2. Hubungan Sadhana Siwa dan Krishna: Menyatu dalam Harmoni
Krishna juga telah menundukkan Kundalini dengan cara yang berbeda. Suatu ketika Beliau menari di atas kepala seekor ular berbisa bernama Kaliya di tengah Sungai Yamuna, atau yang kita kenal sebagai jalan Bulan. Krishna menggunakan energi bulan untuk membawa Kundalini di bawah kendali penuh-Nya, dan kemudian menari di atas Kundalini! Biasanya Mahakali yang menari, namun kini Krishna membalikkan keadaan pada-Nya. Inilah sebabnya Siwa menyukai permainan Krishna. Namun Krishna mampu melakukan hal tersebut, hanya karena pikiran-Nya telah diteguhkan sepenuhnya oleh Siwa, itulah sebabnya Krishna menyukai permainan Siwa.
Berapa banyak orang yang menyadari bahwa sadhana Siwa adalah sadhana Krishna, begitu juga sebaliknya? Siwa tidak bisa hidup tanpa Wisnu dan Wisnu tidak bisa hidup tanpa Siwa; itu adalah ikatan timbal balik antara cinta dan kebutuhan. Itu harus; Mereka hanyalah dua aspek dari Wujud yang sama. Bila kita mengikuti jalan jnana, maka harus memuja Siwa. Pada kenyataannya, hanya ketika telah benar-benar menjadi Siwa, maka barulah benar-benar tahu cara memuja Krishna. Bila mengikuti jalan bhakti, kita harus memuja Krishna, atau perwujudan lain dari Wisnu, dan ketika mencapai Krishna, Dia akan mengajarimu segala sesuatu tentang Siwa, kecuali bila masih mampu mengingat Siwa sambil memandang keindahan Krishna. Yang satu adalah Yang Mutlak Yang Tidak Termanifestasi, yang lainnya adalah Kesempurnaan dari Perwujudan. Jadi di jalan jnana sebenarnya kita menjadi Siwa, sedangkan di jalan bhakti kita sedang beribadah, namun terpisah dari Krishna.
Inilah perbedaan antara doktrin mengenai non-dualitas dan dualitas. Siwa berisi segala sesuatu di dalam diri-Nya, beliau adalah jnani tertinggi. Ketika dewa cinta datang untuk menggoda-Nya, Dia malah membakar dewa cinta tersebut hanya dengan sekali pandang, melalui mata ketiga-Nya, atau mata jnana. Ketika tidak ada nafsu, maka tidak akan ada keinginan, tidak ada pergerakan energi keluar, dan alam semesta menjadi lenyap.
Dewa cinta terlahir kembali sebagai putra Krishna, karena Krishna adalah rasatmaka, penuh emosi yang membahagiakan. Inilah sebabnya mengapa Krishna menari Rasa-Lila, dan disebut dengan Ananda Ghana, Penuh Kebahagiaan. Beliau menyukai segala perhiasan dan kehidupan mewah. Itulah wujud dari Maya-Nya. Bila bosan dengan Maya dan menginginkan pelepasan keduniawian, maka kita harus menemui Dewa Siwa.