3. Pengalaman dan Pembelajaran Seorang Pertapa Muda dalam Praktik Nyasa
Bila melakukan Nyasa secara benar, maka hasil yang diperoleh bisa menjadi sangat kuat. Pada suatu ketika di hutan, seorang pertapa muda bertemu seorang pertapa tua. Pertapa muda memberi hormat dengan menganggukan kepala. Melihat hal itu pertapa tua tersebut menjadi marah, “Kenapa kamu tidak menyentuh kakiku, untuk menunjukkan rasa hormat seperti seharusnya dilakukan? kamu anak muda bodoh, dan kurang ajar!”
Pertapa muda memberikan hormat, berkata kepadanya, “Oh Guruku! saya akan senang melakukannya, namun sekarang saya sedang berlatih Nyasa. Bila saya menyentuh kaki Anda, maka guru bisa hancur, hal yang tidak saya inginkan bisa terjadi. Itu sebabnya saya tidak menyentuh kakimu, tapi apabila Guru bersikeras, maka berikanlah sandal kayumu, dan saya akan memberi hormat pada sandal tersebut.”
Pertapa tua itu akhirnya menyetujuinya, dengan memberikan sandal kayunya. Pertapa muda pun menyentuhnya, lalu apa yang terjadi? Sandal kayu tersebut berubah menjadi bubuk kayu. Sontak pertapa tua tersebut mendapatkan kejutan seumur hidupnya, lalu menyadari, bahwa dia sedang menghadapai kekuatan diluar kemampuannya. Tapi ini hanyalah sebagian dari hasil yang diperoleh, bila melakukan latihan Nyasa dengan benar.