4. Pusti Marga: Manisnya Bhakti dan Cinta Terhadap Krishna
Namun Vallabhacharya, seperti halnya kami para penganut Tantrik percaya, bahwa ketika Tuhan menciptakan alam semesta, serta melingkupinya, maka alam semesta akan sama benarnya dengan Tuhan, ini memiliki arti bahwa segala sesuatu di alam semesta, adalah bagian tak terpisahkan dari Tuhan itu sendiri.
Vallabhacharya sendiri tidak terlalu peduli dengan perdebatan, mengenai ketuhanan, dia lebih menyukai menghabiskan waktunya untuk memuja Krishna, dan menikmati kebahagiaan nektar melalui nama serta wujud manis-Nya. Kami menyebut Pushti Marga sebagai “Jalan Kemanisan”, karena banyaknya lagu manis ditulis oleh Vallabhacharya, dalam bahasa Sansekerta, tentang Kekasihnya. Sedangkan lagu Vallabhacharya paling terkenal adalah “Madhura-ashtaka“, atau Delapan Syair Pujian atas Manisnya Tuhan. Karena dari semua dewa, hanya Krishna yang madhu atau kemurnian serta manisnya tak tercampur dan salah satu nama-Nya adalah Madhava, “Yang Manis.”
Namun mengapa sekte tersebut tidak lebih dikenal? Hal ini karena banyaknya makna esoterik terkandung dalam doktrin mereka, membuatnya terlalu rumit untuk dijelaskan dengan mudah. Gaudiya Matha, merupakan asal mula Hare Krishna, mengajarkan pengabdian kepada Krishna dalam bentuk eksternal, serta eksoterik-Nya, mereka menolak segala bentuk esoterik lainnya. Doktrin ini membuatnya lebih mudah untuk dipahami.
Sedangkan Pushti Marga memercayai hal-hal terlihat, maupun tersembunyi, itulah sebabnya menurut kami mereka lebih unggul. Bila kita mempelajari ajaran Vallabhacharya, maka akan mempelajari sesuatu tentang Advaita Wedanta, juga mengenai makna tersembunyi dari permainan Krishna, serta bagaimana caranya bersikap manis.