Tetapi bila ingin mengambil tanggung jawab dengan mengukir diri sendiri, kita wajib mengikuti arahan guru spiritual sampai tuntas. Apa yang terjadi bila tidak mengikuti instruksi sang guru? maka akibatnya seperti terjadi pada orang yang belajar mantra Gayatri diawal tulisan ini. Mereka berfikir lebih mengetahui langkah yang di ambil dengan aman, nyatanya tidak. Sekarang dia bahagia karena terlah menyatu dengan Narayana. Tapi bagaimana dengan istri yang menangis ditinggalkannya? Siapa yang bertanggung jawab menjadikannya janda? tentunya orang yang memberikannya mantra. Bila mengetahui betapa berbahayanya memberikan mantra, mereka akan berpikir ratusan kali sebelum melakukannya.
Perlakukan ini juga berlaku pada mantra yang tidak berbahaya, seperti mantra untuk mengendalikan ular, atau mantra Swapneshwari, sang dewi mimpi. Bahkan mantra Swapneshwari pun bisa disalahgunakan, Anda mungkin akan mengirimnya untuk menyusahkan orang lain dalam mimpinya, atau mengatakan kepadanya, “saya ingin melihat artis kesayanganku.” maka Anda akan melihatnya, tetapi kemudianbila mulai berkata, “Sekarang saya ingin melihat dia telanjang,” tentu akan melihatnya juga, tetapi pada akhirnya hal tersebut tidak baik bagi diri sendiri. Mantra bukanlah sesuatu yang bisa disalah gunakan.
Namun, bila digunakan dengan benar, mantra akan mampu menghasilkan keajaiban. Untuk hal ini kita harus berterima kasih kepada para Rsi, karena semua metode sadhana berasal dari mereka. Setiap Rsi adalah seorang ilmuwan melalui penelitiannya sendiri, dan ketika dia berhasil dalam penelitiannya, maka hasilnya akan bermanfaat dalam berbagai cara, seperti istilah “minyak tiga dalam satu”.
Misalnya, ular memiliki jenis racun yang berbeda-beda. Satu racun melumpuhkan saraf sedangkan yang lain mengencerkan darah sehingga terjadi pendarahan internal. Beberapa racun mengentalkan darah, bila membentuk gumpalan, maka jaringan tubuh tidak akan mendapat nutrisi yang tepat. Terkadang pembekuan darah bisa menyebabkan emboli yang mampu membunuh pasien.