7. Kesimpulan
Ini adalah mengenai perbandingan hubungan antara Dewa Siwa dengan Dewa Krishna, serta konsep spiritualitas melingkupi keduanya. Di dalamnya terdapat penggambaran simbolis juga filosofis. Menggambarkan peran, sekaligus karakteristik masing-masing dewa, dalam konteks spiritualitas Hindu.
- Pertama, tulisan ini menjelaskan bahwa kedua dewa tersebut mewakili dua jalan spiritual berbeda, yaitu jalan jnana (Pengetahuan) dengan memuja Siwa, dengan jalan bhakti (pengabdian) memuja Krishna. Namun, meskipun mewakili jalan berbeda, keduanya sebenarnya saling terkait, dan saling melengkapi satu sama lain. Siwa tidak mampu hidup tanpa Krishna, begitu juga sebaliknya.
- Kemudian, terdapat penjelasan mengenai simbolisme dari rambut para dewa ini, menunjukkan perbedaan dalam pendekatan spiritual mereka. Rambut Krishna digambarkan seperti lebah yang selalu mencari nektar, melambangkan kesenangan duniawi dan keindahan, sementara rambut Siwa digambarkan seperti jata (gimbal), yang melambangkan ketenangan dan kesadaran murni.
- Selanjutnya, teks menggambarkan adegan-adegan mitologis, menunjukkan kedalaman cinta serta hubungan antara Siwa dan Krishna. Misalnya, adegan di mana Siwa menelan racun Halahala untuk melindungi dunia, serta hubungan antara Sungai Gangga dengan sungai Yamuna serta kedua dewa ini, yang melambangkan pembersihan karma juga jalan spiritual.
- Selain itu, teks juga menyoroti pentingnya pengendalian energi Kundalini, yang terkait erat dengan kedua dewa ini. Energinya bergerak melalui Chakra-Chakra dalam tubuh menuju Chakra tertinggi, yang kemudian membawa seseorang ke pengalaman spiritual mendalam.
Kesimpulannya, teks tersebut menawarkan pandangan mendalam, mengenai konsep-konsep spiritual dalam agama Hindu, dengan menyoroti perbedaan, serta kesamaan antara Dewa Siwa, dengan Dewa Krishna. Bagaimana keduanya mampu membawa manusia, menuju pencerahan, serta pemahamanmen dalam tentang diri dan alam semesta.