Menuju Krishna dalam Advaita Vedanta
Sebelum menjabarkan langkah-langkah mengenai sadhana nada tersebut, terlebih dahulu kita harus memahami Pusthi Marga. Pushti Marga adalah jalan spiritual (marga) dengan eksponen terbesarnya adalah Vallabhacharya. Beliau hidup lebih dari lima ratus tahun yang lalu. Beberapa orang menerjemahkan Pushti Marga sebagai “Jalan Kemakmuran”, sedangkan lainnya sebagai “Jalan Rahmat“. Namun ketika berusaha memahami tentang pushti, ada ungkapan dari Mantra Maha Mrytunjaya mengatakan “Sugandhim Pushti Vardhanam”. Mantra Maha Mrytunjaya sendiri ditujukan kepada Dewa Siwa sebagai Dewa Kematian. Ketika menjapanya, sebenarnya sedang memohon kepada-Nya untuk memelihara hidup, serta meningkatkan kesejahteraan kita.
Filosofi Vallabhacharya disebut Shuddha Advaita (Non-dualitas Murni), dan mengikuti prinsip “Satu-dalam-Semua, Semua-dalam-Satu.” Vallabhacharya sendiri tidak pernah mengajarkan, untuk lari dari keduniawian, serta menjadi orang yang melepaskan keduniawian. Beliau mengajarkan setiap orang, untuk menjalani kehidupan Weda, yaitu hidup di dunia tanpa menjadi bagian dari dunia.
Jadi ini juga seperti ajaran Advaita Wedanta, namun sejauh ini kita hanya mengenal Advaita dari Shankaracharya, dan para pendukung aliran tersebut, yang menginginkan orang-orang percaya bahwa aliran mereka adalah satu-satunya Advaita Wedanta. Mereka suka memperdebatkan kenyataan, tentu saja wajar, karena itulah yang dilakukan Shankaracharya sepanjang hidupnya. Shankaracharya mengajarkan “Brhamam sat, jagan mithya” artinya yang absolut, dan tidak berwujud, adalah kebenaran mutlak, sedangkan kosmos, terwujud hanyalah mithya atau palsu.